5 Masalah Kulit dan Rambut Akibat Kondisi Stres. Pahami yuk!

Siapa yang tidak pernah merasakan stres? Setiap orang pasti pernah merasakan stres. Baik ringan, sedang, maupun berat. Penyebabnya dapat berasal dari berbagai faktor. Misalnya pekerjaan, keluarga, hingga akademik. Stres adalah respon biologis yang dipicu oleh situasi yang sedang dialami. Stres akan memicu respon fight or flight untuk melawan stresor atau justru menghindarinya.

Umumnya, setelah respons muncul, tubuh akan lebih rileks. Namun, terlalu banyak terpapar stres dapat menimbulkan efek negatif pada kesehatan jangka panjang. Termasuk pada kesehatan kulitmu. Bagaimana caranya?

Saat stres, tubuh akan mengeluarkan respons kimiawi dan membuatnya lebih sensitif. Hormon kortisol akan diproduksi secara berlebihan karena stres. Proses ini mengakibatkan kulit memproduksi minyak berlebih. Sehingga, break out, jerawat, dan masalah kulit lainnya akan sulit untuk sembuh.

Apa saja masalah kulit akibat stres?

ADVERTISEMENTS

1. Jerawat

Photo by KamranAydinov on Freepik

Photo by KamranAydinov on Freepik via https://www.freepik.com

Saat kamu merasakan stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol lebih banyak. Hormon ini muncul akibat otak memberikan sinyal pada hipotalamus untuk memproduksi Corticotrophin-releasing Hormone (CRH). Hormon CRH ini akan menstimulasi minyak dan melepaskan sebum pada sekitar folikel rambut. Produksi minyak berlebih ini dapat menyebabkan komedo yang akan menjadi jerawat.

ADVERTISEMENTS

2. Kantong mata

Photo by KamranAydinov on Freepik

Photo by KamranAydinov on Freepik via https://www.freepik.com

Stres yang disebabkan oleh pola tidur yang berantakan dapat memicu tanda-tanda penuaan. Seperti garis-garis halus, pigmen kulit yang tidak rata, dan berkurangnya elastisitas kulit. Ketiga hal ini dapat membentuk kantong di area bawah mata.

ADVERTISEMENTS

3. Ruam kulit

Photo by @freepik on Freepik

Photo by @freepik on Freepik via https://www.freepik.com

Stres dapat menyebabkan melemahnya sistem imun tubuh. Saat lemah, pada usus dan kulit terjadi ketidakseimbangan bakteri. Disebut juga dengan dysbiosis, hal ini mengakibatkan kemerahan atau ruam di kulit.

ADVERTISEMENTS

4. Kulit kering

Photo by Joanna Czech on Pinterest

Photo by Joanna Czech on Pinterest via https://id.pinterest.com

Pada lapisan kulit bagian luar terdapat stratum korneum. Lapisan ini mengandung protein dan lipid yang akan menjaga sel-sel kulit tetap terhidrasi. Selain itu, lapisan ini juga menjadi pelindung untuk lapisan yang ada di bawahnya. Stres menyebabkan kulit kering karena stratum korneum ini tidak berfungsi. Sehingga, kulit jadi terasa kering sekaligus gatal.

ADVERTISEMENTS

5. Perubahan warna rambut dan kerontokan

Foto oleh RODNAE Productions:

Foto oleh RODNAE Productions: via https://www.pexels.com

Stres dapat memicu kerontokan rambut. Karena sel-sel melanocytes memproduksi pigmen yang disebut dengan melanin. Pigmen ini berfungsi untuk memberikan warna pada rambut. Penelitian yang dilakukan pada 2020, menemukan bahwa aktivitas sympathetic nervous system akibat stres dapat membuat sel utama yang bertanggung jawab memproduksi melanin, hilang. Saat sel ini menghilang, sel-sel baru akan kehilangan pigmen warnanya sehingga warna rambut menjadi abu-abu.

ADVERTISEMENTS

Dampak Lainnya

Selain masalah pada kulit, stres juga dapat menyebabkan masalah pada tubuh lainnya. Seperti masalah gigi. Tanpa disadari, stres akut dapat menimbulkan gigi gemeretak. Bila dilakukan jangka panjang, hal ini dapat membuat gigi rusak secara permanen.

Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

Disadari atau tidak, sebenarnya setiap orang pernah merasakan stres. Hanya saja, terkadang kita tidak tahu bahwa yang sedang dirasakan adalah stres. Meski kita tidak bisa sepenuhnya menghindari stres, tapi ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Yaitu memperhatikan kesehatan kulit dan rawat dengan baik. Terutama saat diri merasa lelah dan stres. Berolahraga rutin, perbaiki kualitas dan pola tidur minimal 8 jam sehari.

Selain itu, lakukan aktivitas yang membuat diri relaks dan nyaman. Tentukan batasan, sesekali berkata tidak adalah wajar. Hal ini dapat meredakan stres yang dirasakan. Berlatih stres manajemen. Misalnya dengan latihan pernafasan, meditasi, atau yoga. Cari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional bila diperlukan.

Reference: 1. https://www.stress.org/what-are-the-effects-of-stress-on-your-face 2. https://www.webmd.com/beauty/the-effects-of-stress-on-your-skin

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Clinical psychologist