7 Obsesi Kaum Pencari Jati Diri Zaman Sekarang. Mulai dari Labil Sampai Mikirin Masa Depan

obsesi anak remaja

Menurut beberapa penelitian, seseorang yang dikategorikan berada di usia remaja itu berarti mereka berada pada fase transisi. Iya, bertransisi dari anak-anak menuju ke orang dewasa. Berada di masa transisi ini, seringkali para remaja berusaha untuk mencari jati diri lewat banyak hal. Tidak jarang dari mereka akhirnya terjebak dalam kegalauan, kebingungan, bahkan kegagalan. 

Nah, penemuan jati diri inilah yang akan mengarah ke beberapa obsesi yang mereka akhirnya pilih untuk kerjakan di masa remaja mereka. Kira-kira apa saja ya jenis obsesi para remaja zaman sekarang ini? Yuk, pelajari lewat 7 poin di bawah ini!

ADVERTISEMENTS

1. Belajar adalah nama tengahku

aku dan tumpukan bukuku

aku dan tumpukan bukuku via https://images.pexels.com

Obsesi anak remaja era masa kini yang pertama adalah pada dunia sekolah. Mereka akan menghabiskan waktu mereka menghadap buku, komputer atau laptop hanya untuk belajar.

Mereka cenderung memakai tas punggung yang besar dan membawa banyak jenis buku maupun perlengkapan belajar lainnya. Di segala tempat, mereka akan menyempatkan diri untuk selalu belajar.

Bahkan mereka juga sibuk dengan banyak kursus online yang banyak ditawarkan melalui berbagai platform digital. Jika ada kesempatan untuk mulai mempromosikan tempat kursusnya kepada orang lain, mereka akan dengan bersemangat memanfaatkan kesempatan tersebut.

Setiap orang yang berada di dekatnya akan dibawa ke dalam obrolan tentang dunia sekolah, ya tentang urusan mata pelajaran atau pengetahuan umum ini dan itu.

Lucu bukan obsesi jenis pertama ini?

ADVERTISEMENTS

2. Mengerjakan hobi sungguh menggairahkan

berkutat dengan hobi

berkutat dengan hobi via https://images.unsplash.com

Obsesi kedua yang digandrungi para remaja era sekarang ini adalah mengerjakan hobi. Mereka bisa mengabiskan banyak waktu mereka untuk melakukan bahkan memvariasikan hobi mereka.

Hobi bisa berupa menari, menyanyi, bermain musik, berolahraga, dan lain sebagainya.

Memang mengerjakan apa yang kita sukai atau yang biasa disebut dengan hobi adalah hal yang tidak akan membuat jemu. Namun sering kali obsesi pada hobi ini membuat para remaja ini bertentangan dengan orangtua mereka.

Sebagai contoh, seorang remaja dengan obsesinya pada hobi bermain musik, membuatnya tidak pernah lelah berlatih musik di segala keadaan dan tempat. Sehingga, karena ini dia kerap kali mendapat omelan dari sang ibu.

Tidak berhenti di situ, larangan sang ibu untuk dia tidak terlalu terobsesi pada hobi bermain musik, telah membuatnya nekat berjalan kaki sejauh 3,2 kilometer demi bisa ikut berlatih musik bersama beberapa teman anggota band-nya.

ADVERTISEMENTS

3. Aku, kamu, kita untuk selamanya

bersama selamanya

bersama selamanya via https://images.pexels.com

Yang umum dari sejak zaman dulu adalah obsesi pada sebuah pertemanan. Obsesi ini muncul karena banyak hal, mulai dari kesamaan tempat tinggal, sekolah, kelas, kesukaan, bentuk tubuh, warna kulit atau rambut, dan banyak faktor lainnya lagi.

Mereka akan mulai membentuk suatu lingkaran pertemanan dengan sebutan geng dan mulai menamai geng tersebut dengan nama-nama yang unik dan berbeda antargeng.

Semua cerita senang, sedih, marah telah banyak dibagikan di dalamnya sehingga kemudian muncul perasaan saling memiliki satu sama lain yang tidak pernah rela untuk dipisahkan.

Mulai melakukan dan mewujudkan banyak hal secara bersama-sama adalah konsep utama dalam obsesi jenis ini. Sederhananya, bahkan untuk membeli berbagi perlengkapan sekolah dan pribadi, mereka akan berusaha untuk membeli dengan bentuk atau motif yang sama.

Sayangnya, ketidakrelaan jika salah satu anggota dalam pertemanan bergaul atau hanya sekadar ngobrol dengan orang di luar lingkungan mereka adalah kelemahan obsesi jenis ini.

