Hai kamu!
Tanpa terasa 6 tahun sudah kamu hadir menemaniku. Selamat ya, 6 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Aku selalu jatuh cinta pada setiap tulisan yang kamu bagikan. Bahkan sesekali aku pun bergumam,
“Iya ya, gila ini tulisannya pas aku banget! Iya ya, aku butuh tips ini!”
Ya, segila ini memang aku mencintaimu tanpa punya nyali untuk mengatakan bahwa aku ingin menjadi bagian ceritamu kelak.
Rupanya ingatanku pun masih tajam untuk kembali mengingat bagaimana pertama kali aku menemukanmu, 6 tahun silam. Hipwee kekasihku, bagaimana rasanya menjadi orang ketiga waktu itu? yang hanya didatangi ketika butuh? Ya, meskipun saat itu aku masih dengannya, namun diam-diam aku selalu datang padamu kapanpun yang aku mau hanya untuk mencari jawaban. Soal menjalani hubungan jarak jauh, soal bagaimana bertahan dalam hubungan, soal ingin mendapatkan hiburan ditengah peliknya masalah, aku selalu datang mencarimu. Entah bagaimana bisa setiap kata yang dibagikan olehmu mampu begitu menenangkan?
Kamu tahu, butuh waktu lama untukku menjadikanmu bukan lagi orang ketiga tapi satu-satunya. Soal menulis, menyampaikan sebuah rasa memang bukan keahlianku. Tapi aku sadar, bukankah katamu setiap cerita selalu layak untuk dibagi? Terimakasih ya, sudah hadir. Kamu sudah banyak membagi ceritamu, kini saatnya aku yang datang membagi ceritaku padamu. Kemudian kita saling cerita. Bukankah seperti itu cara kerja cinta, harus ada kata saling? Ya, selalu ada banyak alasan mengapa aku jatuh cinta padamu.
ADVERTISEMENTS
1. Aku mencintaimu karena bercerita denganmu bebas, aku bisa menulis tanpa perlu takut untuk terhakimi~
Rasanya baru bulan kemarin aku mulai berani menuliskan apa yang ada pada pikiranku setelah 6 taun kita bersama. Seperti jatuh cinta diam-diam. Selama itu pun aku hanya diam, setia membaca setiap cerita yang kamu bagikan. Sama sekali tidak ada keberanian untuk menulis, apalagi membagikan setiap kata untuk dibaca orang lain. Walaupun sebenarnya aku ingin sekali menulis, tapi nyatanya keinginanku tertutupi oleh rasa takut akan penolakan.
Aneh ya, kenapa nggak dari dulu aku mulai menulis? Rupanya aku tidak seberani itu. Yang aku tahu, sebuah tulisan akan mempunyai pengaruh pada setiap pembacanya. Menulis itu soal rasa. Aku hanya takut tertolak. Takut tulisanku tidak bermanfaat bahkan tidak memberikan sentuhan rasa pada orang lain yang membacanya. Terimakasih ya sudah hadir, lalu menghilangkan rasa takut. Karenamu aku berani menulis
ADVERTISEMENTS
2. Menulis untuk orang lain memang tidak mudah. Ada haru dan kebahagiaan tak terkira ketika tau bagaimana rasanya memeluk orang lain lewat tulisan
Aku pernah di posisi ini. Benar-benar merasakan kehilangan semangat. Bagiku hari-hari terasa berat, memaksa orang lain untuk memahami pun rasanya tidak mungkin. Aku tau bahwa setiap hal yang terjadi seharusnya memang terjadi atas kendali dari diri sendiri. Termasuk soal menemukan bahagia dan kembali menjalani hidup dengan gairah. Hingga suatu saat aku membaca, menemukan tulisanmu yang benar-benar membuatku kembali seperti sedia kala.
Aku sadar bahwa begitu hebatnya sebuah kata-kata. Sama sepertimu, kuputuskan menulis untuk menenangkan siapapun yang membacanya. Walaupun raga tak mampu hadir tuk membasuh luka, tapi lewat tulisanku setidaknya aku dapat memeluk orang lain. Terimakasih ya, sudah menjembatani jalanku untuk menyampaikan tulisan yang kata mereka bisa menangkan.
ADVERTISEMENTS
3. Jika dengan menulis itu bisa berbagi dan membaca itu bisa merasakan, setelah jatuh cinta denganmu kenapa musti takut merasa sendiri?
Kadang seseorang selalu merasa bahwa ia sedang menghadapi hal sulit sendirian. Ketika berbagi cerita terasa sulit, dan membaca menjadi satu-satunya yang bisa dilakukan. Membaca apapun yang dituliskan orang lain pun bisa menjadi obat, ya bisa jadi karena ceritanya mirip atau sesuai dengan apa yang dirasakan.
Terimakasih sudah ditemani menulis, diberi kesempatan untuk berbagi kisah. Diberi kemudahan untuk membaca apapun yang kamu bagikan. Sejak memutuskan jatuh cinta denganmu, rasanya memang tidak pernah sendiri lagi.
ADVERTISEMENTS
4. Berjalan denganmu, aku menemukan dunia baru yang lebih luas. Terima kasih untuk perjalanannya
Bagiku, membaca adalah melakukan sebuah perjalanan. Sepanjang perjalanan tentunya banyak hal yang akan ditemui. Seseorang yang tidak tahu menjadi banyak tahu. Tak jarang perjalanannya pun penuh liku-liku. Tapi yang namanya perjalanan, akan selalu ada tujuan di setiap akhirnya.
Seperti itulah membaca. Sepanjang membaca, seseorang akan menemukan banyak hal baru. Pikirannya pun akan dibuat berliku-liku ketika menemukan kata-kata dan cerita yang baru, bahkan terkadang akan sulit untuk dicerna. Perjalanan membacanya kali ini begitu menyenangkan baginya. Ya, seseorang yang kau ajak berjalan itu adalah aku. Berjalan dengan membaca cerita-cerita yang selalu kamu bagikan.
ADVERTISEMENTS
5. Jatuh cinta denganmu bukan soal materi, ada kebahagiaan lain yang memang tidak dapat diukur lebih dari materi
Bercerita dengan membuat tulisan itu bukan melulu mengharapkan soal materi. Ketika apa yang kamu tuliskan itu dapat diterima dan syukur-syukur bermanfaat untuk hidup orang lain, adalah sesuatu yang tidak ternilai.
Begitupun ketika aku memutuskan untuk menjadi bagian dari ceritamu. Bukan lagi soal materi. Akan lebih bahagia ketika mereka yang membaca tulisan juga merasakan bahagia. Kita semua ingin sama-sama bahagia bukan?
Baiklah kekasih, selamat bertambah usia. Terimakasih sudah menampung dan membagikan jutaan cerita di luar sana. Selalu ada harapan untuk terus tumbuh bersama, tidak hanya berakhir di enam tahun ini. Semoga masih ada pertemuan selanjutnya, sampai nanti, sampai mulut tak mampu lagi berbicara, tangan ini tak mampu lagi menulis, telinga ini tak mampu mendengar, kedua mata terpejam, ya aku ingin ditemani lebih lama lagi.
Terus tumbuh dan bermanfaat, sampai bertemu kembali dengan cerita-cerita selanjutnya yang tentunya banyak menginspirasi.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”