Menjadi jomblo atau menjalin suatu hubungan adalah hak dan pilihan dari setiap orang. Ketika kita memilih untuk berpacaran dengan orang lain, artinya kita juga harus siap dengan seluruh konsekuensi maupun persoalan yang dapat datang kapanpun. Namun, apabila kita lebih memilih untuk jomblo, terkadang ada beban dan kesedihan tersendiri dalam diri.
Tak perlu merasa sulit mendapatkan pacar atau bingung hanya karena persoalan jomblo. Justru tidak memiliki pacar nyatanya dapat membuat kita bahagia kok. Terlebih kamu memang harus jomblo dulu sebelum memiliki alasan-alasan kuat seperti berikut ini.
ADVERTISEMENTS
1. Kamu merasa belum dewasa (childish)
Menjalin suatu hubungan artinya terdapat dua orang yang sama-sama menjalaninya. Kalau kamu merasa belum mampu untuk menjadi seorang yang dewasa, jangan sesekali menjalin hubungan dengan orang lain. Karena, ditakutkan nantinya kamu malah akan menyakiti pasanganmu ketika dalam masa pacaran.
Menjadi jomblo dan tidak terikat dengan lawan jenis adalah pilihan yang tepat. Kamu harus belajar menjadi dewasa terlebih dahulu sehingga nantinya ketika dirimu sudah siap, kamu akan mampu menghadapi setiap persoalan yang menghampirimu dalam suatu hubungan.
Selalu ingat bahwa dalam status pacaran sangat rentan terjadinya pertengkaran. Dari hal itu pula banyak yang harus merelakan hubungannya kandas di tengah jalan.
Tentu sangat tidak mengenakkan apabila suatu hubungan yang awalnya dijalin dengan sangat baik antara kamu dan pasanganmu, harus berakhir dengan pertengkaran. Setuju?
ADVERTISEMENTS
2. Waktumu yang sedikit
Apakah kamu memiliki jadwal yang padat dalam menjalani keseharian? Kalau iya, lebih baik kamu harus menutup hati untuk orang lain sementara waktu. Dalam suatu hubungan, tentunya harus ada prioritas yang kita pilih. Kalau prioritasmu lebih pada pekerjaanmu, tentunya waktu yang kamu luangkan untuk pasanganmu akan sedikit, kan?
Kalau pun kamu memprioritaskan pasanganmu, lalu bagaimana dengan pekerjaan dan kesibukanmu yang lain? Tentunya harus ada keseimbangan yang harus kamu pilih dengan bijak agar keduanya bisa berjalan beriringan.
ADVERTISEMENTS
3. Jomblo itu pilihan, bukan kewajiban!
Pacaran bukan soal balap-balapan dengan temanmu. Kamu tidak perlu merasa sedih apabila teman-temanmu sudah memiliki pasangannya masing-masing. Terlebih, memilih untuk jomblo itu suatu pilihan kok, bukan kewajiban.
Lagi pula, untuk apa pacaran kalau harus seperti itu? Jangan sampai kamu melampiaskan sisi egomu kepada orang lain, ya! Jalinlah hubungan dengan orang lain ketika kamu sudah benar-benar siap.
ADVERTISEMENTS
4. Belum merdeka secara finansial
Kalau yang satu ini memang sedikit banyak perdebatan yang seringkali kita temui. Sebenarnya tidak ada masalah apabila kamu menjalin hubungan dengan pasanganmu, namun kamu belum merdeka secara finansial. Toh, kalau itu tidak merepotkan siapapun kenapa enggak?
Tapi, kalau kamu ada perasaan 'nggak enak' terhadap finansialmu yang masih di support oleh keluarga, lebih baik kamu sendirian dulu. Nggak bisa dipungkiri memang kalau pacaran akan sedikit menghabiskan uangmu. Karenanya, memilih untuk menjadi jomblo dan berpacaran pada saat yang tepat (merdeka finansial) adalah pilihan yang tepat pula.
ADVERTISEMENTS
5. Bebas melakukan apapun
Menjalin hubungan dengan pasanganmu tentunya kamu harus juga mengetahui, bahwa kemungkinan besar kebebasanmu akan terganggu. Hal ini dikarenakan kamu harus menjaga perasaan dari pasanganmu. Dan artinya pula kamu tidak bisa terlalu bebas untuk bertemu dengan orang lain. Apalagi kalau pasanganmu memiliki sifat pencemburu.
Kalau kamu memilih untuk jomblo, kebebasanmu tentunya tidak ada yang mengatur, kan? Kamu bisa bermain dengan siapapun atau melakukan aktivitas apapun tanpa harus memikirkan apakah pasanganmu akan marah
Namun sekali lagi, konsekuensi tetap ada di tanganmu dan pilihan untuk menjomblo atau berpacaran pun demikian.
Berpacaranlah pada saat yang tepat dan berpacaranlah pada saat kamu sudah siap ya!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”