5 Alasan Ayah Milenial Harus Belajar Tentang Teknologi

Ayah milenial perlu mengikuti perkembangan teknologi demi menjaga putra putri tercinta.

Mungkin seorang ayah berasal dari generasi X yang terlahir tahun 1970-an ke bawah dimana pada jaman tersebut sudah mengenal adanya handphone dan komputer dalam versi sederhana walaupun masih sangat jarang yang memilikinya.

Di tahun tersebut mereka di besarkan di masa-masa gejolak politik yang cukup panas. Sehingga membuat mereka menjadi seseorang yang sangat berhati-hati dalam bertindak dan kurang cepat dalam merespon kemajuan teknologi yang sangat pesat. Sedangkan anak-anak mereka terlahir di generasi milenial tahun 1980-an ke atas yang sudah mengenal gadget canggih.

Kehidupan generasi milenial tak pernah terlepas dari gadget karena mereka mendapatkan kemudahan komunikasi dan informasi melalui gadget. Mereka memiliki beberapa sosial media seperti facebook, twitter, instagram, line dan whatsapp. Generasi milenial ini tipe generasi yang terbuka dalam menyikapi sebuah perubahan sehingga mampu mengikuti perkembangan jaman dengan cepat.

Hanya saja kelemahannya adalah terkadang kurang selektif dalam mengikuti sesuatu yang sedang viral sehingga mereka mudah ikut-ikutan tanpa mempertimbangkan dampak baik dan buruknya. Oleh karena itulah sebagai seorang ayah juga harus belajar tentang perkembangan teknologi agar mampu memantau pergaulan anak-anak mereka di dunia maya. Berikut ini adalah 3 alasan kenapa seorang ayah milenial harus melek teknologi :

ADVERTISEMENTS

1. Banyak kejahatan yang terjadi di dunia maya

Photo by Andri from Pexels

Photo by Andri from Pexels via https://www.pexels.com

Dunia maya merupakan tempat di mana seseorang dengan bebas mengekspresikan kehidupan mereka. Bahkan tak jarang mereka menggunakan foto artis agar mendapatkan banyak like dan pengikut. Tak jarang pula mereka melakukan itu semua untuk melakukan penipuan dan penculikan kepada para korbannya.

Hingga saat ini sudah banyak sekali kasus penipuan dan penculikan melalui dunia maya. Meskipun sering di beritakan ,namun jumlah korbannya terus bertambah. Oleh karena itulah kita sebagai orang tua harus melek teknologi dan mampu memberikan penjelasan kepada anak-anak kita agar tidak mudah percaya dengan sesuatu yang di posting di sosial media. 

Kita juga harus menjelaskan kepada anak kita agar mereka tidak mau jika di ajak bepergian oleh seseorang yang baru di kenalnya di dunia maya. Hal ini kita lakukan untuk melindungi anak-anak kita dari para predator anak yang semakin nekat setiap harinya.

ADVERTISEMENTS

2. Menghindari permusuhan yang terjadi di dunia maya

media sosial

media sosial via https://www.pexels.com

Pepatah lama mengatakan “mulutmu harimaumu” yang memiliki artii bahwa segala hal yang kita katakan kepada orang lain itu bisa menyelamatkan sekaligus mencelakai diri sendiri. Nah, di jaman milenial ini pepatah itu berkembang menjadi “jarimu harimaumu” karena berbagai hal yang di tulis di sosial media itu akan menjadi sebuah rekam jejak digital seseorang.

Seseorang bisa terjerat berbagai pasal dan tuntutan jika tidak bijak dalam menuliskan sesuatu di sosial media. Selain itu banyak kasus pertengkaran di dunia maya yang berlanjut dengan pertengkaran bahkan pembunuhan di dunia nyata. Sedangkan para anak-anak kita yang terlahir di jaman milenial banyak yang masih berusia remaja.

Ketika seorang remaja cenderung labil dan sulit mengontrol emosinya. Oleh karena itulah kita harus mengikuti sosial media anak kita agar mampu memantau apa saja yang di tulis oleh anak kita di sosial media.

Dan sekiranya postingan anak kita mulai kea rah yang tidak baik maka kita bisa segera menasehatinya agar hanya menulis sesuatu yang baik di sosial media dan menjelaskan berbagai dampak sesuatu yang di tulis di sosial media. Dengan begitu anak kita akan cenderung berhati-hati dan bijak dalam menulis di sosial media.

