Aku tidak pernah menyangka bahwa aku ternyata harus masuk dalam fase sendiri dan kesepian yang sangat begitu mencekam. Fase yang mungkin sering menjadi candaan oleh mereka yang tidak merasakan bagaimana mencengkamnya ketika terpaksa terjebak di dalam fase ini. Jauh dari keluarga, teman-teman terdekat sibuk dengan urusan masing-masing, teman-teman yang lain satu per satu sudah berkeluarga, dan banyak hal lain yang menyebabkan rasa sepi itu muncul.
Aku dulu berpikir bahwa kesepian bukanlah hal yang mengerikan dan merupakan hal yang biasa saja. Namun ternyata aku salah besar. Kesepian yang ternyata menghinggapiku berhasil membuat kesehatan fisikku makin lama makin menurun. Sakit yang dulu tidak parah, menjadi terasa semakin berat ketika aku terjebak dalam fase kesepian ini. Hingga akhirnya aku harus berobat demi mendapatkan fisik yang sehat kembali. Namun aku sadar bahwa penyebab utama dari sakitku tersebut adalah pikiran yang tidak terkontrol karena kondisi sepi yang kerap kali datang. Hingga akhirnya aku mencoba menyembuhkan diriku dengan beragam cara.
Berikut caraku untuk membuatku bangkit melawan rasa sepi yang sering kali datang :
ADVERTISEMENTS
1. Menjadi anggota gym
Banyak sumber yang kubaca dari artikel-artikel, “Cara mengatasi kesepian” di luar sana mengatakan bahwa berolahraga adalah menjadi salah satu cara untuk mengisi waktu kosong. Selain membuat tubuh menjadi sehat dan bugar, olahraga juga memacu mengeluarkan hormon yang membuat bahagia. Awalnya aku percaya tidak percaya dan selalu tidak suka untuk olahraga seorang diri, sementara bergantung kepada orang lain bukan solusi yang tepat dalam mengatasi hal kesepian.
Akhirnya aku memaksakan diri untuk merogoh kantong yang tidak sedikit untuk mendaftar dan berlangganan menjadi anggota dari sebuah tempat gym di sekitar tempat tinggalku. Ternyata cara ini efektif memaksaku untuk berolahraga karena menyadari uang yang dikeluarkan tidaklah sedikit dan benar ternyata efek setelah berolahraga adalah aku merasa lebih bahagia dan jauh lebih bugar badannya. Cobalah!
ADVERTISEMENTS
2. Kembali menjadi seorang pendengar radio
Mendengarkan radio sudah menjadi salah satu kebiasaan yang kumiliki semenjak aku duduk di bangku SD. Mendengarkan program siaran sambil belajar adalah kebiasaan yang kumiliki hingga bangku kuliah. Kebiasaan itu terhenti ketika aku mulai merantau. Mengenal daerah baru, tidak serta merat membuatku mudah beradaptasi dengan mana siaran radio yang bagus. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk kembali mengaktifkan kebiasaanku mendengarkan radio dengan teknologi automatic tuning dari radio yang memang ada di ponselku.
Dari situlah aku menemukan mana radio-radio yang akan kudengarkan dan memiliki jaringan yang bagus dari kamarku. Bagiku mendengarkan radio itu seperti orang yang sedang diberikan dongeng, sehingga aku merasa tidak sendirian 🙂
ADVERTISEMENTS
3. Menambahkan piranti tv di dalam kamar
Sebenarnya fungsi TV ini hampir sama seperti fungsi radio. Namun kehadiran TV membuat visualisasi suara semakin nyata. Sehingga apabila aku tidak menemukan siaran penyiar di radio, aku akan menggunakan TV sebagai sarana aku mendengarkan suara dari orang yang bercakap-cakap. Dari situ aku merasakan bahwa rasa sepiku semakin berkurang.
ADVERTISEMENTS
4. Memanfaatkan fitur Ask Me di Instagram untuk mendapatkan interaksi dari teman online
Apa kalian pernah membaca pernyataan ini, “Orang yang sering posting di sosial media adalah meraka yang merasakan kesepian.” Dahulu aku menyangkal, namun ternyata memang benar. Aku memang melakukan hal tersebut. Ketika aku tidak berhasil mendapatkan teman secara nyata dan aku membutuhkan kawan berbicara, maka aku akan mencoba mencari kawan berbicara melalui sesuatu yang aku posting.
Untuk memancing interaksi, kumanfaatkan fitur “Ask Me” di Instagram untuk membuka suatu topik yang memnacing diskusi. Ya karena memang niatnya hanya mencari teman berbicara, terkadang suka ada yang kasih respon tapi terkadang ada juga yang tidak. Jadi, jangan terlalu berharap banyak pada hal ini. Tapi kalo sedang banyak yang memberikan respon, aku merasakan rasa sepi itu benar-benar bisa lenyap seketika.
ADVERTISEMENTS
5. Ikut kelas kuliah Whatsapp
Aku pernah mengikutinya dan ini juga terbukti ampuh untuk menemukan teman senasib dan sepenanggungan. Ikuti kuliah whatsapp dengan topik yang sesuai dengan hal yang kita inginkan dan kita minati. Dengan mengikuti kelas ini, selain pengetahuan kita terupgrade, pikiran kita tidak lagi akan terfokus dengan rasa sepi yang kita miliki.
ADVERTISEMENTS
6. Perbaiki hubungan dengan Tuhan
Ini saran yang mungkin kerap kali kita dapatkan. Berdialog kepada Tuhan adalah cara kita menyadari bahwa kita masih memiliki Tuhan yang tidak pernah berpaling sedetikpun dari kita. Karena aku adalah seorang muslim maka aku mulai perbaiki dari sholatku, doa-doa yang aku rapalkan setelah sholat, kemudian rutin membaca Al-Quran serta memperdalam ilmu agama. Ada rasa berbeda setelah kita mengadukan dan memasrahkan segala urusan dengan Sang Pemilik Hidup. Aku menjadi jauh lebih ikhlas dan legawa menerima kondisi ini.
7. Ikut kelas komunitas
Mencari sesuatu yang kita senangi adalah suatu pelarian dari rasa sepi. Mengikuti kelas yang mungkin dilakukan setiap Sabtu atau Minggu bisa mengurangi rasa sepi dan juga bisa menambah relasi pertemanan. Cari sesuatu yang kita minati terlebih dahulu lalu kemudian cari komunitas apa yang cocok untuk kita ikuti.
8. Duduk seorang diri di coffee shop sembari membaca buku
Keluar dari kamar dan mencari keramaian membuatku bisa merasakan sedikit terlapas dari rasa sepi. Walaupun kita duduk seorang diri di tempat tersebut, namun menyadari ada orang lain di sekitar kita membuat kita sadar bahwa kita tidak sendirian. Ada beragam aktivitas yang bisa kita amati.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”