2021 sudah usai dan 2022 sudah dimulai. Itu artinya, saat ini kita masih berada di eofuria tahun baru dan tentunya siap untuk membuka lembaran kehidupan yang baru, menjadi pribadi baru yang lebih baik lagi, dan tak lupa adalah menyusun resolusi.
Sudah menjadi kebiasaan dan bahkan menjadi hal yang kurang afdol apabila ditahun baru ini, kita tidak menyusun target atau resolusi. Tetapi, terkadang diri kita juga ada rasa ragu. Berkaca dari tahun sebelumnya sih target yang dibuat banyak yang meleset, resolusi yang ditulis kok banyak yang tidak realistis. Pada akhirnya, kitapun menyerah pada keadaan dan memohon kepada Tuhan agar setiap hari yang penting kita dimudahkan segala urusan, hidup pada akhirnya hanya mengalir saja tanpa arah tujuan hidup yang mapan. Sekadar menjalani hari. Tiba-tiba sudah bertemu dengan tahun yang baru lagi.
Tapi apakah menyusun resolusi itu penting?
Menurut Dosen Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Laelatus Syifa, resolusi itu menjadi hak setiap orang dan disesuaikan dengan kepentingannya masing-masing. Ia menyebutkan, sebenarnya, membuat resolusi tidak harus menunggu momen tertentu seperti tahun baru. Resolusi yang baik didasarkan pada evaluasi di masa lalu dan harapan ke depan. Tentunya, harapannya agar orang tersebut bisa terus berprogres lebih baik lagi kedepannya. Untuk itu, tidak ada kewajiban ya ketika ditahun baru kita membuat resolusi karna kapanpun waktunya kita bisa membuat resolusi.
Nah, sebenernya faktor apa aja sih yang membuat resolusi kita tidak terealisasi? Hanya semangat diawal saja, dipertengahan tahun kita lupa dan akhirnya menyerah, tanpa sadar tahun sudah mau berakhir dan berganti.
ADVERTISEMENTS
1. Rencana yang muluk-muluk dan tidak terukur
Memang benar kata pepatah, bermimpilah setinggi langit, tetapi cita-cita atau mimpi yang kita capai juga harus terukur. Apakah resolusi atau target yang kita impikan bisa tercapai dalam waktu satu tahun kedepan?
Kira-kira dengan posisi kita yang saat ini berapa lama waktu yang kita butuhkan dan instrument apa yang bisa kita pakai atau kembangkan, agar kita bisa mencapai resolusi yang kita buat? Untuk itu, ketika membuat resolusipun harus detail dan terukur serta realistis agar resolusi kita bisa tercapai dan tidak mandeg ditengah jalan.
ADVERTISEMENTS
2. Tidak berefleksi dan kurang introspeksi diri
Ketika akan menyusun resolusi kedepan, kita perlu merefleksikan diri kita terlebih dahulu. Kira-kira hal apa yang perlu kita perbaiki dari pribadi kita sendiri sehingga kita juga bisa berkembang lebih baik menjadi pribadi.
ADVERTISEMENTS
3. Diri yang kurang komitmen
Salah satu penyebab seringnya resolusi kita tidak tercapai adalah kurangnya sikap komitmen kita pada diri sendiri. Masih sering menunda-nunda, terlalu memaklumi diri sendiri, lama kelamaan resolusi yang tadinya kita anggap penting menjadi hal sepele dan tidak berharga untuk kita capai.
ADVERTISEMENTS
4. Menghabiskan waktu untuk hal yang tidak sesuai dengan tujuan kita
Pernah dengar kalimat jangan sia-siakan waktu 5 menitmu? Ternyata, waktu 5 menit yang kita punya sangat berharga. Bayangkan saja, jika hidup kita didunia ini hanya tersisa 5 menit, pasti kita akan melakukan hal yang menurut kita paling penting dan bermakna.
Begitupun ketika kita ingin mencapai resolusi, gunakanlah waktu kita untuk hal-hal yang bermanfaat untuk mencapai resolusi kita, sehingga kita bisa terhindar dari waktu yang sia-sia.
ADVERTISEMENTS
5. Enggan mencari relasi dan mencoba melakukannya sendiri
Hal yang sering terjadi adalah bahwa resolusi diri harus dijaga rapat-rapat dan cenderung privasi. Tetapi pada kenyataannya, untuk mencapai resolusi yang kita punya, kita perlu adanya relasi, perlu adanya lingkungan yang baik, support system yang kita butuhkan, wadah yang bisa kita gunakan untuk mengembangkan potensi kita.
Jika kita hanya berjalan sendiri, kemudian kita tak punya ruang untuk mewadahi potensi kita, alhasil resolusi yang kita punya hanya jadi angan belaka.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”