Ada banyak hal yang tidak pernah kuceritakan kepadamu, tentang betapa sakitnya masa lalu yang pernah singgah di dalam dada ini. Bukan karena apa-apa, bagiku menceritakan masa lalu hanyalah akan membuatmu merasa aku masih berharap padanya. Padahal tidak! semenjak memilih untuk menjadi bagian dari hidupmu, aku sudah mengikhlaskan dia selamanya. Meski kami berakhir bukan karena keinginan aku dan dia, namun ada hal yang tidak dapat kami tembus.
Nanti akan ku ceritakan perihal itu kepadamu, nanti pasti akan kuceritakan
Mungin tak banyak orang yang bisa menjalani kisah begini, tak banyak yang kuat menjalani cinta seperti ini. Namun kamu tahu, aku pun mengerti, bahwa apa yang telah kita sepakati dan kita janjikan memang selayaknya kita jaga dan pertahankan, Bersamamu, aku merasa percaya lagi. Karena cinta yang didekatkan jaraknya saja bisa menyakiti. Cinta tak pernah bisa di takar hanya karena jarak. Entahlah, ini gila, sangat gila tetapi aku yain ini cinta. Ini cinta kita. Aku dan kamu percaya, bawha apa yang kita perjuangkan tak akan pernah sia – sia. Bukan kah begitu, dear?
Maka ijinkan lah aku menulis kisah cinta kita lebih panjang, agar aku kuat menjaga hatimu disin, agar aku yakin bahwa kamu memang ada di hatiku dan akan selalu menjadi perempuan yang menguatkan aku di saat orang-orang menganggapku gila karena memilih mencintaimu. Saat teman-temanku memintaku berpikir ulang, sebab aku menceritakanmu kepada mereka.
Apa yang salah dengan cinta kita? Bukankah perasaan itu bisa datang kapan saja, kepada siapa saja? Apa mereka tidak pernah mengerti hebatnya cinta?
ADVERTISEMENTS
1. Bagaimana mungkin kamu menyebutnya cinta, sementara kalian belum pernah bertemu?
Pertanyaan itu memang tak bisa ku jawab kepada teman-temanku. Namun, tahukah kamu, sungguh aku ingin teriak ke telinga mereka. “Kalian terlalu sempit mengartikan cinta!”, mereka terlalu sempit mengartikan apa yang kita rasakan.
Dear, rasanya dadaku semakin menyesak saat menuliskan ini. Entah, aku hanya ingin menegaskan pada dunia. Bahwa kita memang ada. Aku ingin mereka tahu, bahwa kamu bukan sekedar kekasih imajinerku. Kamu nyata di kepalaku, kamu nyata di dalam hidupku. Mereka tak pernah mengerti, mungkin memang tak seharusnya juga mereka mengerti. Rasa ini aku yang rasa, kamu yang rasa, kita yang rasakan.
ADVERTISEMENTS
2. Aku bisa menatapmu. Aku merasakan di sana ada kehangatan atas kebekuan luka yang selama ini menyelimutiku
Pelan-pelan aku memasukkan matamu ke dadaku. Ku peluk erat-erat. Sungguh aku tak ingin melepasnya sedetikpun. Biarlah ia lama di dalam dadaku, sampai mataku pun menua. Inilah perasaanku yang menggebu kepadamu.
Berkali-kali mereka menyakinkan aku perihal kamu. Bahkan, kegilaan ini membuat mereka menenggelamkan kepala kepadaku. Dan, kamu tahu? Mereka menyertakan hobby ku dengan semua ini. Katanya, karena aku suka menulis, mereka pikir aku gila. Aku telah jatuh cinta pada khayalanku sendiri. Aku di sebut-sebut mencintai tokoh fisiku sendiri. Jujur saja, aku sedih, kenapa harus mereka membawa-bawa hobby ku sebagai penulis? Apa menurut mereka hobby aku ini adalah pekerjaan orang gila?
