#CatatanAkhirTahun—Sambut Tahun 2022 dengan Dewasa. Selamat Tinggal Overthinking!

Setiap orang melalui fase bertumbuh, hanya saja tiap prosesnya berbeda-beda. Yuk, jangan overthinking lagi.

Setiap orang selalu bertumbuh di sepanjang. Ada yang berhasil bermetafosis sempurna, ada yang hanya setengah, ada juga yang tidak sama sekali. Proses inilah yang terkadang membawa seseorang secara tidak sadar bergelut dalam overthinking. Jeleknya, overthinking selalu menjerat hingga akhir tahun bahkan sampai-sampai pergantian tahun. Akibatnya, bukannya berkembang, justru makin stuck tanpa menemukan solusi.

Overthinking merupakan pikiran-pikiran tidak produktif. Dan, yang selalu ada di pikiran adalah hal-hal yang sama itu-itu saja. Apakah saya sudah berkembang? Sejauh apa saya sudah bertumbuh? Pencapaian apa saja yang sudah saya raih? Dan sebagainya dan sebagainya. Ujung-ujungnya menyalahkan diri karena semua pencapaian jauh dari ekspektasi.

Nah, bagaimana jika pemikiran itu kita ubah dari sekarang? Kita sambut tahun yang baru dengan jauh lebih dewasa. Jangan menyalahkan diri, lupakan perasaan menyesal, dan jauhkan pikiran-pikiran negatif. Menarik, bukan? Bagaimana cara mengatasinya? Keep scrolling!

ADVERTISEMENTS

1. Tidak ada salahnya sempatkan waktu barang sejenak untuk mengevaluasi diri. Ya, evaluasi. Tentang hal apa saja yang butuh kamu perbaiki atau tingkatkan di masa yang akan datang

Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels

Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels via https://www.pexels.com

Kamu butuh waktu, meski singkat, untuk merefleksikan apa saja yang sudah kamu lakukan di tahun 2021. Mengevaluasi apa-apa saja yang telah mengalami perubahan dalam hidupmu. Baik perubahan kecil maupun besar. Apakah perubahan itu sudah menjadi kebiasaan atau masih sesekali dikerjakan. Tulis semua perubahan sekecil apapun.

Contoh, di tahun 2021 kamu jarang bergerak. Kemudian memulai olahraga ringan seperti cardio dan semacamnya dengan intensitas 2-3 x dalam seminggu. Di tahun 2022, kamu hanya perlu meningkatkannya saja dan bukan mengubahnya.

Atau, di tahun 2021 kamu mempunyai resolusi mengurangi sampah plastik. Kamu mengganti benda-benda berbahan plastik di rumahmu dengan benda-benda berbahan ramah lingkungan. Di tahun 2022, kamu bisa melanjutkan resolusi tersebut sembari memulai program ramah lingkungan lainnya.

ADVERTISEMENTS

2. Berhenti menyesali sesuatu yang sudah terjadi. Lebih baik kamu perbanyak rasa syukur untuk setiap hal yang sudah kamu usahakan

Foto oleh Jill Wellington dari Pexels

Foto oleh Jill Wellington dari Pexels via https://www.pexels.com

Selalu ingat, apa-apa yang bagimu buruk belum tentu bagi orang lain. Misal, kamu merasa gagal padahal kamu sudah berjuang mati-matian. Maka, lupakan kegagalan itu dengan memperbanyak rasa terima kasih pada diri sendiri yang telah berusaha dan berupaya mati-matian. Bersyukur bahwa kamu masih diberi kesempatan, setidaknya untuk mencoba meski hasil akhirnya jauh dari apa yang diinginkan.

Tidak semua hal yang diperjuangkan harus berhasil, kan? Kegagalan mungkin akan membawa langkahmu pada yang terbaik. Selalu pikirkan saja bahwa dirimu beruntung, dengan begitu kamu akan lebih banyak dan lebih rajin bersyukur atas hidupmu hari ini, esok dan seterusnya.

ADVERTISEMENTS

3. Kamu merasa banyak kegagalan di tahun 2021? Luangkan waktu untuk membuat planning masa depan dengan bijak

Foto oleh Charlotte May dari Pexels

Foto oleh Charlotte May dari Pexels via https://www.pexels.com

Dengan adanya kegagalan, kamu akan berhati-hati dalam menyusun rencana untuk masa depan. Benar demikian? Luangkan waktumu untuk merancang rencana masa depan. Ingat, kamu harus jauh lebih bijak dalam menyusun rencana-rencana tersebut.

Jika perlu, kamu dapat menyisipkan rencana alternatif sekiranya ketika di tengah jalan kamu merasa jika rencana utama tidak berjalan sebagaimana diharapkan. Ini berguna agar ketika tidak tercapai, kamu tidak terlalu kecewa.

ADVERTISEMENTS

4. Jika sudah membuat planning, hal selanjutnya yang perlu kamu lakukan adalah komitmen

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels via https://www.pexels.com

Planning sudah ditulis, eits, belum serta-merta harus kamu realisasikan ya. Ada satu hal yang sangat perlu kamu lakukan sebelumnya. Yaitu, menguatkan atau mengadzamkan niat!

Kan menulis rencana hidup sama saja dengan niat.

Oh, belum tentu. Rencana adalah pengharapan alias harapan-harapan yang kamu inginkan. Sementara niat adalah sesuatu yang kuat atau keinginan kuat yang tertanam di hati tidak tergoyahkan. Niat dan komitmen, keduanya harus beriringan. Apabila niat dan komitmen ini berkolaborasi dalam mewujudkan suatu harapan, bukan tidak mungkin akan benar-benar menjadi kenyataan.

Nah, sekarang, setelah rencana sudah dituliskan, kamu hanya butuh membetulkan niat dan memperkokoh komitmen. Iya, komitmen bukan janji-janji kosong lho.

ADVERTISEMENTS

5. Setelah semuanya telah kamu rangkai, hal paling penting yang wajib kamu laksanakan tidak lain dan tidak bukan adalah ibadah dan berdo’a

Foto oleh Thirdman dari Pexels

Foto oleh Thirdman dari Pexels via https://www.pexels.com

Terakhir, perkuat hubunganmu pada Tuhan. Kekuatan do’a sangat luar biasa. Apa-apa yang kamu pikir tidak mungkin, dengan berdo’a semua bisa menjadi mungkin. Hal yang kamu pikir tidak akan terwujud, dengan meminta pada Tuhan secara tulus dibarengi usaha yang terus-menerus, tidak ada yang tidak mungkin.

Sebab, rencana Tuhan jauh lebih baik bahkan sempurna dibandingkan rencana manusia pada umumnya. Meski kita sudah merancang sedetail mungkin rencana-rencana hidup untuk menyongsong satu dua tahun ke depan, tapi jika Tuhan tidak berkehendak, kita bisa apa?

Seseorang pernah berkata, usaha dan do’a adalah milik manusia, sisanya biar tangan Tuhan yang bekerja. Dan memang benar demikian, setelah kamu berusaha dan berdo’a, giliran kamu percayakan segala sesuatunya pada Tuhan.

Tuhan tidak pernah mengecewakan. Semoga dengan membaca tulisan ini, kamu tidak overthinking lagi ya. Semangat menyambut harapan yang baru di tahun 2022!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

selalu ingin belajar menulis