ADVERTISEMENTS

3. Mencegah gaya hidup yang berlebihan

Photo by freestocks.org from Pexels

Photo by freestocks.org from Pexels via https://www.pexels.com

Setiap hari teknologi terus berkembang. Begitu pula gaya hidup manusia juga ikut bekembang. Sering kali kita melihat seseorang memposting gaya hidup mewah dengan berbagai fashion dan gadget mewah yang memiliki harga jutaan bahkan puluhan juta. Tentu saja hal itu membuat banyak orang berlomba-lomba untuk menirunya.

Bahkan ada yang sampai melakukan hal nekat seperti mencuri uang, menyalahgunakan uang pemberian orang tua, bahkan menjual organ ginjal demi bisa membeli HP yang mewah dan bisa di pamerkan di sosial media. Sungguh miris sekali ketika mereka terlalu memaksakan membeli sesuatu di luar kemampuan mereka demi pamer dan terlihat kaya di sosial media.

Padahal dampak buruknya lebih besar dari manfaat yang mereka dapatkan. Namun, mereka tak pernah memikirkan resiko tersebut. Oleh karena itulah kita perlu tahu siapa saja orang yang di idolakan oleh anak kita di sosial media, bagaimana perkembangan gaya hidup teman-teman anak kita di sosial media.

Dengan mengetahui hal itu maka kita bisa cepat tanggap dan mudah untuk menasehati anak kita agar hidup sesuai kemampuannya. Karena yang terpenting bukanlah seberapa mewah gaya hidup kita tapi seberapa bermanfaat kehadiran kita bagi orang di sekeliling kita.

ADVERTISEMENTS

4. Mencegah anak kecanduan game di handphone

Game Online

Game Online via https://www.pexels.com

Pada saat ini bermunculan beragam jenis game di hand phone, mulai dari game off line maupun game on line. Apabila sebagai ayah tidak melek teknologi maka kita tidak akan begitu paham apa yang di lakukan oleh anak kita di handphone.

Bisa saja anak kita akan berbohong dengan mengatakan kalau mereka sedang membaca jurnal atau informasi yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah mereka padahal mereka sedang bermain  game di handphone. 

Oleh karena itulah sebagai ayah milenial kita perlu mengetahui game apa saja yang di mainkan anak kita di handphone dan seberapa sering intensitas permainannya.

Apabila kita merasa anak kita sudah terlalu sering bahkan mulai kecanduan bermain game di handphone maka kita harus segera menasehatinya atau membujuknya untuk bermain di dunia nyata. Misalnya bermain sepak bola, tebak kata atau permainan lainnya yang melibatkan teman-temannya supaya jiwa sosial anak kita tidak hilang akibat terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk bermain game.

ADVERTISEMENTS

5. Mengajari anak untuk memfilter informasi

Memfilter Informasi

Memfilter Informasi via http://www.gogle.com

Di media online berbagai informasi mengalir sangat deras dan penuh kebebasan. Bahkan perdetiknya bisa bermunculan ratusan informasi baru. Dan tidak semua informasi tersebut benar karena saat ini banyak sekali informasi yang dibuat untuk mengadu domba pihak tertentu maupun mencuci pikiran seseorang agar berbuat kriminal. Oleh karena itu sebagai ayah milenial perlu mendampingi anak untuk mengetahui informasi apa sajakah yang di akses oleh anak-anak kita. 

Apakah informasi tersebut sesuai kebutuhan mereka atau tidak? Apakah informasi itu sesuai dengan umur mereka atau tidak? Apakah informasi tersebut asli atau hoax? Sebagai ayah milenial harus selalu update informasi terbaru agar bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan bisa mengarahkan anak dalam memilih sebuah informasi yang diterimanya agar tidak mudah percaya begitu saja.

Dengan mengajari anak untuk memilih informasi yang di temukan di internet maka anak pun akan teliti dan bijak dalam mencerna sebuah informasi sehingga tidak mudah termakan berita hoax maupun mengakses berita yang belum sesuai dengan umurnya.

Nah, itu adalah 5 hal yang menjadi alasan kenapa orang tua harus melek teknologi. Mungkin memang tidak mudah untuk selalu mengontrol anak di dunia maya yang serba bebas dan tak terbatas. Tapi sebagai ayah milenial harus mampu dan telaten melakukan semua hal itu.

Tentunya hal itu dilakukan semata-mata untuk mengontrol dan melindungi pergaulan anak kita di dunia maya dari hal-hal yang tak di harapkan. Hal ini menjadi  bukti kasih sayang kita kepada anak kita.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang pemuda sederhana, penyuka Nasi pecel dan suka menulis apapun yang ada di pikirannya.