Dalam dunia kerja, beragam bentuk pekerjaan jadi pertimbangan sendiri bagi banyak orang. Para pencari kerja sibuk mengukur kemampuan diri dan kapabilitas tempat bekerja disamping mempertimbangkan kondisi lingkungannya, seperti keluarga.
Pilihan seperti magang/internship, karyawan tetap, pebisnis, sampai menjadi pekerja lepas/freelancer tentu ada nilai plus dan minusnya. Apapun keputusan yang dipilih otomatis menjadi landasan bagi masa depan mereka.
Jika keahlian dan pengalaman masih minim, dengan magang menjadi pilihan yang baik untuk meningkatkan pengalaman sebelum terjun menjadi karyawan tetap.
Jika keahlian dan pengalaman sudah dirasa cukup, baik menurut diri sendiri dan perusahaan yang dituju, maka menjadi karyawan tetap adalah pilihan yang baik.
Jika memilih menjadi pebisnis, apabila sudah merasa punya tekad yang kuat dan relasi yang cukup, maka melanjutkan hidup sebagai pebisnis merupakan pilihan yang sangat baik.
Sementara jika menjadi pekerja lepas, lebih sering dipilih karena ingin bebas menentukan waktu kerja atau karena kondisi yang kurang menguntungkan jika bekerja di kantoran.
Dari semua pilihan di atas, ketiganya adalah hal yang baik jika ditekuni dan disyukuri. Tinggal bagaimana strategi untuk menjadi sukses yang dipelajari dan dikerjakan.
Dalam tulisan ini, kita akan mencari tau apa saja tantangan menjadi pekerja lepas atau freelancer.
Langsung simak aja, yuk:)
ADVERTISEMENTS
1. Belajar mandiri
Pekerja lepas dipastikan tidak mempunyai tim atau rekan kerja. Ia hanya seorang diri untuk mengelola dirinya. Mulai dari mengetahui apa yang menjadi minatnya, keahliannya, sampai platform yang akan dipilih untuk mengadu nasib.
Di sini butuh kemandirian untuk bisa berkembang dan sukses menjadi seorang freelancer.
Namun jika ada komunitas yang sesuai, lebih baik ikut bergabung agar ada support system-nya.
ADVERTISEMENTS
2. Berhubungan dengan klien
Pekerja lepas identik dengan bekerja kepada klien. Ibarat berdagang, si klien adalah pembeli jasa si freelancer.
Sama seperti kehidupan, klien tentu memiliki karakter yang beragam, sehingga ini menjadi tantangan tersendiri. Ada orang yang bersifat dingin, panasan, dan sifat lainnya.
Oleh karena itu, sebagai penjual kita lebih baik melayani pembeli dengan hati yang lapang.
ADVERTISEMENTS
3. Mengatur jadwal
Pekerja lepas juga tidak memiliki atasan. Mereka harus pandai mengatur jadwal pekerjaan.
Jadwal yang disusun semestinya dibuat dalam skala prioritas dari level tertinggi dengan biaya terendah sampai level terkecil dengan biaya terbesar. Dengan begitu dapat menyesuaikan mana yang lebih penting untuk segera dituntaskan.
Selain itu para freelancer juga butuh keahlian untuk mengukur semua pekerjaannya menjadi efektif dan efisien serta tidak asal-asalan.
ADVERTISEMENTS
4. Mengelola mood
Karena bekerja tanpa partner dan atasan, pastinya sikap disiplin dan tekanan itu dibuat oleh diri sendiri. Seperti dalam merencanakan strategi, menjalankan proses pengerjaan, sampai menghadapi klien yang semuanya dikerjakan sendirian.
ADVERTISEMENTS
5. Sendiri itu sepi
Sendiri itu sepi. Bagi yang terbiasa punya rekan kerja untuk diajak berdiskusi, bercanda serta berbagi nampaknya agak kesulitan untuk mengambil pekerjaan ini.
Apalagi kalau di rumah, harus bersiap melawan sifat malas dan hawa kantuk disamping kesendirian itu sendiri.
Yuk siapin mental dan ambil tantangan ini untuk menjadi single fighter!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”