Meski sudah lewat hampir setahun lamanya, film ini tetap menjadi film keluarga terbaik di tahun 2019. Pun film ini juga direkomendasikan oleh para pengamat film sebagai tontonan wajib. Selain mengandung banyak pelajaran tentang keluarga, film ini juga akan mengajak kita untuk bernostalgia di era 90-an lho!
ADVERTISEMENTS
1. Keluarga memang yang utama. Jadi, sisihkanlah waktu di sela-sela kesibukan bekerja
Seringkali muncul persepsi bahwa tugas utama seorang ayah adalah menafkahi keluarga dan mencukupi segala kebutuhannya. Padahal ada yang lebih penting daripada sekadar memberikan nafkah materi dengan mengesampingkan perhatian kepada keluarga. Dalam film tersebut, ditampilkan bagaimana sosok Abah yang seringkali tidak hadir dalam acara-acara keluarga, seperti menonton pertunjukkan Euis di sekolah dan waktu ulang tahunnya.
Memang menjadi sebuah keputusan sulit saat seorang ayah diminta membagi waktu untuk urusan pekerjaan dan keluarga. Maka dari itu, seorang ayah perlu bersikap adil dan memegang janji, entah pada urusan pekerjaan atau pada anggota keluarga, terutama anak.
ADVERTISEMENTS
2. Seberat apapun masalah yang dihadapi, janganlah langsung meluapkan amarah. Tenangkan diri dan berilah penjelasan atau pengertian pada keluarga
Pada scene pertama, ditampilkan bagaimana kondisi keluarga Abah yang sebelumnya dalam kondisi berkecukupan. Kemudian setelah mendapat cobaan dengan mengalami kerugian dan ditipu oleh kakak ipar sendiri, seketika itu rumah beserta isinya disita.
Saat itu pula, keluarga Abah yang tidak tahu apa-apa merasa bingung, sedih, dan tak tau harus bagaimana. Kemudian datanglah Abah dan menjelaskan semuanya.
Bahkan sampai di pertengahan film pun, kesabaran dan kebijaksanaan seorang Abah menjadi fokus utama yang ditampilkan. Tak pernah sedikitpun sosok Abah digambarkan dalam kondisi marah atau bermain kasar. Karena memang begitulah seharusnya seorang ayah, tetap sabar dalam menghadapi masalah di luar maupun di dalam keluarganya sendiri. Tetap tenang dan membicarakannya baik-baik dan saling menguatkan.
ADVERTISEMENTS
3. Anak adalah tanggung jawab orang tua. Sesulit apapun kondisinya, sebisa mungkin orang tua bersikap baik-baik saja
Seperti yang sering aku dengar dalam film-film keluarga atau bahkan di dunia nyata, ornag tua kerap berkata kepada anaknya “Ayah baik saja, belum saatnya kamu tahu Nak” atau mungkin hanya sekadar menunjukkan senyuman tulus.
Memang ada kalanya orang tua harus bersikap baik-baik saja, di balik rasa sedih atau tekanan yang dirasakannya.
Di mana dalam film tersebut digambarkan saat Abah menerima telpon dari temannya yang membantu menyelesaikan kasus penipuan yang ditimpanya. Meski di dalam telpon mengabari bahwa tidak bisa membantu, Abah tetap tersenyum dan seakan mendapat kabar gembira. Seketika itu anak-anak dan istrinya bersorak gembira.
ADVERTISEMENTS
4. Anak adalah cerminan orang tua, maka berilah contoh yang baik, seperti kebiasaan mengucap maaf dan terima kasih
Seringnya pertengkaran atau keributan yang terjadi dalam sebuah keluarga karena adanya sikap tidak mau mengalah (egois). Dalam film Keluarga Cemara, sangat jarang ditunjukkan adanya pertengkaran atau keributan antara suami-istri atau ayah kepada anaknya hingga pertengahan film. Sedangkan, yang sering ditampilkan adalah kebiasaan Abah yang sering bilang maaf karena tidak bisa menepati janji kepada Euis dan Ara. Abah juga mengucapkan terima kasih kepada Emak yang telah membantu bekerja keras demi keluarga.
Karena pada dasarnya tugas seorang orang tua tak hanya sebagai pengasuh anak-anaknya, melainkan juga sebagai guru pertama sebelum masuk ke dunia sekolah. Sehingga, setiap perilaku, perbuatan, dan ucapan orang tua akan berimbas pada anak-anaknya. Meski terkadang Euis, si anak sulung, marah dan kecewa kepada Abah, pada akhirnya Euis tetap minta maaf kepada Abah.
ADVERTISEMENTS
5. Rezeki bisa dicari lagi, sedangkan teman juga akan datang silih berganti. Tuhan tak akan memberikan cobaan melibihi kemampuan hambanya
Jadi korban penipuan, harus menggaji upah karyawan selama 2 bulan, rumah disita beserta isinya, kaki patah dan khawatir akan biaya persalinan Emak yang sedang hamil. Itulah sederet cobaan yang dialami oleh Abah dan secara tidak langsung menjadi beban keluarga pula. Adapun masalah yang dialami Euis adalah ketika dia semakin jauh dengan teman-temannya di Jakarta, tidak bisa ikut lomba, dan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah baru dan terpaksa jualan di sekolah pula.
Namun segala masalah yang ditimpa Abah dan masalah yang Euis hadapi hingga membuatnya ingin kembali ke Jakarta lagi, pada akhirnya sampai pada titik temu dan berhasil dilewatinya. Keluarga Abah akhirnya bertambah komplit dengan hadirnya anak ketiga sekaligus menjadi adik Ara. Sedangkan Euis memutuskan untuk tidak pindah ke Jakarta dan mendapatkan teman-teman yang benar-benar pengertian di sekolah barunya.
Saat sudah menjadi bagian dari sebuah keluarga, jangan merasa sendirian. Karena selalu ada pundak untuk bersandar, hati yang siap menasihati orang-orang untuk diajak berjuang bersama. meskipun di luar sana banyak yang tak suka atau tak menerima kita, ingatlah bahwa keluarga selalu menyambut kita dan menjadi tempat mengadu paling nyaman.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”