8+ Trik yang Bisa Kamu Coba untuk Tetap Merasa Baik dalam Situasi Tidak Baik

Menghadapi ketidakpastian

Kita menyadari, bahwa banyak sekali hal-hal yang tidak kita ketahui. Keresahan akan masa depan adalah bentuk nyata bahwa kita belum siap menghadapi ketidakpastian di depan. Sebagai manusia, kita selalu memproyeksikan diri dalam situasi yang nyaman dan menyenangkan. Padahal, yang paling dekat dengan kita adalah ketidakpastian. Pikiran kita bergumul dalam emosi deras antara penyesalan masa lalu dan kecemasan akan masa depan. Tidak bisa dipungkiri, perlahan kita akan melaju dalam arusnya. Tergerus atau tidak tergantung pada sekuat apa kita berani berenang menuju hulu.

Masa lalu tak dapat direvisi, namun suasana hati masih dapat kita perbaiki.

Kita tidak bisa memastikan masa depan, tapi kita bisa mengontrol tindakan kita saat ini. Rasa khawatir akan masa depan dapat kita kelola mulai dari kesiapan menghadapi ketidakpastian. Berikut adalah trik untuk menghadapi ketidakpasian agar kita tetap merasa baik meski dalam situasi tidak baik. 

ADVERTISEMENTS

2. Its okay to be imperfect

Photo by Freepik

Photo by Freepik via https://www.freepik.com

“Wabi-Sabi” adalah kata dalam bahasa jepang yang menggambarkan kesempurnaan yang ditemukan dalam ketidaksempurnaan. Meski kita perlu berupaya untuk menjadi versi terbaik yang kita bisa, namun menerima keterbatasan dapat membebaskan kita dari beban berusaha menjadi lebih, dapat melonggarkan ikatan dari tuntutan memenuhi beberapa standar eksternal yang tidak memperhitungkan variasi individu dalam hidup.

Kita hidup dengan cedera dari perjuangan melawan tantangan dalam setiap perjalanan, dan bekas luka tersebut tidak akan mengurangi nilai diri kita, justru luka itu terjalin menjadi penanda siapa kita nanti.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." ― Pramoedya Ananta Toer

Editor

Not that millennial in digital era.