Masih banyak yang belum paham betul tentang apa itu bipolar. Lebih sedih lagi, berbagai ketidakpahaman tersebut akhirnya membuat kita mengasumsikan hal yang bukan-bukan, yang bahkan dapat mengendap menjadi stigma yang sulit untuk diluruskan. Padahal, dengan berusaha memahaminya akan sangat bermanfaat, terutama untuk membantu orang-orang di sekitar kita yang memilikinya, lho. Wah, jangan sampai kita mengada-ada dan mengasumsikan bipolar yang bukan-bukan yaa!
Don’t you worry, Dear! Riliv telah merangkumkan hal yang ‘bukan’ terkait apa itu bipolar melalui ulasan ini. Check them out!
ADVERTISEMENTS
1. Gangguan bipolar bukan hanya satu hal saja, melainkan beberapa macam
Selama ini, yang banyak orang tahu mungkin hanya sekedar bipolar saja. Eits, ada beberapa jenis bipolar, lho, Dear! Hal ini bergantung kepada episode manakah yang muncul, beserta intensitas dan keparahannya. Lantas, apa sajakah macam-macam dari gangguan bipolar? Berikut ini adalah jawabannya:
- Bipolar I, yang ditandai dengan adanya episode mania (mood tinggi, sangat gembira atau lekas marah).
- Bipolar II ditandai dengan adanya depresi serta episode hypomania (semacam mania, namun tidak lebih parah).
- Cyclothimic disorder ditandai oleh gejala depresi dan mania yang ringan tetapi sering muncul.
ADVERTISEMENTS
2. Bipolar bukan berarti memiliki perilaku yang buruk dan gila
Stigma adalah momok terbesar bagi mereka yang sedang berjuang dengan gangguan psikologis. Bipolar seringkali dikaitkan dengan berperilaku buruk dan tidak dapat diterima lingkungan sosial. Acapkali, individu yang memiliki bipolar sering dikucilkan dan dianggap aneh.
Hal ini karena banyak yang masih belum paham betul apa itu bipolar. Ketika memiliki bipolar, episode mania dan depresi akan sangat berperan dalam pembentukan perilaku kita, termasuk berbagai perilaku yang dianggap kurang baik. Karenanya, bukan berarti kepribadian atau perangai asli seseorang buruk hanya karena ia memiliki gangguan bipolar. Does'nt mean when someone acts in an unique way, he/she has no value, Dear.
ADVERTISEMENTS
3. Penyebab dari bipolar bukan dikarenakan memiliki kepribadian ganda
“Bukan” kali ini sayangnya adalah salah paham yang paling sering terjadi. Banyak yang mengaitkan bipolar diakibatkan dari memiliki kepribadian ganda. Individu dengan bipolar memang dapat menunjukkan perilaku yang berbeda.
Bahkan, perbedaan tersebut bisa sangat dratis, dari menjadi sangat energik melakukan ini-itu sampai menjadi seolah tak berdaya. Namun, hal tersebut bukan disebabkan oleh pergantian kepribadian, melainkan wujud dari perubahan mood yang ia rasakan.
Kedua polar (kutub) mood yang dirasakan teman-teman yang memiliki bipolar ada dua, mania dan depresi. Ketika fase mania, seseorang dapat merasa mempunyai banyak energi dan dapat menjadi sangat antusias melakukan berbagai hal. Ketika fase depresi melanda, ia dapat merasa sangat sedih dan menarik diri dari beraktivitas, bahkan dari orang-orang di sekitarnya.
ADVERTISEMENTS
4. Memiliki bipolar bukan berarti seseorang menjadi berbahaya untuk sekitar
Episode mania dapat berdampak pada individu untuk melakukan kegiatan yang tak jarang berisiko, misalnya saja menghamburkan uang, menyetir dengan sembrono, hingga melakukan perilaku berisiko. Episode depresi dapat membuat individu enggan melakukan aktivitas, serta membuatnya lelah sepanjang waktu.
Wah, terdengar sangat seram, ya? Seolah-olah, bipolar mendekatkan individu kepada marabahaya. But are people with bipolar dangerous?
Dear, hal-hal tersebut belum tentu juga terjadi pada orang dengan bipolar yang kamu kenali. Intensitas serta keparahan gejala yang dialami masing-masing individu pun berbeda. Namun, individu yang memiliki caregiver serta lingkungan sekitar yang mendukung akan lebih terbantu, termasuk untuk menjaga dirinya!
ADVERTISEMENTS
5. Hidup dengan bipolar bukan menjadi penghalang untuk tetap bahagia!
Menjadi bahagia adalah hak bagi semua orang, tanpa kecuali mereka yang memiliki bipolar. Walaupun memiliki bipolar, kita masih dapat beraktivitas seperti biasa dan melakukan hal-hal yang membuat kita bahagia. Banyak cara untuk berdamai dengan bipolar dan menjadi bahagia.
Menjalani perawatan sesuai dengan yang dibutuhkan serta berusaha untuk menjaga pola hidup sehat dapat membantu teman-teman kita yang memiliki bipolar. Tetapi, tahukah Dear, hal yang paling membantu teman-teman bipolar untuk bahagia?
Yap, ketika mereka mendapatkan dukungan yang tulus dari orang-orang terdekat. Memahami mereka, adalah salah satu bentuk dukungan yang dapat kita lakukan! So, Dear, perbaiki semua salah kaprahmu dan cobalah untuk berempati terhadap teman-teman kita yang sedang berjuang.
Let’s be an agent for positivity, start from ourselves!
Referensi:
- Kring, A. M., Johnson, S. L., Davison, G. C., & Neale, J. M. (2010). Abnormal Psychology. New Jersey: Wiley
- https://www.psychologytoday.com/intl/basics/bipolar-disorder
- https://www.cosmopolitan.com/uk/body/health/a19827504/what-is-bipolar-disorder-biggest-misconceptions/
- https://tirto.id/gangguan-bipolar-stigma-berkepribadian-buruk-hingga-anggapan-gila-cDok
- https://tirto.id/berdamai-dengan-bipolar-bLaz
Artikel ini ditulis oleh Annisa’i S. N Amalina.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”