Tak seorang pun anak di dunia ini yang menginginkan perceraian orangtuanya, karena pada dasarnya anak mendambakan orangtuanya utuh hingga akhir hayat. Tetapi bila hal itu menimpa orangtuamu, lantas apa yang musti kamu lakukan? Sedih dan kecewa itu pasti, tapi apa boleh buat jika hal itu menimpa keluargamu. Perlu kamu ketahui bahwa sebenarnya perceraian itu bukanklah solusi yang terbaik, melainkan solusi yang menyakitkan kedua pihak baik itu Ayah dan Ibu kamu. Apalagi jika konflik kian menggerus maka perceraian dipilih sebagai jalan tengah.
Berikut di bawah ini adalah beberapa tips yang dapat kamu lakukan apabila perceraian orangtua terjadi antara lain:
Ketika orangtua bercerai terkadang akan menimbulkan perasaan bahwa penyebab perceraian adalah anak. Jadi jangan lantas berpikir bahwa kamulah penyebab orangtuamu bercerai, karena itu pendapat yang salah. Alasan orangtua bercerai adalah karena konflik di antara mereka. Kamu bukan termasuk di dalamnya.
Biarkan orangtuamu menjelaskan kepadamu alasan mereka bercerai, namun jangan hakimi mereka. Berilah kesempatan mereka menjelaskan alasan mereka tak lagi bersama. Jika kondisi kedua belah pihak masih meradang maka temuilah masing-masing orangtuamu di waktu dan tempat yang berbeda, sehingga informasi yang mereka berikan tidak bercampur dengan amarah.
<>2. Ekspresikan perasaanmu>Rasa sedih, kecewa, bingung, hingga marah itu pasti timbul ketika mendengar berita bahwa orangtuamu akan bercerai. Kamu boleh meluapkan emosimu itu namun sebaiknya luapkan emosi itu secara tepat. Kamu boleh marah namun jangan lalu membanting semua perkakas di rumah, kamu boleh menyendiri tetapi jangan lupa makan dan minum. Jangan pula menjadi masa bodoh dengan prestasi akademikmu. Karena itu semua adalah ekspresi yang salah.
Kamu bisa meluapkan perasaanmu dengan menuliskan di buku diary atau menuliskan curahan hatimu menjadi puisi atau bahkan lirik lagu. Itu lebih baik dari pada melakukan hal-hal yang merusak. Jangan kambing hitamkan perceraian orangtuamu sebagai sumber hancurnya nilai akademikmu. Tapi jadikanlah itu sebagai pemacu prestasi. Biarlah orangtuamu yang lebur dengan perceraian namun kamu tetap tangguh berdiri dan mengukir prestasi. Toh tidak ada gunanya merusak diri sendiri karena itu akan membuat predikatmu sebagai anak korban perceraian makin kuat di mata lingkungan sekitar.
<>3. Sesuaikan diri dengan kondisi yang baru>Setelah perceraian, salah satu orangtua pergi meninggalkan rumah, hal ini membuat kondisi rumah berbeda. Cobalah untuk beradaptasi dengan kondisi yang kini berbeda. Pasti kamu akan merasa kehilangan salah satu orangtuamu, tapi bukan berarti pertanda bahwa kamu bakal kehilangan kasih sayangnya. Kamu bisa menghubungi orangtuamu yang pergi dari rumah kapan saja, dan tentu saja beliau juga akan bersedia meluangkan waktunya untuk menemui kamu. Asalkan kamu memintanya dengan sopan.
Biasanya penyesuaian dengan kondisi baru ini bagi cowok tidak berlangsung lama, berbeda dengan cewek perlu beberapa waktu untuk penyesuaian. Tetapi jika orangtuamu mempersiapkan perceraian dengan baik tentu kondisi tersebut akan mudah diatasi..
<>4. Jangan ubah rutinitasmu>Jika kamu suka bangun pagi maka jangan ubah rutinitas itu, bila kamu suka berangkat ke sekolah pada jam setengah tujuh maka jangan ubah itu. Perceraian orangtuamu memang mengubah kondisi dalam rumah tapi bukan berarti juga mengubah rutinitas positifmu yang telah lama kamu lakukan. Karena memang tidak ada hubungannya dengan rutinitas yang kamu lakukan. Maka alasan saja jika gara-gara perceraian orangtuamu lantas kamu menjadi seorang pemalas.
<>5. Jangan putuskan hubungan dengan salah satu orang tua>
Mungkin saja Ibu mengatakan bahwa atas perceraian ini adalah salah Ayah kamu. Begitu juga sebaliknya Ayah mengatakan bahwa itu semua salah Ibu. Tapi bukan berarti kamu memutuskan hubungan keduanya, sebab pada dasarnya tidak ada istilah mantan anak. Mantan istri atau mantan suami itu ada tapi mantan anak tidak ada. Karena itu hal yang kodrati yang dilimpahkan Tuhan pada orangtua. Kamu tidak perlu ambil pusing mengenai siapa yang salah atau siapa yang benar karena keduanya adalah orangtuamu. Tetaplah berhubungan dengan mereka meskipun jarak dan waktu memisahkan, karena masalah itu bukan urusan kamu sebagai anak.
<>6. Kamu bukan pengganti orangtua yang pergi>Saat ayah atau Ibu pergi meninggalkan rumah maka posisinya di dalam keluarga akan kosong. Itu bukan berarti kamu lantas menggantikan posisi tersebut, karena posisimu adalah anak dan anak tetaplah anak. Kamu memiliki tugas sendiri sebagai anak yakni belajar, bersosial, dan mengukir prestasi.
Apabila kedua orangtuamu secara ekonomi masih kuat memberimu nafkah tentunya kamu tidak perlu melakukan tugas orangtuamu. Lain halnya ketika terjadi perceraian justru membuat ekonomi keluarga merosot. Maka tugasmu adalah membantu orangtua untuk bekerja tetapi dalam konteks ini bukan berarti menggantikan tugas orangtua. Bukan berarti kamu tidak lagi sekolah atau kuliah tetapi bekerja. Kamu dapat mencari pekerjaan yang paruh waktu sifatnya jadi dapat dilakukan setelah pulang sekolah atau kuliah. Sekali lagi tugas orangtua adalah menafkahi anak jadi jangan pernah jadi pengganti orangtua.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.