Membiasakan menyisihkan uang dari penghasilan sepertinya sulit ditanamkan pada pemikiran generasi milenial. Suka duka tengah di alami generasi ini saat memulai memasuki usia pekerja muda. Faktanya milenial lebih mengedepankan gengsi dibandingkan pintar mengatur keuangan pribadi. Lebih memikirkan belanja ketimbang menyisihkan uang untuk masa tua.
Barang branded ibarat kasta, nongkrong di gerai kopi mahal ibarat jantung. Tak bisa lepas dari kehidupanmu. Tanpa sadar, kamu tidak akan punya bekal untuk hari esok. Untuk mengaturnya, pola pikir ini paling mudah kamu terapkan :
ADVERTISEMENTS
1. Yang paling pertama adalah bagi uangmu sesuai kebutuhan untuk membatasi pengeluaran
Membagi bagi uang dari total gajimu untuk pengeluaran adalah part paling penting. Ini akan mencegah pengeluaramu selama sebulan penuh. Berfungsi juga sebagai kontrol kamu ketika mengeluarkan uang. Misal gaji kantormu 4 juta, bisa kamu sisihkan untuk tempat tinggal, nabung, dan kebutuhan sehari-hari.
ADVERTISEMENTS
2. Kamu berhak belanja, jalan-jalan dan nongkrong asalkan di catat di monthly list
Tak ada yang tak bisa jika kamu ingin melakukan semuanya setiap bulan. Bedanya, mulai sekarang kamu harus punya catatan setiap bulan agar semua tujuanmu tercapai. Semua kegiatan yang kamu kerjakan harus seimbang untuk self growth-mu juga. Monthly to do list juga berguna untuk membatasi kegiatan yang tidak perlu kamu lakukan agar keseharianmu lebih teratur.
ADVERTISEMENTS
3. Bagi milenial yang shopaholic tingkat paling atas. Terapkan pola Satu benda, satu kali, setiap bulan
Bagi kamu yang sulit melepas kebiasan belanja, kamu tetap bisa belanja dengan menerapkan pola ini. Jika biasanya apapun bisa kamu beli selama uangmu belum habis, sekarang saatnya membatasi barang yang ingin kamu beli. Kamu masih bisa jalan-jalan, membeli baju, tas, makeup, skin care dll.
Hanya saja setiap bulan kamu boleh membelinya satu saja. Misal, bulan ini kamu membeli baju satu, makeup satu dan nongkrong satu kali. Dengan itu, kamu tetap merasakan semua yang biasa kamu lakukan dengan catatan hemat.
ADVERTISEMENTS
4. Gengsimu pakai brang branded tinggi? Masih bisa banget hemat kok
Kebanyakan, milenial pakai barang branded itu karena gengsi bukan karena kualitas. Nah bagi kamu yang ingin tetap pakai barang dengan brand tertentu, bisa kamu datang ke store saat banyak diskon. Potongan harga bisa sangat jauh berbeda. Atau kamu bisa cari factory outlet yang jual barang branded yang original namun semacam stock lama yang tidak sempat terjual. Kamu tetap bias eksis pakai barang ori. Seru kan
ADVERTISEMENTS
5. Orang tua berhak berbahagia atas penghasilan yang kamu dapatkan
Bagaimanapun kita, orang tua berhak dibahagiakan hatinya. Walaupun hanya sedikit yang bisa mereka terima. Tidak ada salahnya menyenangkan orang tua dengan uang yang kita punya sendiri. Toh selama kita hidup kalo bukan orang tua siapa lagi yang membiayai juga sebagai bentuk terima kasih. Coba belikan orang tuamu sesuatu saat pulang ke rumah dengan kejutan kecil. Apapun yang kamu beri, mereka akan bersenang hati.
ADVERTISEMENTS
6. Menabung untuk kehidupan barumu. Untuk masa setelah masa tuamu
Nasihat tua yang sering dilupakan adalah sedekah. Kadang, kalo uangmu keluar untuk sedekah rasanya berat karena hilang begitu saja. Padahal sedekah adalah menabung untuk di masa yang akan dating, hanya saja belum terasa sekarang.
Sisihkan 2,5% persen gajimu untuk kebahagianmu nanti. Rajinlah menabung untuk akhirat karena uang yang kita keluarkan akan diganti berkali lipat. Uangmu yang pergi untuk sedekah kembali lagi untukmu sendiri.
Tidak ada yang salah merasa bangga karena bisa menghasilkan uang berkat kerja keras sendiri. Hanya saja, foya-foya juga bukan pelarian utama saat nasihat keuangan itu jelas adanya. Sadar atau tidak, menahan pengeluaranmu bukan hanya untuk mengumpulkan uang yang banyak tapi kamu juga bisa belajar untuk mengendalikan dirimu sendiri. Tenang saja, jika sudah memiliki uang banyak kamu bisa membeli apapun yang kamu mau, tahan sebentar untuk hari esokmu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”