Tidak cukup lagi jari ini, untuk menghitung berapa lama jarak diantra kita. Tak terasa tahun demi tahun terlewati sudah. Yaa.. aku pikir mungkin aku sudah mulai terbiasa untuk menjalani hidup tanpa dia. Akupun seaakan ingin terus melangkah maju kedepan sana, sampai dengan kelak aku menemukan penggantimu. Namun sepertinya aku salah, benar aku sudah tidak terlalu memikirkanmu, bahkan sosokmu pun sudah sangat kabur bila aku berdiri di depan cahaya rembulan di setiap malamku. Tetapi kenangan tentang dirimu menghunjam tajam kedalam alam bawah sadarku yang selalu mengingatkan aku pada dirirmu seseorang wanita, cinta pertamaku.
Aku sedikit lupa tentang bagaimana kita dipertemukan, walaupun aku masih sangat teringat dengan setiap pertemuan kita. Aku rasa banyak kekonyolan dan hal aneh dalam sebuah awalan dimana kita saling bertatap muka. Entah mungkin karena aku sangat pemalu atau apa, butuh waktu berminggu-minggu untuk bisa mengumpulkan keberanian bisa bertemu denganmu. Yaa.. bagi kalian itu mungkin hal yang memalukan tetapi inilah First Impact dalam sebuah fase yang sebenarnya tabu bagiku, bahkan sampai sekarangpun aku masih sering tertawa kecut ketika aku teringat betapa aku grogi ketika kamu akan menelefonku, aaah begitu bodoh pikirku, sampai aku menolaknya dengan terang-terangan, “aku tidak mau di telefon”. Bahkan aku tanpa sadar sering menangis ketika aku tidak bisa bertemu dengannya, ahh tidak !, sepertinya aku terlalu melankolis dan mungkin lebay di masa kekinian orang menyebutnya. Mungkin waktu itu sepertihalnya gejala alam yang muncul dengan sendirinya yang terkadang masih samar antara sebab dan akibatnya, kita hanya bisa sekedar menerka.
<>2. Aku masih ingat ketika kita makan Ice Cream bersama, aku bisa melihat sorot matamu yang begitu anggun bersama dengan senyuman khas darimu untuk pertamakalinya.>Malam hari selalu menjadi saksi pertemuan kita. Dua porsi sudah terpesan hidangan ice cream yang kau pesankan untuk kita berdua. Cukup penuh malam itu hingga kami hampir-hampir tak mendapat jatah kursi. Aku dan dia duduk berhadap-hadapan, aku mungkin sudah lupa dengan segala gerak bibir maupun aksara diantara kita, namun aku masih bisa mengingat bagaimana senyumanmu tulus dengan candaan yang memang itu ciri khasmu. Ya aku masih ingat juga kau memakai gaun kuning, mungkin itu gaun kesukaanmu karena kupikir dia memang terlihat serasi. Dan kamu.. wanita yang menatap mataku begitu dalam seolah kau tahu bagaimana duniaku berada dan mengerti keberadaanku di saat aku tersesat.
<>3. Saat aku bersama denganmu, Seolah sebuah cahaya datang memperlihatkan sisi lain dunia yang membuatku bisa melihat sebuah kebahagiaan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.>Kehadiranmu di dalam hidupku, membuat ceritaku berubah. Dulu kehidupanku seperti komik dengan goresan tinta hitam diatas kertas putih seolah hanya ada dua jenis benda yang menjadi kisah sebuah perjalanan, namun tidak lagi setelah datangnya dirimu. Kertas yang tadinya putih ini sontak menjadi sebuah pelangi abstrak, goresan krayon ini seolah memperlihatkan padaku bagaimana sebuah keindahan itu bisa terjalin dengan adanya dirimu. Kamu mengajariku ceria seperti cerianya kicauan burung di pagi hari yang tak peduli dengan teriknya sang mentari. Sesekali.. ahh tidak,mungkin berulang kali aku cemburu karenamu, namun tak apa, kamu memang bukan wanita sembarangan pantas aku cemburu karenanya, mungking kalau bukan dia aku tak akan pernah merasakan perasaan seperti ini.
<>4. Dalam dekade pun mungkin kamulah sosok yang tak akan pernah tergantikan bagiku , seseorang yang pertamakali mengajarkan aku cinta, cinta pertamaku.>Taakan aku temui lagi orang sepertimu, sepuluh, mungkin dua puluh atau tahun seterusnya. Karena aku yakin kamu hanya ada satu di dunia ini. Aku tak tahu apakah radar neptunus atapun kemampuan intuisiku yang mengarahkan aku sampai aku bertemu dan mencintaimu, yang pasti kaulah orang pertama yang mengajariku berbagai macam hal, mungkin sampai saat ini pun aku masih berhutang budi denganmu. Bagiku kamu adalah teman, sahabat, dan seseorang yang spesial yang pernah aku kenal dan aku kenang. Aku tak tahu dan Tuhan selalu tahu, bahwa aku mungkin tidaklah pantas baginya, walau bagaimanapun aku selalu merasa bahwa dia begitu indah dimataku, lalu siapa aku ?. Aku tak pernah bisa menjadikan diriku pantas untuk bersanding denganmu. Hanya maaf mungkin hanya sampai di sana kebahagiaanku dan mungkin juga sedikit kebahagiaanmu harus sirna, mungkin bukan aku yang Tuhan maksud untuk bahagiakanmu, mungkin aku pun bersedih. Ah tidak! Kalau memang itu kuasa Tuhan manusia harus merelakanya.
<>5. Aku selalu rindu padamu, dimanapun berada. Bagaimanapun setelah apa yang kita pernah lalui bersama kamu tetap menjadi bagian dari kisah hidupku.>Tidak disini, maupun tidak di semesta sana, aku selalu rindu denganmu, seperti melihat jutaan gugusan bintang di langit malam, aku selalu kagum dengannya. Walaupun teramat jauh asalkan aku masih bisa melihat kilauanmu dari kejauhan, aku selau merasa lega. Karena aku yakin kamu baik-baik di sana. Doaku untuk kebahagiaanmu, kamu memang telah lama pergi namun kenanganmu masih di sini, karena kamu adalah bagian dari kisah hidupku.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.