Momen kelahiran buah hati menjadi salah satu momen yang dinanti oleh para calon orang tua termasuk anggota keluarga lainnya. Semua sibuk mempersiapkan berbagai keperluan bayi, mulai dari pakaian, perlengkapan mandi, mainan, hingga pernak – pernik penghias kamar. Tidak jarang, saking semangatnya banyak orang tua yang bahkan sudah membelinya dari jauh hari sebelum HPL (Hari Perkiraan Lahir).
Selain barang-barang tersebut, tahukah SoHip bahwa ada hal lain yang tidak kalah penting untuk dipersiapkan untuk menyambut kehadiran sang buah hati? Tepat sekali! Sebagai calon orang tua, SoHip harus mengetahui terlebih dulu tentang sunnah-sunnah yang dianjurkan pada awal kehidupan bayi, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Sunnah ini kemudian dibagi menjadi sunnah yang dilakukan pada hari pertama dan hari ketujuh setelah bayi lahir. Pada hari pertama, disunnahkan untuk mengazankan, mengikamahkan, dan mentahnik bayi. Adapun pada hari ketujuh, disunnahkan untuk memberi nama yang baik, mencukur rambut, mengaqiqahkan, dan mengkhitan bayi.
ADVERTISEMENTS
1. Mengazankan
Azan dikumandangkan di telinga kanan bayi. Mengumandangkan azan di telinga bayi baru lahir memiliki banyak keutamaan nih SoHip, di antaranya agar kata pertama yang masuk ke dalam telinga bayi adalah kata – kata yang baik, yang berisi tentang kebesaran Allah SWT. Selain itu, azan juga dapat mengusir setan yang mengganggu di awal masa kelahiran bayi sebagaimana hadis berikut :
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwasanya Rasulullah bersabda, Tidak ada seorang bayi pun yang dilahirkan melainkan diganggu oleh setan sehingga dia menangis dengan keras disebabkan oleh gangguan setan ini, kecuali putra Maryam dan ibunya. (HR. Bukhari dan Muslim).
ADVERTISEMENTS
2. Mengikamahkan
Setelah azan, sunnah selanjutnya adalah ikamah atau iqamat yang dibacakan di telinga kiri bayi. Lafaznya sama dengan ikamah ketika akan melakukan salat.
ADVERTISEMENTS
3. Mentahnik
Menurut KBBI, ‘tahnik’ adalah mengunyahkan kurma kemudian dimasukkan ke mulut bayi dengan digosokkan ke langit-langitnya. Sunnah yang satu ini memang terdengar kurang populer di masyarakat, tetapi sebenarnya cukup banyak hadis tentang mentahnik bayi. Seperti dalam sebuah riwayat disebutkan dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Aku mendapatkan seorang anak. Aku membawanya menghadap Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam. Beliau memberinya nama Ibrahim. Kemudian beliau menyuapinya dengan sebutir kurma dan mendoakan keberkahan padanya lalu menyerahkannya padaku. (Kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim).
ADVERTISEMENTS
4. Memberi Nama yang Baik
What’s in a name? Kutipan dari William Shakespeare tersebut memang populer, tetapi bisa jadi kurang tepat, sebab di dalam Islam nama adalah doa. Di dalam sebuah nama tersemat harapan-harapan orang tua agar kelak anaknya tumbuh menjadi pribadi seperti yang terkandung di dalam namanya tersebut.
Rasulullah menganjurkan kepada kita untuk memberikan nama yang baik, termasuk nama panggilan. Sebab nama tidak hanya berfungsi sebagai identitas kita di dunia, tetapi kelak juga di akhirat. Rasulullah pun bahkan sampai pernah mengganti nama seseorang karena memiliki arti yang tidak baik. Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, Salah satu putri Umar bin Khattab ada yang diberi nama Ashiyah (wanita pembangkang). Kemudian diganti oleh Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam dengan nama Jamilah (cantik). (HR. Ahmad dan Muslim).
ADVERTISEMENTS
5. Mencukur Rambut
Di zaman Rasulullah, rambut bayi yang telah dicukur tidak langsung dibuang, tetapi ditimbang. Setelah itu, orang tua bayi bersedekah perak seberat hasil timbangan rambut tadi. Sedekah ini dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran sang buah hati.
Fatimah putri Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam menimbang rambut hasan, Husain, Zainab dan Ummu Kultsum kemudian bersedekah perak seberat hasil timbangan itu. (HR. Imam Malik).
ADVERTISEMENTS
6. Mengaqiqahkan
SoHip mungkin pernah mendengar atau membaca sebuah hadis tentang aqiqah berikut ini:
Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ke tujuh, dicukur (rambutnya), dan diberi nama. (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
Lalu, apa yang dimaksud dengan ‘tergadaikan’? Menurut Imam Ahmad bin Hanbal ‘tergadaikan’ pada hadis tersebut memiliki makna apabila anak tidak diaqiqahi, kedua orangtuanya tidak akan mendapatkan syafaat pada hari kiamat. Cara menebusnya adalah dengan menyembelih dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan.
7. Mengkhitan
Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam bersabda, Fitrah ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak. (HR. Abu Hurairah)
Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam bersabda, Fitrah ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak. (HR. Abu Hurairah)
Selain merupakan fitrah, khitan juga memiliki manfaat yang besar bagi tumbuh kembang bayi. Salah satunya adalah mencegah si kecil dari infeksi saluran kemih yang kerap diderita oleh anak-anak akibat kotoran yang menumpuk di ujung alat kelaminnya. Dokter spesialis anak juga menganjurkan agar proses khitan dilakukan sedini mungkin, supaya proses penyembuhan pasca khitan menjadi lebih cepat.
Itulah tadi ketujuh sunnah bayi baru lahir. Apabila dalam pelaksanaannya SoHip merasa kesulitan, misalnya menyelenggarakan aqiqah atau mengkhitan, maka diperbolehkan untuk melakukan ketika SoHip sudah siap baik secara fisik, mental, dan finansial.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”