Kekerasan seksual semakin marak di Indonesia saat ini. Peningkatan kasus yang teridentifikasi meningkat tajam di tahun 2016. Begitu banyak anak-anak yang menjadi korban. Nah, Bunda, saatnya kita mengenali tanda-tanda di sekitar kita. Gejala-gelaja yang biasanya muncul pada anak dengan kekerasan seksual. Supaya kita bisa tanggap memberikan penanganan yang tepat. Namun, gejala-gejala ini harus dilihat secara keseluruhan. Karena jika hanya melihat satu gejala saja, tidak bisa menentukan apakah anak benar-benar menjadi korban kekerasan seksual. Yuk, lebih saksama!
ADVERTISEMENTS
1. Mimpi buruk atau gangguan tidur lainnya
Anak yang menjadi korban kekerasan seksual biasanya mengalami gangguan tidur. Mimpi-mimpi buruk juga kerap kali dirasakan oleh sang anak. Bahkan tak jarang anak terbangun di tengah malam. Gejala ini memang umum terjadi pada anak-anak. Namun jika sebelumnya anak tidak mengalami gangguan tidur, ada baiknya gejala ini diwaspadai ya, Bun.
ADVERTISEMENTS
2. Perubahan mendadak dalam pola makan
Bisa jadi, anak yang menjadi korban kekerasan seksual mengalami perubahan mendadak dalam pola makan. Misalnya anak menjadi berkurang nafsu makannya.
ADVERTISEMENTS
3. Emosi tidak stabil
Kalau Bunda menemukan anak menjadi labil emosinya, kasar, gampang marah dan lebih tempramen dari biasanya, bisa jadi itu adalah tanda anak telah mengalami kekerasan seksual.
ADVERTISEMENTS
4. Kata-kata kunci
Nah hal ini yang mungkin paling terlihat berbeda pada anak yang telah mengalami kekerasan seksual. Anak mempunyai kata-kata kunci atau kosa kata baru dalam meyebut sesuatu. Seperti, "aku tadi habis makan permen coklat, tapi bentuknya ga seperti permen yang biasa aku makan." Anak menyebutkan "permen coklat" untuk menunjukkan alat kelamin pria. Hal ini bisa menjadi gejala anak korban kekerasan seksual.
ADVERTISEMENTS
5. Rasa takut yang tidak biasa
Anak korban kekerasan seksual mungkin akan mengalami rasa takut yang tidak biasa akan suatu hal. Entah itu bertemu orang baru atau ketakutan pada tempat tertentu. Misalnya anak menunjukkan rasa takut yang berlebihan ketika Ia melihat sesosok orang yang memiliki ukuran tubuh yang sama dengan pelaku. Selain itu, seringkali tempat terjadinya kekerasan seksual itu akan memancing rasa takut anak. Sangat mungkin jadi pertanyaan bagi Bunda ketika anak menunjukkan reaksi ketakutan berlebihan saat melihat suatu tempat.
ADVERTISEMENTS
6. Menolak berbicara rahasia pada orang dewasa
Anak korban kekerasan seksual cenderung menutup diri dan menjadi anak yang pendiam. Ketika ditanya oleh orang dewasa, anak memilih bungkam.
7. Tiba-tiba punya uang atau mainan baru
Bunda dan para orangtua pastinya tau kisaran mainan yang dapat dibeli sendiri oleh anak dengan uang jajan yang dikasih oleh orangtua. Akan sangat mencurigakan jika anak mendadak punya uang yang cukup besar atau lebih besar daripada uang yang dikasih oleh orangtua. Tak hanya uang, mainan baru, baju baru, dll juga patut dipertanyakan asalnya dan siapa yang memeberikannya pada anak kita.
8. Terjadi regresi pada perkembangan sebelumnya
Manusia mengalami perkembangan dalam hidupnya. Anak pada usia 1-2 tahun sangat wajar jika masih mengompol. Mengompol biasanya akan berkurang dan bahkan hilang saat anak memasuki usia sekolah. Nah apa yang terjadi pada anak korban kekerasan seksual? Periode mengompol ini mungkin akan terjadi lagi setelah bertahun-tahun tidak pernah terjadi. Inilah contoh regresi pada perkembangan sebelumnya.
9. Menolak melepas pakaian pada saat yang seharusnya
Pada saat dimana seharusnya anak melepas pakaian, misalnya pada saat mandi, anak justru menolaknya. Anak berpikir bahwa "badan" adalah sesuatu yang menjijikkan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.