Dear ayah, kita memiliki kisah cinta yang jauh lebih romantis daripada sekedar kisah cinta romi n julie. Kita saling merindukan lewat hembusan angin, kita saling memeluk lewat do’a yang kulantunkan untukmu, bahkan kita saling berbicara lewat tulisan-tulisan yang aku buat lewat buku diary yang berhiaskan bulatan-bulatan tinta yang memudar karena tetesan air mataku saat menuliskannya.
Terkadang semua ini rasanya seperti fatamorgana yang membuatku berlari kesana dan kemari dan akhirnya tak kutemukan apa-apa. Atau seperti bayangan semu yang selalu membuatku tersenyum dan kemudian menangis setelahnya. Aku rasanya seperti orang gila.
Iya, aku memang tak seberuntung mereka yang bisa memeluk ayahnya dengan nyata. Tapi aku masih selalu bisa melihat senyumnya dimana-mana. Inilah yang kusebut cinta.
Bertahun aku menutup diri dari kebahagiaan yang harusnya ku dapati, tetapi aku malah seolah mengurung diri dari dunia luar yang selalu mengajakku berlari. Iya kini aku sadar akan salah apabila terus meratapi, harusnya aku bergegas berlari mengejar mimpi bukan berhenti disini seperti berhentinya garis-garis dilayar monitor rekam jantungmu saat itu. Ayah kini putrimu sudah besar, mimpi kecilmu dulu ingin melihatku tumbuh dewasa dan mandiri. Aku sudah tidak cengeng lagi ayah, tidak suka merengek lagi, juga sudah bisa mencari uang sendiri.
Terkadang aku ingat kau pulang malam kehujanan kepanasan hanya untuk memberiku asupan makanan yang cukup, atau sesekali kau hanya melihatiku sedang makan dan saat aku tanya “ayah nggak makan? “ dan jawabmu dengan tersenyum “melihatmu makan lahap saja aku sudah kenyang nak”. Oh sungguh hal-hal yang dulu ku anggap sepele itu kini begitu ku rindukan, kini aku merasakan betapa susahnya mencari uang. “YOU ARE MY SUPERHERO, AYAH”.
Sesekali aku melamunkan dan membayangkan jika suatu saat aku ingin sekali memiliki seorang kekasih yang baiknya, wibawanya, santunya, ta’at ibadahnya, kejujuranya, dan tanggung jawabnya sepertimu ayah. Itulah mimpi kecil gadis manjamu ini.
<>2. Mimpi itu kini menjadi nyata ayah. Tapi aku belum berani memperkenalkanya padamu, aku takut kau tak menyukainya>Mimpi itu kini menjadi nyata ayah. Aku punya kekasih. Tapi aku belum berani memperkenalkanya padamu, aku takut kau tak menyukainya jadi kuceritakan saja lewat buku diary ini, seperti biasa inilah caraku membagi rasaku dengan ayah. Iya kemesraan kita berbeda tidak seperti hubungan anak gadis dan ayahnya seperti yang lainya. Aku masih selalu bisa memelukmu dengan caraku.
Aku mencintainya ayah (tulisku dalam buku diary).
Sosok pria yang ku kagumi, dia baik sepertimu, selalu menjagaku selalu membuatku tersenyum juga membuatku menangis. Tapi tak apa dengan begitu membuatku semakin dewasa menghadapi segala sesuatu.
<>3. Serambi melihat khusyuknya ia berdo'a, dalam hatiku berkata "Ini dia pria yang ingin kukenalkan padamu ayah">Hari ini aku membawanya ke peristirahatan terakhirmu ayah, kami berdo’a bersama. Membersihkan dan menabur bunga juga menaruh bunga mawar disamping batu nisanmu. Hingga maqom mu terlihat begitu ayu.
Aku katakan padanya “Ini tempat pria hebatku bersemayam, tetapi iya selalu hidup di dalam hatiku”.
Dia tersenyum dan menepuk pundaku tanda iya berusaha menguatkan aku.
Serambi melihat khusyuknya ia berdo'a, dalam hatiku berkata "Ini dia pria yang ingin kukenalkan padamu ayah". Ini dia Pria yang aku ceritakan dalam buku diary ku dan dalam do’aku.
Wahai ayah yang tak bisa ku raih dengan tangan Ini dia pria yang ingin aku perkenalkan.
<>4. Terimakasih telah membantu menuliskan separuh takdirku>Terimakasih telah membantu menuliskan separuh takdirku. Aku bukan siapa-siapa tanpamu. Kau selalu mengajarkan aku bagaimana mengarungi kehidupan ini. Mendidikku layaknya wajib militer dan disiplioner yang dulu ku anggap menyebalkan tetapi kini ku rasakan hasilnya. Aku yang seolah selalu berontak ketika meminta ini dan itu tidak boleh. Tapi kini ku tahu semua itu jauh lebih bermanfaat untukku saat dewasa, semua itu karena kau sayang.
Atau ketika adzan berkumandang dan kau mengajakku ke masjid di seberang jalan, tapi aku yang masih kecil itu seringkali ogah-ogahan, tetapi kau tetap saja mengajakku dan menggendongku saat pulang sebagai hadiah alasanku yang capek jalan.
Terimakasih telah membantu menuliskan separuh takdirku. Aku jadi bisa memilah mana pria yang ku rasa baik untukku.
Terimakasih telah membantu menuliskan separuh takdirku. Kini gelar kehormatan melanjutkan membantu menuliskan takdirku kuserahkan kepada kakak lelakiku sebagai wali yang kau pilih.
Terimakasih telah membantu menuliskan separuh takdirku. Semoga kakak lekakiku sama bijak dan adilnya sepertimu dan tidak salah memilihkan calon untukku. Dan dalam do’aku mengaminkan semoga pria pilihanku adalah calon yang direstui kakak lekakiku, kau ayahku, keluargaku juga semesta.
<>5. Ayah yang tak bisa ku raih dengan tangan, Ini dia pria yang ingin aku perkenalkan>Ayah yang tak bisa ku raih dengan tangan, Ini dia pria yang ingin aku perkenalkan. Semoga kau mengaminkan dari alam yang berbeda.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Nangis baca ini, inget sama ayah
nangis bacanya 🙁
bagus banget tulisannya, bikin merinding