Bukan Hanya Mengambil yang Bukan Milikmu, Plagiat Juga Mendustai Kemampuanmu Sendiri!

 

Waktu masih duduk di bangku sekolah, mungkin kamu belum terlalu mengenal apa yang disebut “plagiat”. Kendati kamu mungkin sering melakukannya, tetap saja belum ada penanaman nilai moral yang kuat mengenai plagiat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, plagiat dapat diartikan sebagai

pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) milik orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri.

Membuka halaman website sambil mematut-matut sumber terbaik biasanya akan jadi rutinitasmu jika disuruh membuat karangan mengenai ubur-ubur atau proses pembuatan keju di bangku SMU. Mengerjakan tugas hanya perlu waktu sekejap mata berkat teknologi copy paste yang begitu praktis.

Hei, sob!

Tugas yang diberikan oleh gurumu memang menyebalkan dan menyita waktu. Apalagi jika ia tak memberikan arahan yang jelas mengenai tugas tersebut. Tetapi pemahamanmu akan konsep plagiat harus kamu terapkan sejak dari bangku sekolah.

Bahwa sejatinya kamu tidak boleh mengambil apa yang bukan milikmu dan menggunakannya secara leluasa atas namamu sendiri.

Kalau bapak ibu gurumu atau dosenmu tak sempat mengajarimu perihal tindak plagiat, setidaknya kamu harus memahaminya secara sederhana melalui artikel Hipwee berikut ini.

 <>1. Bagaimana perasaanmu jika hasil kerja kerasmu diplagiat?
Plagiarisme?

Plagiarisme? via http://Huffingtonpost.com

Semua orang yang membuat karya orisinal pasti melalui waktu yang panjang untuk bisa menyelesaikan karya tersebut. Lalu setelah mereka menyelesaikan karyanya, kamu tega menikam mereka dari belakang dengan mengakui hasil itu sebagai karyamu sendiri.

Dimana hati nuranimu, kawan?

Bayangkan kalau hal tersebut justru terjadi pada hasil karyamu.

Ikhlaskah hatimu merelakan karya yang menjadi curahan idemu akhirnya malah dipergunakan seenaknya oleh orang lain?

Kalau tidak ingin sakit dicubit, maka jangan mulai mencubit orang lain duluan.

<>2. Tuhan Maha Tahu, meski tak seorang pun tahu bahwa kamu seorang plagiator!
Pencuri, pembohong, dan penghianat

Pencuri, pembohong, dan penghianat via http://Rustandgolddust.com

Orang yang bersangkutan kemungkinan besar tidak tahu kalau karyanya sudah kamu ambil dan kamu akui. Tapi Sang Maha Agung pasti mencatat tindakanmu itu sebagai salah satu bentuk pencurian.

Satu dua kali mungkin kamu bisa merasa puas ketika gurumu memuji “hasil karyamu” yang kamu persembahkan di kelas. Tapi ingatlah, Tuhan tak akan membiarkanmu yang curang untuk terus menerus berjaya dengan modal hasil curian seperti itu. Sebagai seorang plagiator ulung, kualitas dan kompetensimu hanya sebatas menyalin dan membeo saja.

<>3. Plagiarisme berarti mendustai kemampuanmu sendiri
Percayalah pada kemampuan diri sendiri!

Percayalah pada kemampuan diri sendiri! via http://pages.vassar.edu

Tanpa melakukan plagiat, bukan mustahil kalau kamu bisa menghasilkan karya sejenis yang lebih hebat. Ketidakpercayaanmu pada diri sendiri itu adalah awal dari tindak plagiat yang selama ini kamu lakukan.

Padahal jika kamu meluangkan waktu untuk belajar dari berbagai sumber yang validitasnya tak perlu diragukan, hal tersebut akan jadi modal yang cukup untuk menghasilkan karya-karya orisinal.

Kamu mungkin tidak berbakat dalam hal menulis atau menghasilkan jenis karya lainnya. Tapi tidak berbakat atau tidak suka bukan berarti tidak bisa, kan?