Mungkin mereka hanya tidak tahu, bahwa dengan menulis membuat aku menjadi tetap waras. Kalau tidak menulis, aku mungkin saja bisa gila menghadapi orang-orang yang kadang bertentangan dengan apa yang aku pikirkan. Seperti halnya mereka memahami cinta. Bagi mereka cinta hanya sebatas pelukan, ciuman dan bercinta sepanjang malam. Hanya itu, sempit sekali kepala mereka memang. Namun, meeka tetaplah temanku, meskipun kadang menyebalkan.
ADVERTISEMENTS
3. Tak mengapa, dear. Kamu tak perlu kasihan kepada ku, ini memang bagian dari apa yang kita perjuangkan
Ini bagian dari proses panjang yang harus aku lalui, karena telah memilihmu. Aku tak ingin kamu kasihan kepada ku. Lalu, menjalani hubungan kita hanya karena rasa kasihan. Kamu tahu, salah satu hal yang paling menyedihkan di dunia ini bukan hanya kemiskinan saja, tetapi dua orang yang menjalani hubungan, salah satu di antara mereka hanya bertahan karena rasa “kasihan”. Bukan karena raa cinta yang ada di dalam dada mereka.
Bertahanlah denganku, karena rasa rindu yang merusuh di dadadamu. Berjuanglah denganku, karena suatu hari nanti kamu ingin terbangun bersamaku
Lalu, kita akan memulai pagi dengan segelas teh hangat, kecupan dan pelukan yang erat. Mungkin di sebuah kota besar atau mungkin di sebuah rumah kecil di kaki pegunungan. Asal bersamamu, sungguh aku siap hidup dimana saja.
ADVERTISEMENTS
4. Bukankah cinta memang selalu menguatkan? Ia akan mampu menjadikan dua manusia bertahan dimana saja
Di tempat udara terdingin dan terpanas sekali pun. Cinta akan memelukmu saat kamu merasa keluh, juga akan menyejukanmu dari gerahnya rindu. Tak ada yang perlu kita takutkan, tak ada yang perlu kamu cemaskan tentangku. Cinta ini sedang menggebu untuk tetap memilikimu.
Biarlah teman-temanku mencela, biar saja mereka menertawakanku dan menganggap aku gila. Bukankah Tuhan juga menjadikan manusia sebagai makhluk yang sempurna? Yang berarti apa saja mungkin terjadi pada manusia. Termasuk kenapa kini aku lebih memilih hobby ku menjadi penulis, sedangkan di keluarga ku tidak ada yang menjadi penulis.
Jika kini aku memilih cara mencintai yang berbeda itu memang sudah sewajarnya. Aku memang tak suka hal yang standar dan statis. Bagiku hal yang statis itu memobasankan. Seperti bekerja dari pagi hari hingga malam di ruangan yang sama dengan pekerjaan yang sama, setiap hari. Sangat membosankan bagiku, aku lebih memilih menghabiskan waktu ku untuk menulis, meski tak ada jaminan akan masa tua. Namun, setidaknya dengan menulis aku bahagia, aku bisa mengabadikan kisah kita.
ADVERTISEMENTS
5. Kelak apa yang ku tulis, bisa di baca oleh anak-anak kita. Mereka bisa tahu tentang bagaimana caraku mencintaimu
Mereka akan paham dengan cara pikir ku, hanya itu yang aku kejar. Perihal materi serahkanlah kepada Tuhan. Karena jika Tuhan ingin memberi lebih, ia akan memberi lebih. Jika ia memberi secukupnya, ia akan memberi secukupnya saja.
Alasan lain kenapa aku merubah hobby ku menjadi penulis? Karena aku ingin nantinya aku hanya dirumah bersama mu dan menulis dirumah. Lebih banyak waktu bersama mu kelak. Tak pernahkah kamu bayangkan betapa banyaknya anak-anak yang merasa kesepian karena terlalu mahal harga yang harus mereka bayar, hanya untuk menikmati tawa ayah mereka? Namun, sudahlah aku tak ingin membanggakan hobby ku secara berlebihan. Kamu cukup tahu kenapa aku memilih itu dan kepada aku memilihmu. Setiap orang memang punya pilihan hidupnya masing-masing. Lain kali aku akan menceritakan kepadamu bagaimana aku bisa mengubah hobby ku menjadi seorang penulis.