ADVERTISEMENTS

4. Oh cinta monyetku…

cinta pertamaku

cinta pertamaku via https://images.unsplash.com

Keempat! Yap, obsesi remaja di urutan keempat ini adalah tentang percintaan. Obsesi ini cenderung akan menguras banyak emosi dan kocek mereka.

Bagaimana tidak? Mereka yang sudah disibukkan dengan segala urusan sekolah dan rumah, akhirnya mulai disibukkan juga dengan urusan menjaga hati seseorang yang telah mereka pilih sebagai teman berbagi kasih sayang di masa remaja mereka.

Dalam hal kocek pun, mereka yang masih belum bisa menghasilkan uang secara mandiri, akan kewalahan dalam keharusan berkencan, memberikan hadiah, atau kejutan ulang tahun kepada cinta monyet mereka.

Obsesi pada percintaan di usia remaja, cenderung menghasilkan banyak rasa egois yang membuat adanya tarik-menarik sebuah tuntutan untuk diperhatikan. Tidak jarang juga, kecemburuan yang kurang masuk akal atau di luar logika berpikir sering terjadi.

Bahkan, saling berebut gebetan di dalam lingkungan pergaulan mereka merupakan salah satu ciri khas sebuah hubungan percintaan kaum pencari jati diri ini.

ADVERTISEMENTS

5. Game mewarnai masa remajaku

kecanduan game

kecanduan game via https://images.unsplash.com

Obsesi jenis ini semakin marak di kalangan remaja ketika smart phone mulai merajai teknologi masa kini. Kelompok remaja yang tertarik dengan obsesi game ini cenderung sudah terlalu lelah dengan segala urusan di sekolah dan rumah mereka. 

Mereka berpikir obsesi pada game adalah satu-satunya obsesi yang akan menghibur mereka, bahkan bila digeluti dengan lebih dalam akan menghasilkan pundi-pundi rupiah yang bermanfaat untuk masa depan mereka.

Sayangnya, mereka yang terobsesi pada game ini seringkali lupa pada banyak hal, bahkan untuk menjaga kesehatan pribadinya dengan makan dan minum secara teratur saja sering dilupakan.

Sebagai informasi, beberapa media di berbagai daerah di Indonesia pun telah memberitakan dampak mengerikan dari obsesi ini. Yakni, menyebabkan para remaja ini terjangkit beberapa penyakit serius seperti darah tinggi, syaraf, stroke, bahkan ada yang sampai meninggal dunia (kasus di Mojokerto, Jawa Timur).

ADVERTISEMENTS

6. Atur posisi, *cekrek*, unggah

semuanya harus estetik

semuanya harus estetik via https://images.pexels.com

Sama seperti obsesi sebelumnya, obsesi yang berpusat pada dunia sosial media ini mulai merasuki remaja masa kini ketika teknologi smart phone semakin luas menginfeksi bumi.

Remaja yang menderita obsesi jenis ini, akan begitu detail anti keliru dengan apapun yang mereka unggah ke akun sosial media.

Mereka akan selalu mengikuti tren yang berkembang di masyarakat setiap harinya untuk terus mengunggah konten-konten yang up to date dan dengan terus memperhatikan unsur keindahan aka estetik, keteraturan atau kesenadaan unggahan mereka.

Kerelaan untuk mengorbankan uang jajan (dengan mencari tempat-tempat nongkrong yang instagramable) dan rasa malu adalah kunci dari terwujudnya sebuah obsesi pada dunia sosial media yang lebih maksimal atau dengan kata lain  mampu mendapat jumlah followers dan loves hingga ribuan bahkan puluhan ribu.

7. Menabung cuan demi masa depan gemilang

kolektor rupiah

kolektor rupiah via https://images.pexels.com

Obsesi di poin paling akhir ini seringkali terjadi karena kondisi perekonomian keluarga kaum remaja masa kini ada di bawah standar.

Alih-alih terlibat dalam enam obsesi sebelumnya, untuk bisa makan sehari-hari saja mereka seringkali dilanda ketidakberdayaan. 

Sehingga, obsesi paling tepat yang akan mereka pilih di usia remaja mereka adalah obsesi ini, yaitu obsesi mencari timbunan rupiah alias duit. Tujuannya tentu saja untuk bisa membantu keluarga dan bisa untuk bekal berjajan mereka pribadi.

Mereka akan sangat giat memanfaatkan semua peluang untuk bisa menghasilkan rupiah. Mulai dari tergabung pada sistem penjualan produk orang lain seperti menjadi seorang reseller atau pun dropshipper mereka jalani.

Atau bahkan dengan mulai menjajakan berbagai jenis makanan yang diproduksi oleh orang tua atau sanak keluarga, juga tidak malu mereka lakukan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Shangrila.(n) ; any place of complete bliss and delight and peace→The Lost Horizon, James Hilton(England,1933)™ Passion Never Weak