Pernah ngerasain nggak sih, sudah berjuang mati-matian tapi tetap saja orang lain yang dengan mudahnya mendapatkan?
Apa usahamu kurang? Apa karena faktor keberuntunganmu sudah habis? Atau karena hal lain?
Pernah nggak sih kamu sampai bertanya-tanya kepada dirimu sendiri, marah, kecewa, tapi tak kamu temui jawabannya?
Ternyata sepenuhnya bukan karenamu kok. Adakalanya resolusi yang sudah kamu bangun pun ada saja yang tidak menyetujuinya. Ada saja yang akan membandingkan bahkan menertawakannya. Dari beberapa alasan ini, manakah yang paling besar pengaruhnya untuk dirimu?
ADVERTISEMENTS
1. Terlalu fokus dengan komentar orang lain yang tidak memahami posisi dirimu sebenarnya
Pernah nggak sih, nggak ada hujan nggak ada petir, tiba-tiba saja ada yang datang memberikan nasihat atau sarannya padamu? Tapi saran atau nasihat itu justru hanya menyudutkan dirimu? Coba kamu ingat-ingat!
Bukannya termotivasi, kamu mulai mencari kesalahanmu, mulai insecure, mulai tak percaya diri.
Dalam hati kamu pun berkata: Kamu tidak tahu posisiku sebenarnya. Bagimu memang mudah, tapi bagiku tidak.
Meski terkadang nasihat mereka ada benarnya, bukan berarti pilihanmu salah. Kamu yang lebih tahu siapa dirimu. Jangan karena mereka lebih berpengalaman bisa sesukanya menghakimi apa yang kamu kerjakan.
ADVERTISEMENTS
2. Terlalu banyak alasan untuk memulai, ujung-ujungnya beranggapan kalau orang lain lebih beruntung dari dirimu
Sampai saat ini, apa sih yang benar-benar membuatmu tak bisa mewujudkan impianmu? Karena biaya, sarana-prasarana, dukungan orangtua, atau alasan lainnya? Atau jangan-jangan ada yang salah dengan dirimu?
Coba pejamkan matamu, tarik nafas dan hembuskan secara perlahan. Pernah kamu temui seorang bapak, anak, ibu atau siapa pun itu di jalan raya sedang mencari nafkah? Dengan usaha kecil-kecilannya, kehujanan kepanasan, bahkan sering tidak lakunya, tapi mereka tetap bertahan?
Apa jadinya jika mereka tidak pernah mau memulai padahal ada keluarga yang harus makan? Apa jadinya jika kamu pun harus tetap menatap cermin tanpa memulai apa yang sebenarnya kamu bisa?
Persoalan biaya atau kendala apapun itu pasti ada. Tapi banyak juga kamu temui, bahwa mereka pun mampu melakukannya meski dengan permulaan yang serba terbatas, biaya, fasilitas bahkan meminta izin orangtua yang masih berangsur sampai sekarang.
ADVERTISEMENTS
3. Tidak mempercayai diri sendiri kalau sebenarnya dirimu itu mampu. Kamu hanya perlu mengenali apa yang menjadi kelebihanmu
Terkadang ketika kamu melihat orang lain, entah itu teman saudara atau bahkan pacar gebetanmu sukses dengan apa yang mereka lakukan, kamu pun mulai melihat kekuranganmu. Dan secara tanpa sadar kelebihan yang selama ini kamu miliki terasa tak ada gunanya. Kamu merasa sia-sia saja, karena orang lain bahkan mungkin orangtuamu tidak mau melihat prestasi apa yang sempat kamu torehkan.
Kamu berharap ukuran kesuksesan bukan hanya karena uang atau jabatan. Namun tetap saja kenyataan di lapangan adalah keadaan yang sebaliknya. Tetap kuatkan dirimu, yakini apa yang sudah kamu mulai dan percayalah kelebihanmu beda dari orang lain.
ADVERTISEMENTS
4. Terlalu meratapi kegagalan, hingga lupa kalau kehendak Tuhan juga turut ambil bagian
Kalau kamu menyangka hanya dirimu yang mengalami kegagalan yang bertubi, itu salah besar. Bukankah sering kamu temui pula bahwa banyak dari orang-orang hebat yang dulunya juga serba susah dan banyak kegagalannya, namun mereka akhirnya bisa berhasil membuktikannya?
Memang rasanya sedih, siapa yang bilang gagal itu menyenangkan? Tapi bukankah Tuhan jauh lebih tahu apa yang terbaik untuk kamu?
Pernahkah kamu mengalami suatu hal yang bagimu itu adalah suatu kegagalan, ditambah lagi sampai orang lain menyalahkanmu, namun bagi Tuhan itu adalah cara membuktikan bahwa Ia punya banyak cara untuk memprosesmu menjadi manusia yang luar biasa nantinya? Jika pernah berarti kamu bukan semata-mata gagal, tapi Tuhan memberikan kesempatan untukmu terus belajar menjadi lebih baik lagi.
ADVERTISEMENTS
5. Orangtua yang membandingkan dengan kesuksesan orang lain, tanpa memberikan waktu untukmu menunjukkan kemampuanmu
Sampai saat ini masih ingatkah berapa kali orangtuamu membicarakan kesuksesan teman-temanmu bahkan di depanmu langsung? Bagaimana perasaanmu? Sakit hati, kecewa, marah dan bahkan menyalahkan diri sendiri? Atau memilih diam lalu menyimpannya sampai membuatmu sakit karena kepikiran setiap saat?
Entah kenapa anak tetangga selalu lebih pintar, lebih baik, lebih segalanya dibandingkan anak sendiri, pikirmu.
Teruntukmu orangtua dimanapun berada, perlu disadari setiap anak pasti memiliki kelebihannya sendiri. Berikan mereka waktu untuk menggali lebih dalam, membuktikan bahwa mereka juga kamu pun bisa, meski kisahnya tak sama dengan anak orang lain.
Jadi, mulai sekarang jangan salahkan dirimu sendiri terus ya. Orangtua juga perlu intropeksi diri, dan kamu pun butuh waktu sampai resolusi itu terealisasi. Kalau orang lain masih tak percaya tentang mimpimu, biarkan waktu dan kamu yang berjuang membuktikannya. Tidak sepenuhnya semua salahmu kok kalau saat ini masih gagal. Memang belum waktunya saja. Ok? 🙂
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”