Selalu ada jalan bagi kamu yang mau banyak belajar hal-hal baru setiap hari. Meskipun mungkin waktu yang kamu butuhkan untuk membuat suatu karya akan jauh lebih lama daripada mereka yang sudah dianugerahi bakat alami, tapi percayalah kalau ketekunanmu itu akan memberikan buah kesuksesan yang manis dan membanggakan di masa depan.

<>4. Menyalin dari satu sumber itu "Plagiat", mengambil kesimpulan dari banyak sumber itu "Riset"
Semua orang pernah salah, tapi tak semuanya belajar dari kesalahan

Semua orang pernah salah, tapi tak semuanya belajar dari kesalahan via http://quotesoflife.info

Jika kamu memang tidak memiliki kemampuan yang besar untuk membuat hasil karya yang benar-benar asli, maka cobalah untuk mempelajari beberapa karya sejenis yang sudah kamu ketahui.

Ketika kamu menyalin dari satu sumber, hal tersebut bisa dikategorikan sebagai tindakan plagiat. Tapi ketika kamu sudah meluangkan waktu untuk menarik kesimpulan dari banyak sumber yang kamu baca, itu berarti kamu sudah berkembang menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dan menjunjung tinggi orisinalitas.

Contohnya ketika kamu tidak mampu mencari dan mengamati ubur-ubur untuk membuat karangan ilmiah, pelajari saja hal-hal yang sudah dilakukan para peneliti tentang karakteristik ubur-ubur tersebut. Dari sumber yang begitu lengkap dan beragam, kesimpulan yang asalnya dari pemikiranmu sendiri sudah pasti jadi karya yang brilian.

<>5. Jangan lupa kutip namanya dalam karyamu
Mengungkapkan terima kasih itu tidak sulit kok

Mengungkapkan terima kasih itu tidak sulit kok via http://hercampus.com

Mengambil karya orang lain untuk menjadi referensi karyamu tidak akan dikategorikan sebagai tindak plagiat kalau kamu mencantumkan nama mereka serta informasi pelengkap lainnya.Apa susahnya sih menuliskan kata,

“Menurut (Mr. X) seperti yang dikutip dari buku Y (halaman buku, volume dan tahun terbit), ubur-ubur ternyata tidak suka makan kerupuk.”

Menuliskan nama dan informasi tentang mereka yang kamu gunakan karyanya akan jadi bentuk apresiasi dan wujud terima kasih yang menunjukkan niat baikmu.

Bayangkan betapa bangganya seseorang yang mengetahui kalau karyanya bisa berkontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Sebab kebanggaan itu sejatinya tidak bisa digantikan dengan apapun. 

<>6. Rasakan kepuasan yang maksimal setelah menghasilkan karyamu sendiri
Gunakan tanganmu untuk sesuatu yang berguna dan jujur

Gunakan tanganmu untuk sesuatu yang berguna dan jujur via http://indevjobs.org

Perasaan apa yang dirasakan oleh Hipwee ketika dapat menyajikan artikel yang berkualitas?

Tentu saja rasanya puas, puas dan puas. Rasa puas yang didapat dari terciptanya hasil karya buatan sendiri menjadi suatu semangat baru untuk menghasilkan karya lainnya yang jauh lebih baik. Hendaknya semangat berkarya dan kepuasan ini juga menular pada kamu yang sekarang sudah mulai paham dengan esensi tindak plagiat, ya.

Tulisan Hipwee kali ini mungkin tak akan dilirik oleh banyak pembaca sebab pembaca biasanya lebih suka artikel yang berkisah soal asmara atau persahabatan. Tapi biarlah kalau artikel ini tak banyak dilihat, yang paling penting adalah semangat untuk mendefinisikan esensi tindakan plagiat sudah dilakukan semaksimal mungkin.

Semoga generasi muda makin terpacu untuk menelurkan karya-karya keren yang orisinal dan berkualitas.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Day-dreamer, Night-thinker, Black Enthusiast :)

4 Comments

  1. Murid kelas 4C SD Santo Lukas I sudah ditanamkan ttg arti plagiat. Dengan bahasa sederhana mereka sudah ditanamkan utk menghargai hasil karya orang lain. Originalitas itu “mahal” harganya.