Kamu perempuan? Sedang melanjutkan pendidikan?
Berterima kasih lah kepada R.A Kartini yang telah memperjuangkan emansipasi perempuan dalam bidang pendidikan dan jangan lupa untuk bersyukur kepada Tuhan karena kalian mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Tapi, bagi sebagian besar orang di Indonesia masih dibayangi mitos-mitos gelap tentang perempuan yang memilih melanjutkan pendidikan di S2, dan buat kalian yang tinggal di Indonesia pasti pernah mengalami hal ini. Penasaran apa saja?
ADVERTISEMENTS
1. Pertanyaan ‘Sekolah terus, kapan nikahnya?’ sudah jadi pertanyaan lazim yang hampir ‘meyumbat’ telinga
Hal yang paling sering dibicarakan adalah hal ini. Memang sih, rata-rata orang yang lulus S1 itu berusia 22 tahun ke atas dan merupakan usia yang cukup untuk melangsungkan pernikahan bagi masyarakat Indonesia, apalagi seorang sarjana perempuan. Mereka beranggapan bahwa jangan menikah terlalu tua, paling tua ya umur 25 tahunlah. Nanti kalau punya anak biar nggak tua-tua amat. Tapi, kalau Tuhan berkehendak lain, apa mau di kata?
ADVERTISEMENTS
2. Atau pertanyaan, ‘Jadi apa sekolah tinggi-tinggi, toh perempuan akhirnya tetap di dapur’ pun nggak kalah seringnya
Sekolah tinggi bukan berarti perempuan melupakan kodratnya sebagai seorang perempuan. Perempuan tentu punya hak dan kewajiban yang wajib dilaksanakan. Emang bener sih, jadi perempuan itu harus tahu dapur, kalau nggak tau dapur, gimana mau masak sama makan? Hehehe.
ADVERTISEMENTS
3. Yang lebih kejam, bahkan ada yang bilang kalau melanjutkan S2 adalah pelarian dari jodoh yang tak kunjung datang
Nggak juga sih, ya. Justru kita masih pengen berpetualang dan mempelajari hal baru di luar sana biar jadi cerita indah buat anak cucu, hehehe. Masalah nikah 'kan bisa nanti, siapa tau ketemu jodohnya sama-sama pas lagi S2?
ADVERTISEMENTS
4. Tuduhan gaya-gayaan dan mengejar gengsi pun sudah seperti makanan sehari-hari
Salah besar.
S2 itu tingkatan pendidikan yang lebih tinggi dari S1, dan tuntutannya lebih besar dibandingkan S1. Kalau buat gaya-gayaan doang ya bakal hancur masa depan. Sudah bayar mahal malah buat main-main aja, mending buat modal wirausaha deh!
ADVERTISEMENTS
5. Kami tegaskan, anggapan ‘perempuan S2 kalau jadi istri pasti akan merasa benar dan merasa lebih pintar’ itu salah besar!
Ini juga salah banget! Justru mereka akan jadi orang yang suka diajak berdiskusi, membicarakan hal-hal yang mulai dari serius sampai yang cuma guyonan. Mereka nggak akan menghalalkan segala cara untuk menang sendiri dari pasangannya, bahkan mereka akan senantiasa mendukung pasangannya.
Jadi, jangan takut untuk menjadi perempuan yang berpendidikan tinggi, ya! Karena ibu yang cerdas akan melahirkan anak-anak cerdas pula. Cheers!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Welcome to Indonesia yang dimana niat baik meraih pendidikan setinggi2nya harus di bombardir nyinyiran pedas hehehe. Tp buat para Kartini masa kini Indonesia jgn langsung down buat S2 gara2 ejekan orang sekitar yaaa! ���
Dosen saya dulu pernah bilang: jangan takut jadi perempuan pintar. Perempuan pintar berarti pintar melakukan apa aja yang dia mau. Termasuk menemukan jodoh, berumah tangga, ataupun mengurus anak. Jadi, s2 bukan berarti dia bakal ga dapat hal lain di hidupnya, tapi justru membekali hidupnya, apapun itu nanti jalannya. 🙂
Mudah mudahan kesampaian S2 ku ��
Doain anak mu makkkkkkkkkkkkkk
Dan sehat terus yak
Hehehe… benar semuaaa… saya mengalamii itu ��
Sudah terlewati semua..sekarang tinggal menikmati…hahahha
Setujuu smoga bisa kecapai smpai kesan amin ya rabbal alamin.
Betul mba Cahya Zulfah dan Mas Rizal Chaniago. Agama dan pendidikan harus seimbang �
� sedih juga sih
Thats right