Bagi pencinta drama Korea tentunya familiar dengan drama It’s Okay to Not Be Okay. Drama ini berhasil mendapatkan rating yang tinggi dari para pencinta K-drama dan juga menjadi drama yang paling fenomena tahun ini. Keberhasilan tersebut dapat dicapai karena plot cerita yang dibuat tidak hanya untuk menghibur penonton semata namun juga menjadi edukasi bagi mereka mengenai beberapa jenis penyakit mental yang dimiliki oleh para karakter.
Drama It’s Okay to Not Be Okay tidak hanya berfokus pada kisah percintaan Ko Moon Young dan Moon Gang -Tae yang selalu bikin baper, tetapi drama ini juga menyajikan kisah persahabatan mereka berdua dengan Moon Sang – Tae ( adik Moon Gang –Tae) yang bersama–sama berjuang melawan trauma masa lalu yang selama ini menghantui mereka sejak kecil.
Untuk itu yuk… kita simak 5 penyakit mental yang ada di drama It’s Okay to Not Be Okay.
ADVERTISEMENTS
1. Kepribadian Anti Sosial
Jenis penyakit mental ini diidap oleh Ko Moon Young. Kondisi ini ditandai dengan rendahnya suatu kemampuan seseorang dalam menilai baik atau buruknya suatu hal, selain itu pengidap akan merasa acuh tak acuh terhadap orang lain dan tidak peduli dengan konsekuensi yang akan terjadi dari suatu tindakan yang dia lakukan.
Dalam hal ini kita bisa melihat sendiri dari karakter Ko Moon Young yang sering bertindak kejam dan tidak peduli untuk mencelakai atau menyakiti orang lain demi kepentingan dirinya sendiri.
ADVERTISEMENTS
2. Ganguan Post-traumatic Stress Disorder ( PTSD)
Kang Pil Wong yang merupakan salah satu pasien di Rumah Sakit Jiwa OK mengidap penyakit mental ini. Kondisi tersebut membuat pengidap mengalami serangan panik secara mendadak apabila melihat, mendengar atau merasakan objek tertentu yang diakibatkan oleh trauma di masa lalu.
Di dalam drama ini terdapat momen Kang Pil Wong yang mengalami ganguan panik pada saat dia berada di dalam bus. Hal itu dipicu oleh trauma masa lalunya yang menjadi tentara karena dia harus menembak orang-orang yang tidak bersalah. Untungnya saat kejadian di bus tersebut dia berhasil ditenangkan oleh Moon Sang –Tae yang berada di dalam bus yang sama.
ADVERTISEMENTS
3. Autisme
Terkenal dengan tingkahnya yang selalu membuat semua orang didekatnya ceria, ternyata Moon Sang–Tae mengidap penyakit mental Autisme. Kondisi ini diakibatkan karena adanya ganguan perkembangan di dalam tubuh yang mengakibatkan tergangunya perkembangan bahasa, kemampuan berkomunikasi, berinteraksi atau berperilaku.
Kita bisa lihat dari karakter Sang-Tae di drama It’s Okay to Not Be Okay yang memiliki masalah dalam cara berperilaku, berbicara hingga kesulitan untuk mengenali emosi seseorang.
ADVERTISEMENTS
4. Bipolar
Memiliki paras yang tampan dan menjadi putra seorang Majelis Nasional atau Parlemen Korea Selatan siapa sangka Kwon Ki-Do ternyata memiliki penyakit ganguan Bipolar. Kondisi ini biasanya ditandai dengan perubahan emosi yang drastis, seperti dari mania ( sangat senang ) menjadi depresif ( terpuruk) atau pun sebaliknya. Kita dapat saksikan perubahan emosi drastis pada Kwon Ki-Do saat dia menerobos dan membuat keributan di acara kampanye sang ayah.
ADVERTISEMENTS
5. Ganguan kecemasan
Walaupun memiliki sifat yang pendiam, Lee Ah Reum yang merupakan seorang pasien di Rumah Sakit Jiwa OK ternyata mengidap ganguan penyakit mental ini. Dalam kondisi ini biasanya pengidap secara mental akan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan orang biasa, mereka akan terlihat tegang dan sering gelisah karena suatu hal. Di drama It’s Okay to Not Be Okay, Lee Ah Reum mengalami penyakit tersebut karena kecemasan tentang kehidupan di masa lalu rumah tangganya yang kelam.
Itu dia 5 penyakit mental yang ada di dalam film It’s Okay to Not Be Okay. Selain kita bisa mengetahui tentang beberapa penyakit mental, kita juga bisa memetik pesan yang terkandung dalam drama ini yaitu tidak apa-apa memiliki kekurangan , tidak apa-apa untuk merasa sedih dan tidak apa-apa untuk merasa tidak baik- baik saja.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”