Kompleks, begitulah jika membahas tentang Sumbar yang memiliki paket wisata lengkap. Mulai dari kuliner, budaya, adat istiadat, hingga pemandangan alam yang menyegarkan mata. Bahkan tidak tanggung-tanggung, Sumbar juga memiliki wisata bahari yang mengagumkan. Salah satunya adalah Pulau Pasumpahan.
Pulau Pasumpahan, terletak di perairan Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Sumbar. Jika selama ini mencicipi kuliner dan melihat langsung Batu Malin Kundang adalah destinasi pelancong ke Sumbar, maka pulau ini harus ditambahkan ke dalam daftar destinasimu.
<>2. Kamu Tak Harus ke Luar Negeri untuk Menikmati Semua >Saat memasuki pulau, lepaskan saja alas kakimu. Sepanjang pulau hanya ada pasir putih yang menggoda telapak kakimu untuk memcumbunya. Hembusan angin di antara sela-sela pohon kelapa akan semakin memabukkan. Ditambah lagi deburan ombak kecil yang terdengar syahdu. Pulau itu akan membuat kamu terpikat dan jatuh cinta.
Ketika matamu memandang ke tepian pantai, kamu akan disambut oleh pulau-pulau lain. Seakan kamu dikepung oleh pulau dan kedamaian tiba-tiba merasuki hatimu. Di sebelah kiri ada Pulau Setan Kecil dan kanan Pulau Sikua. Tak hanya itu, di belakangmu ada sebuah bukit.
Tak puas hanya memandang dari bibir pantai, kamu bisa mendaki bukit tersebut dan melihat keelokan alam dari atas sana. Memang butuh tenaga ekstra mencapai puncaknya, karena jalannya yang sedikit terjal. Namun yakinlah, kepenatanmu akan terlupakan jika telah sampai di atas.
Setelah puas mengagumi keindahan alam dari atas, kamu bisa menyelam dan melihat terumbu karang yang masih terjaga. Tentunya juga dikeliling oleh mimo-mimo kecil berwarna-warni.
<>3. Mendirikan Tenda di Sini Juga Oke lho>Bagi kamu yang suka berbaur dengan alam, cobalah untuk bermalam di pulau itu. Kamu akan merasakan bagaimana kehidupan yang sebenar-benar hidup. Apalagi untukmu yang tinggal di kota besar, semakin hari semakin digeruti polusi, tentunya bintang enggan untuk mengedipmu dari atas di sana. Maka ambilnya waktu sejenak untuk merebahkan badan dan memandang ribuan bintang. Sumpah, langit berbintang itu akan membuatmu mengucap syukur.
<>4. Bagi yang Hobi Masak, Ayo Praktikan Kemampuan Memasukmu>Dengan bahan dan alat seadanya, masakanmu tak akan dihina di sini. Percayalah, semua akan disantap ludes karena perut pasti sangat keroncongan setelah beranang. Asal kamu jangan sampai salah membedakan gula dan garam saja deh, semuanya bakalan tak bersisa.
<>5. Sensasi Berbeda Saat Getaran Itu Datang>Kini saatnya kamu mendengarkan pengalaman pertama saya berjumpa dengan Pulau Pasumpahan. Eiitts, jangan salah ya, poin-poin di atas adalah rangkuman perasaan dan pendapat saya tentang Pulau Pasumpahan. Sebelumnya, saya berharap rekan-rekan dapat memetik hikmahnya. Aamiin.
Ini bukanlah pendaratan kaki saya yang pertama di pulau. Pulau Pasumpahan merupakan pulau keempat yang saya kunjungi, selain Pulau Pisang, Setan, dan Cubadak.
Ide untuk menginjakkan kaki di pulau itu adalah untuk membayar kepenatan pikiran saya. Setelah mempertanggungjawabkan skripsi dihadapan penguji dan dinyatakan berhasil menyandang gelar Sarjana Sastra, saya dan teman berencana merayakan hari tersebut. Sama-sama menyukai perjalanan dan alam membuat kami memutuskan untuk mengunjungi Pulau Pasumpahan.
Sore hari sesampainya di sana, kami langsung mendirikan tenda dan memasak untuk mengganjal perut yang telah berdendang. Sebelum makan, saya memutuskan untuk membersihkan badan sekaligus mandi. Pada saat itulah getaran yang disebabkan oleh tenaga endogen terjadi.
Yaap, hari itu, Rabu, 2 Maret 2016. Bagi yang mengikuti berita, apalagi merasakan langsung, tentunya tahu apa yang terjadi. Gempa bumi berkekuatan 7.8 skala ricther mengunjang Mentawai, Sumbar. Karena terlalu asyik menikmati guyuran air, saya tidak merasakan getaran itu.
Namun, ketika di luar saya terkejut melihat orang-orang membongkar tenda mereka dan tergesa-gesa mengemasi barang-barang. Detik itu juga saya sadar, ada sesuatu yang mengancam nyawa kami. Yah, tidak lama setelah gempa, peringatan tsunami pun diumumkan.
Di sana memang tidak ada terdengar alarm tsunami, tidak ada listrik, apalagi internet. Namun kecanggihan teknologi mengakibatkan isu tersebut cepat menyebar, bahkan sampai ke telinga kami melalui saluran telepon genggam.
Bahkan, ada yang menelepon pemilik perahu meminta dijemput dan diseberangkan saat itu juga, karena memang tak ada perahu yang manggal pada malam hari. Ada lagi yang memilih untuk mendaki gunung, karena hanya itu satu-satunya tempat tertinggi di situ. Saya bersama teman memilih untuk tetap di pinggir pantai dan melihat air. Alhamdulillah air tidak surut. Selang beberapa jam kemudian isu tsunami pun dicabut.
Walau memiliki pengalaman yang menegangkan selama di sana. Semua tak membuat saya patah hati pada pulau itu. Saya semakin jatuh cinta dan berharap bisa mengunjungi pulau itu kembali. Pengalaman itu akan tersimpan abadi di memori paling berharga saya.
Saya mencoba menikmati keindahan di sana saat itu, seolah-olah hari itu adalah keindahan terakhir yang diberikan Tuhan pada kami. Hidup dan mati hanya masalah takdir, sungguh tak ada sesal memilih tempat itu untuk melepaskan kelelahan. Tak ada sesal pada saat itu saya berada di tempat itu.
Dan memang nyatanya hanya syukur yang terucap saat saya mengingat detik-detik di sana. Karena kesalahan bukan pada tempatnya, dimana pun ajal bisa saja menjemput. Semua telah digariskan oleh Sang Maha Pemilik Kehidupan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Asik+Keren banget cii ?.
Iya Cha? Alhamdulillah Cha.
Itu janjiku padamu.
Hehhehe
Lumayan Lengkap nih!
Kunjungi Blog Kategori Pendidikan membahas tentang ini lebih lengkap.
http://www.ebookisg.com/2016/07/tenaga-endogen-vulkanisme-dan-dampaknya.html