Twitter sempat menemui masa jayanya di Indonesia pada medio awal 2008-2015an. Media sosial dengan jumlah karakter cuitan terbatas ini pernah jadi melting pot berkumpulnya anak muda Indonesia. Mulai dari demam puisi, demam #sawiyotwit setiap bulan puasa, kemunculan selebtwit yang sempat kita idolakan hingga jadi tempat menemukan teman-teman baru yang nyambung hingga sekarang.
Meredup sepanjang 2015-2017, Twitter kini jadi sosial media dengan demografi pengguna terunik di Indonesia. Berbeda dengan pengguna IG yang mengedepankan feed artsy nan aestetik pengguna Twitter malah lebih bangga menyebut diri mereka Sobat Misqin. Sekarang Twitter kembali ramai — banyak thread bermunculan, banyak cuitan di Twitter yang jadi konten terlaris di berbagai agregator konten. Semua karena kembalinya para Sobar Misqin.
Penasaran nggak kenapa mereka yang bangga menyebut diri sebagai Sobat Misqin merasa lebih nyaman di Twitter dibanding Instagram? Apakah kamu juga merasakannya?
ADVERTISEMENTS
1. Twitter nggak menuntutmu fotojenik dan artsy untuk terlihat menarik
Berbeda dengan Instagram yang memaksamu harus tampil secara visual, Twitter hanya menampilkan bundaran kecil wajahmu di gambar profil. Gambar profil yang lebih sering terlalu malas di maximize oleh pengguna lainnya. Bahkan banyak pengguna Twitter yang menggunakan foto profil nyeleneh saking atribut yang satu ini jarang dipedulikan oleh pengguna lainnya.
Di Twitter yang terpenting adalah kelucuan, keunikan dan kecerdasanmu dalam meramu cuitan. Mau jelek, buluk, nggak fotojenik juga nggak masalah…..
ADVERTISEMENTS
2. Instagram adalah tempat memamerkan diri. Yang nyenengin dari Twitter itu kita bisa malu-maluin diri sendiri tanpa di judge
Karena harus dibarengi dengan postingan visual, Instagram memancing penggunanya menunjukkan sisi terbaik yang mereka punya. Ada dorongan untuk tampil sempurna, membuat orang tertarik dan simpati dengan kehidupan yang sedang kita jalani. Maka nggak heran di Instagram kamu akan menemukan banyak foto selfie dengan caption quotes nan bijak yang sebenarnya nggak nyambung tapi tetap banjir likesnya.
Sementara Twitter punya sisi anonymous yang nggak Instagram punya. Kamu tidak harus menunjukkan siapa kamu dan bagaimana penampilanmu. Mau ngomong sereceh apapun (bahkan sampai ke tahap mempermalukan diri sendiri) bisa lebih bebas kamu lakukan di Twitter!
ADVERTISEMENTS
3. Pengguna Twitter jauh lebih chill dibanding Instagram apalagi kalau menyangkut tema sensitif
Masih ingat jokes SBY beberapa waktu lalu? Di Twitter, para Sobat Misqin menganggap tweet SBY ini bisa jadi jawaban kocak untuk berbagai pertanyaan yang sebenarnya nggak memerlukan pertimbangan serius. Kebanyakan pengguna Twitter juga chill dan bisa menangkap jokesnya tanpa sensi.
Keadaan berubah waktu jokes yang sama dibawa ke Instagram. Berbagai tanggapan mulai dari pelecehan SBY sampai 'Kok nggak pake otak sih? Semua dibecandain…."
Soal level chill pengguna Twitter memang masih jawara.
ADVERTISEMENTS
4. Ini bisa terjadi karena kebanyakan mereka yang aktif di Twitter adalah anak lama (?)
Para Sobat Misqin di Twitter kebanyakan adalah mereka yang sudah lama main sosial media. Bahkan banyak yang sudah memulai perjalanan sosmednya dari forum kaskus, Plurk, mig33 sampai ebuddy. Sebagai pemain lama yang tidak lagi mementingkan engagement semata tapi mencari interaksi nyata mereka nggak begitu peduli pada banyaknya likes, komen dan berbagai pengakuan dunia maya lainnya.
ADVERTISEMENTS
5. Atau karena kaum Facebook sekarang ramai-ramai pindahan ke Instagram (?)
Ada sebuah penelitian yang menunjukkan penurunan ketertarikan anak muda usia 18-24 tahun dalam menggunakan Facebook. Konon ini bisa terjadi karena orangtua sudah mulai melirik Facebook sebagai sosial media yang juga mereka gunakan. Jadi nggak heran dong kenapa sekarang kelakukan pengguna Instagram makin mirip dengan kelakuan pengguna Facebook beberapa tahun lalu.
ADVERTISEMENTS
6. Sponsored post di Twitter jauh lebih ramah dibanding Instagram
Seiring meningkatnya popularitas Instagram makin banyak pengguna dengan tingkat engagement tinggi memanfaatkan platform ini sebagai tempat mendulang uang. Endorse di IG kian marak dilakukan oleh artis berpengikut jutaan sampai selebgram lokal yang followernya masih ribuan. Postingan di IG jadi terkesan kurang personal karena tidak semua pembuat konten mau memilih brand yang dekat dengan followernya dan menciptakan konten yang cocok buat mereka.
Di Twitter gelombang endorse dan pos berbayar sudah lewat masanya. Selebtwit dan artis malah jadi diri mereka sendiri di Twitter lewat cuitan-cuitan personal mereka.
7. Walau IG lebih memanjakan mata Twitter masih tetap jadi andalan kalau mau tahu update terbaru
Buatmu yang membutuhkan sosial media untuk tahu update terbaru (bukan cuma sekedar tahu update teman) maka Twitter tetap jadi pilihan yang lebih bisa diandalkan. Cukup cari hal yang ingin kamu ketahui di tab pencarian dan voila! akan ada hasil pencarian real time yang bisa kamu dapat.
8. Instagram memang lebih mentereng buat etalase self branding. Tapi kalau mau jadi diri sendiri ya ujungnya balik ke Twitter lagi
Kalau diibaratkan toko Instagram itu etalase yang membuat produk terlihat lebih menarik karena paduan kaca yang terang dan lighting memukau. Tapi tidak semua barang yang keluar dari etalase lalu menempel di tubuhmu bisa tampak sebagus yang ada di pikiranmu. Bisa jadi warnanya kurang cocok atau malah jadi terlihat sangat mencolok.
Meski terlihat menggiurkan, ujung-ujungnya kita akan bosan juga dengan berbagai hal artifisial yang enak dilihat. Soal sosial media Twitter harus diakui jadi tempat paling nyaman dan aman untuk jadi diri sendiri. Selain fiturnya mendukung penggunanya juga chill untuk menerima berbagai kerecehan yang kamu keluarkan.
Jadi, apakah kamu termasuk Sobat Misqin yang sekarang kembali ke Twitter?