Mendaki gunung, kini peminatnya tak hanya dari kalangan remaja dan dewasa saja. Sudah banyak pendaki cilik berusia di bawah 10 tahun yang sudah mendaki beberapa gunung di Indonesia bahkan dunia.
Mendaki gunung tak hanya sebagai kegiatan hiburan semata. Ada banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh anak seperti melatih keberanian, melatih motorik anak, bahkan pada beberapa kasus, mendaki gunung bisa dijadikan sarana terapi untuk anak.
Meski begitu, kegiatan mendaki gunung memiliki resiko yang cukup tinggi. Ada hal yang perlu diperhatikan sebelum membawa anak mendaki.
ADVERTISEMENTS
1. Perhatikan Aturan yang Ditetapkan Oleh Pengelola
Ada beberapa gunung yang menetapkan batas usia bagi pengunjungnya. Contohnya saja Gunung Semeru. Di sini, batas minimal usia pendaki yang diizinkan adalah 10 tahun. Peraturan ini bersifat tertulis dan memiliki konsekuensi jika kita melanggarnya.
Gunung lain yang juga mempunyai aturan batas usia adalah Gunung Burangrang di kabupaten Bandung, Jawa Barat. Meski peraturan di sini tidak tertulis, pengelola di sini memberikan himbauan bahwa batas usia yang diizinkan adalah 13 tahun. Jika terjadi apa-apa, pihak pengelola tidak akan bertanggungjawab.
Jadi sebaiknya, kita lakukan riset dulu ya soal aturan ini.
ADVERTISEMENTS
2. Ajak Anak Pemanasan Terlebih Dahulu
Sebelum mendaki gunung yang tinggi alangkah baiknya jika anak dikenalkan terlebih dahulu ke tempat wisata alam lain selain gunung. Bisa dengan mengunjungi air terjun, danau, bukit, atau semacamnya.
Selain untuk pemanasan, dari kegiatan ini kita juga bisa melihat, apakah anak punya minat atau tidak terhadap kegiatan di alam. Terpenting, kita juga bisa menilai, apakah anak happy bermain di alam. Jangan sampai kita sebagai orangtua seolah memaksakan bahwa apa yang kita sukai, harus disukai juga oleh anak.
ADVERTISEMENTS
3. Sebagai Awalan, Lebih Baik Mendaki Gunung yang Ramah Anak Terlebih Dahulu
Ketinggian gunung tidak bisa menjamin trek nya sulit atau mudah. Di dekat tempat tinggal saya, ada gunung yang tinggi nya di bawah 2000 MDPL namun medannya cukup berat.
Ada beberapa gunung yang ramah anak, dimana jalur dan fasilitas nya bisa dilalui oleh anak-anak. Beberapa di antaranya seperti Gunung Papandayan di Garut, Gunung Putri di Lembang, atau Gunung Galunggung di Tasikmalaya.
ADVERTISEMENTS
4. Selalu Perhatikan Jam Tidur dan Jam Makan Anak
Mendaki gunung seorang diri saja sudah ribet, apalagi jika membawa anak-anak. Untuk mengurangi drama yang mungkin timbul karena anak rewel, sebaiknya kita memperhatikan jadwal tidur dan jadwal makan anak.
Pengalaman saya pada beberapa kali pendakian dengan anak, mereka akan anteng jika jam tidurnya terpenuhi dan perutnya kenyang. Bawalah serta cemilan favorit anak untuk mengantisipasi jika anak merasa lapar namun kondisinya belum meungkinkan untuk makan berat.
ADVERTISEMENTS
5. Ajak Partner yang Sudah Berpengalaman
Sekali lagi, mendaki gunung bukanlah perkara mudah. Ada banyak resiko yang mungkin timbul jika tidak hati-hati. Membawa serta pasangan, partner, atau orang terdekat yang sudah berpengalaman akan mengurangi resiko itu.
Orang yang diajak serta sebaiknya adalah orang yang sudah paham sepenuhnya mengenai resiko di gunung dan cara menangani atau mencegahnya.
ADVERTISEMENTS
6. Selalu Berdoa
Sejatinya alam adalah ciptaan Tuhan. Semua yang ada di bumi ini adalah milik-Nya. Maka sudah seharusnya kita memohon keselamatan selama perjalanan kepada Sang Pemilik dan Sang Pencipta.
Kita mungkin sudah melakukan persiapan sebaik mungkin, namun tetap saja kita tidak bisa menghindari takdir. Selalulah berdoa dan berharap kepada-Nya. Dan bagi yang muslim, jangan pernah tinggalkan sholat dalam keadaan apapun.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”