ADVERTISEMENTS
6. Dear, sebelum menulis kisah ini, aku sebenarnya berkali-kali menyakinkan hati
Bukan karena aku ragu akan cinta kita. Tidak sama sekali. Namun, tentang semua yang akan ku tulis adalah hal yang mungkin saja akan di tertawakan oleh banyak orang. Oleh karena itu lah, aku ingin meminta ijn kepadamu. Biarlah nanti, jika kisah ini di baca oleh banyak orang. Biarkan aku menyebut semua ini hanya fiksi belaka. Meski sejujurnya, aku tak masalah jika mereka ikut menyebutku gila hanya karena mengungkap kisah yang tak wajar ini. Kisah yang mungkin tak ingin di alami oleh orang lain. Namun percayalah dear, sesungguhnya bukan hanya kita yang sedang menjalani kisah begini. Diluarsana, entah dimana, banyak mereka yang belum pernah bertemu raga, tetapi sudah memilih untuk saling setia.
Seperti kita berdua, mereka bertemu di media sosial. Saling bertukar kontak. Saling berkomunikasi, lalu mereka saling jatuh hati. Hal yang menurut teman-teman ku tak wajar. Mungkin karena dari sekolah dasar mereka di ajarkan oleh prinsip cinta dari mata, lalu turun ke hati. Dalam kepala mereka, dari mata adalah dua orang yang saling bertemu, saling bertatapan, lalu saling jatuh hati. Padahal, sekarang sudah banyak teknologi yang canggih. Dua orang bisa bertemu di media sosial, saling tertarik satu sama lain bukan karena fisik semata, akan tetapi ada hal yang memang tak bisa di jelaskan perihal jatuh cinta.
Sudahlah, biarkan saja mereka berpendapat
7. Yang ingin ku katakan kepadamu, bahwa cinta terkadang memang datang kepada dua orang yang di kehendaki oleh Tuhan, Meski Tuhan belum mempertemukan mereka di ruang yang sama
Namun percayalah, selalu ada rencana Tuhan yang lebih baik. Yang aku mau, kamu percaya aku, bahwa aku tak pernah ingin sekedar merayumu, aku hanya ingin mengatakan kepadamu beginilah isi hatiku saat ini. Tentang cinta yang terus yang terus tumbuh, biarlah ia menikmati masa-masa semakin menguatkan diri.
Ini adalah kisah kita sepenuhnya, kisah yang mungkin tidak akan di mengerti banyak orang. Namun percayalah, perihal cinta selalu ada orang-orang yang merasakannya
Seperti cerita yang sedang kamu baca ini. Biarlah ia mengalir, aku merangkai kata ini dari lubuk hatiku yang paling dalam, silahkan kamu baca di saat kamu ada waktu atau mungkin di siang saat kamu tidak sibuk dengan pekerjaanmu. Ini adalah kisah kita sepenuhnya, kisah yang mungkin tidak akan di mengerti banyak orang. Namun percayalah, perihal cinta selalu ada orang-orang yang merasakannya. Meski tidak sama persis, mereka merasakan apa yang kita rasakan. Pada bagian-bagian berikutnya aku akan menceritakan kepadamu hal-hal yang tak pernah kusampaikan kepadamu secara langsung.
Dalam kisah ini aku tidak ingin berbohong kepadamu. Karena aku tahu, tak ada yang bisa mempertahankan kisah yang kita jalani. Dua orang yang memilih menjalani hubungan jarak jauh dan banyak rintangan yang akan di hadapi.
Untuk kamu yang di sana, aku tidak meminta banyak dari kamu. Aku hanya meminta jaga hatimu disana. Dear, aku hanya ingin kamu menjadi perempuan yang pantas untuk aku perjuangkan dari jauh. Karena aku juga akan melakukan hal yang sama. Aku akan memantaskan diri untuk menjemputmu kelak.
Sakit hati yang ada di masa lalu, selalu mengajarkan orang -orang untuk selalu menjadi lebih baik dalam menjadi ikatan hati lagi. Kurasa, patah hatiku karena pernah mencintai orang lain sebelum kamu sudah cukup menjadikan aku lebih kuat dari sebelumnya. Dan aku percaya kamu adalah orang yang tepat untuk menyembuhkan luka-luka yang ada di hatiku.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”