Depok, Desember 2021.
Tahun ini akan segera berakhir. Orang-orang saling meributkan apakah resolusi yang disusun di awal tahun 2021 telah terealisasi. Satu dua berbangga diri karena berhasil mewujudkannya. Tiga empat bahkan lebih mulai menggalaukan karena separuh resolusi tidak terwujud sesuai ekspektasi. Lantas haruskan bersedih diri? Aku rasa sih, tidak. Sebab, ada hal-hal yang harus direnungkan, sebetulnya. Berhasil atau tidak terealisasinya suatu resolusi ada di tanganmu, dan, tentu saja kesempatan. Jadi, jangan terlalu terbenam dalam kesedihan.
Sebelum terlambat dan sebelum 2021 sempurna berakhir, aku ingin mengajakmu sedikit merenung. Tentang hal-hal yang mungkin bisa membentukmu menjadi sosok yang lebih baik. Atau, boleh jadi, catatan ini akan membantumu merealisasikan mimpi-mimpi yang kamu catat sebagai resolusi di tahun 2022 nanti.
Apa saja? Yuk, kita baca dan renungkan bersama.
ADVERTISEMENTS
1. Dirimu selalu bertumbuh dan pikiranmu pun secara otomatis dipengaruhi oleh lingkunganmu. Jangan ragu untuk mencipta jarak bila lingkungan tersebut tergolong toxic
Lingkungan tempat bertumbuh turut andil dalam membentuk pribadi dan pemikiran kamu. Sebab, 90% waktumu dihabiskan di lingkungan yang sama. Selebihnya, kamu dibentuk di lingkungan sekolah, tempat kerja, dan sebagainya. Oleh karenanya, sedikit banyak lingkunganmu akan membawa pengaruh luar biasa dalam kehidupanmu.
Maka, ketika kamu mulai merasa bahwa lingkunganmu ternyata beracun (toxic) ada baiknya kamu mencipta jarak. Mungkin terdengar sedikit kejam, namun, ini pilihan. Hanya saja, apakah kamu sanggup seumur hidup terkungkung di dalam lingkungan yang tidak baik bagi emosi, mental dan fisikmu?
ADVERTISEMENTS
2. Pilih lingkungan yang sekiranya mampu mendukung masa depanmu
Selanjutnya, ketika kamu telah mencipta jarak pada lingkungan beracun, kamu hanya perlu memilih lingkungan yang dapat mendukung masa depanmu. Pilih lingkungan yang tenang dan membawa energi positif bagi keberlangsungan dirimu. Pilih lingkungan yang dapat mendukung proses bertumbuhmu ke versi yang lebih baik.
ADVERTISEMENTS
3. Manusia adalah pencipta rasa kecewa. Jangan terlalu menggantungkan harapanmu pada sesama mereka
Berharap pada sesama manusia hanya memberimu luka. Itu bukan kalimat kosong belaka, sebab, itulah adanya. Meletakkan pengharapan pada manusia akan selalu menggoreskan rasa kecewa. Dan, kamu sebenarnya paham sekali akan hal itu.
Mulai hari ini, jangan lagi menaruh harapan-harapan pada manusia. Terutama pada orang yang amat sangat kamu harapkan akan peka. Rasa-rasanya, bumi terbalikpun mungkin ia tidak akan peduli.
ADVERTISEMENTS
4. Dendam tidak membawamu pada kelegaan juga tidak memberikan manfaat kecuali kerugian. Pilihlah memaafkan meski sulit sekalipun
Belajarlah untuk meluruhkan semua kecewa dan juga dendam dengan memaafkan. Kamu hanya akan lelah seorang diri jika terus-menerus menumpuk dendam tidak berkesudahan. Sebab, dendam cukup menguras banyak energi dan pikiran.
Sesulit apapun, cobalah memaafkan. Ini untuk ketentraman dirimu, ketenangan mentalmu, dan kebaikan dirimu. Memang sulit, tapi setidaknya kamu tidak menumpuk penyakit hati yang hanya menghabiskan sebagian besar waktu dan kesempatanmu.
ADVERTISEMENTS
5. Teruslah berkembang. Jangan hiraukan ucapan orang lain
Berproseslah. Sekecil apapun itu, teruslah berkembang. Sesulit apapun rintangan yang menghalangi, tetap berproses. Meski banyak orang di kanan dan kiri melambungkan namamu dengan citra negatif, cobalah untuk tidak menghiraukan.
Kamu yang paling tahu dirimu. kamu yang paling paham batas kemampuanmu. Selagi kamu yakin dan terus berusaha, kamu pasti akan berhasil. Sekali lagi, biarkan orang berkata apa, kamu harus tetap bahagia.
ADVERTISEMENTS
6. Menjadi individu yang baik tidak akan pernah merugikanmu
Teruslah menjadi individu yang baik karena kebaikan akan senantiasa berbalik kepadamu. Bak cermin, apa yang terlihat akan terpantul lagi ke kamu.
Kamu tidak akan pernah rugi. Menjadi baik akan selalu menghadirkan sisi dan energi positif pada dirimu. Pun, orang-orang akan lebih menghargai kamu. Beda halnya jika kamu menjadi sosok yang jahat, pamrih dan tercela yang pada akhirnya menyebabkan kamu dikucilkan dari pergaulan.
Tetap jadi baik, ya, anak baik.
7. Usaha baikmu belum tentu dihargai oleh sesama manusia. Tapi tidak di mata Sang Pencipta
Tinggalkan sikap pamrih, pupuk sikap ikhlas. Coba tanyakan pada dirimu, apakah selama ini kamu berlaku baik hanya pencitraan agar mendapat pujian? Jika iya, maka segera tinggalkan. Tidak semua manusia menghargai sikap dan usaha baikmu. Meski kamu telah berupaya mati-matian, berpeluh darah, bila mereka tidak peduli maka selamanya tidak akan menaruh peduli padamu. Namun, tidak di mata Sang Maha Pencipta. Setiap usaha baikmu akan selalu tercatat sebagai pahala oleh-Nya.
8. Tak perlu berputus asa. Tuhan bisa membantumu kapan saja bahkan dengan cara yang di luar logika manusia
Tak perlu mencemaskan tentang hari-hari yang belum terjadi. Tak perlu risaukan esok lusa apakah akan ada hati yang tertambat padamu. Kamu boleh jadi menduga-duga, boleh jadi sudah berburuk sangka, tapi Tuhan memiliki segala rencana yang paling indah. Jadi, bersabarlah.
Tuhan bisa membantumu kapan saja, bahkan dengan cara yang tidak pernah terpikirkan olehmu. Barangkali bagimu mustahil, tapi bila Tuhan sudah berkehendak, tidak ada yang mustahil bagi-Nya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”