Menulis itu antara susah dan gampang, tergantung pada penulisnya. Topik yang ingin ditulisnya, atau jenis tulisan apa yang ingin ditampilkannya. Padahal, semua orang bisa menjadi penulis. Curhatan saja terkadang bisa menjadi tulisan yang sangat indah jika dibaca dengan rasa. Rasa tidak hanya tentang masalah lidah, hati juga menduduki posisi atas dalam kepemilikan rasa. Jadi, berhati-hatilah dengan rasa. Kamu bisa jatuh karena rasa tidak percaya diri yang berkuasa, namun dapat bangkit atas rasa semangat yang terbakar.
ADVERTISEMENTS
1. Nazar yang membuatku harus membiarkan rasa PERCAYA itu harus ada
Awalnya aku tidak mengenal hipwee sama sekali, sampai aku mengikuti perlombaan menulis yang diadakan Hipwee. Padahal aku tidak berharap menang, karena aku tau banyak penulis professional yang jauh lebih berbakat dan tentunya bisa menempati posisi 1, 2, atau 3 dalam kemenangan. Tapi, karena aku sudah lelah tidak pernah menang.
Aku jadi bernazar, “kalau aku menang, sedikitnya juara ketiga. Aku akan tetap percaya, jika aku bisa menjadi penulis professional. Namun jika tidak, aku akan berhenti untuk bermimpi jadi penulis yang tulisan nya dikenal oleh puplik”.
Dan saat pengumuman pemenang lomba waktu itu, hipwee membuatku percaya bahwa aku ini berbakat dalam bidang kepenulisan, hanya saja aku yang kurang percaya diri dan kurasa juga aku kurang berlatih.
ADVERTISEMENTS
2. Takdir, seperti angan-angan yang tampak nyata
Aku tidak mengerti dengan takdir, pada satu sisi tuhan membuatku percaya aku memiliki bakat dalam menulis. Namun, pada sisi lain tuhan meridhoiku untuk sibuk dengan kegiatan perkuliahan teknik yang terus menuntutku untuk selalu siap siaga setiap waktu.
Bahkan, waktu tidur saja boleh dikorbankan jika aku tidak ingin gagal dalam satu mata kuliahnya. Bakatku dalam menulis tampak hanya seperti bayangan yang hanya bisa berada di posisi kasat mata. Impian menjadi penulis terkenal tampak hanya angan-angan belaka.
ADVERTISEMENTS
3. Aku terlalu bingung memilih antara tuntutan dan keinginan
Kalau ku kaji, dan ku hitung sangat banyak tulisan yang seharusnya bisa ku publikasikan. Tapi, Aku lupa mengemas tulisanku yang selalu berantakan di dokumen laptopku tanpa satupun judul yang jelas. Aku terlalu bingung memikirkan apa yang seharusnya aku lakukan. Antara tuntutan, dan bakat yang bisa dibilang sudah mendarah daging.
Namun belum kelihatan kepermukaan, masih terpendam sangat dalam. Layaknya kertas putih yang enggan ternodai. Apa mungkin aku bisa memilih keduanya tanpa merasa depresi? Atau harus memilih salah satu. Aku masih sangat bingung.
ADVERTISEMENTS
4. Benci saja dominan, apalagi jika suka
Kadang jika jiwa positif ku sedang berkuasa. Terlintas di otakku, mungkin tuhan ingin memberikan aku keahlian tidak hanya di satu bidang. Jika jurusan yang selalu membuatku tertekan adalah penghambatku, mengapa aku tetap bisa menulis, meski itu hanya tentang keluhan harianku yang selalu merusak rasa tenang di hatiku.
Aku tidak menyukai sistem yang berada di jurusan teknik, namun yang orang lain tau aku seperti sangat fanatik berkecimpung di dunia teknik tanpa beban sedikitpun. Padahal di balik itu semua, menjalani hidup menjadi mahasiswi teknik sudah membuatku sangat frustasi. Jujur, aku benci dengan semua tuntutan ini. Tetapi, apabila benci saja aku terlihat dominan, apalagi jika aku suka.
ADVERTISEMENTS
5. Mungkin rasa benci bukan untuk disingkirkan, tapi diterima keberadaannya
Lambat laun aku berfikir keras tentang passionku sendiri, mungkin akan terlalu sulit untuk menyeimbangkan tentang rasa. Rasa benci yang kadang timbul akibat caraku yang salah dalam menerima diri, atau rasa suka yang kadang melalaikanku untuk bersikap lebih dewasa.
Lepas dari itu semua, biarkanlah takdir ini membuat indah sejarah perjalananku menuju masa depan. Entah itu memang pada bidang teknik yang serius ku tekuni atau keinginanku untuk menjadi penulis professional yang sempat stagnasi karena kesibukan perkuliahanku. Aku harap lembaran baru di hidupku mengingatkanku bahwa aku bisa unggul tidak hanya di satu bidang saja.
ADVERTISEMENTS
6. Selamat hari jadi kembaranku, wish you all the best! and me too!!
Jadi sebenarnya ulang tahun ku dengan hipwee itu sama, sama sama tanggal 17 april. Tapi tahunnya aja yang beda. Bisa dibilang hipwee adalah kembaran aku yang jaraknya sekitar 15 tahun. Jadi tahun ini ulang tahunku #DitemaniHipwee, keren rasanya.
Kalau diingat-ingat apa aja yang udah aku kerjain sampai umurku setua ini, sepertinya aku masih belum mengerti bagaimana cara mengembangkan bakat dan minatku sampai saat ini. Tapi, untuk 17 april 2020 ini aku ucapkan selamat ulang tahun untuk ku dan untuk hipwee.
Semoga dengan adanya tahun ini, aku bisa membuka lembaran baru yang menakjubkan di hidupku. Dan untuk Hipwee, jangan lupa tetap selalu menyemangati penulis amatir seperti aku ini yaa. Love you kembaran.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”