Tentu saja tidak semua hubungan yang kamu alami layak di kembangkan menjadi ajang penjajakan pasangan hidup.
Karena nyatanya ada beberapa hal yang membuat hubungan kamu dan pasangan menjadi tidak seimbang dan rentan untuk di lanjutkan ke jenjang pernikahan..
Hubungan yang rentan ini dapat kamu ganti dengan hubungan yang sehat apabila kamu dan pasangan dapat mempertimbangkan hubungan tersebut dengan lebih saksama,, dan dapat melakukan penyesuaian dan perbaikan yang di perlukan..
Hubungan cinta yang sehat berlangsung timbal balik. Salah satu pihak terkadang menjadi peran yang mengejar, namun terkadang juga berperan sebagai yang di kejar. Perasaan cinta ada naik turunnya, ada iramanya, akan tetapi jika kedua belah pihak bergantian mencintai, papan cinta akan terus berjungkat jungkit secara asyik.
Namun, kalau hanya satu pihak yang terus menerus aktif, hubungan menjadi tidak sehat dan tidak seimbang. Kalu kamu cenderung lebih memperhatikan dia sedangkan dia acuh tak acuh, lama-lama kamu akan capek dan lelah. kamu tahu kan mencintai seseorang itu ada pengorbanan?? bukan hanya tenaga, tapi dana bahkan pikiran. jika hal ini terus menerus berlangsung kamu akan merasa dimanfaatkan saja.
Memang banyak yang bertahan dengan hubungan semacam ini, mereka berfikir dari pada enggak pacaran, daripada kelihatan tidak laku-laku. nyatanya, malah lebih baik melajang dari pada mempertahankan hubungan berat sebelah semacam ini. kecuali anda benar-benar yakin bahwa "CINTA TIDAK HARUS MEMILIKI". Ucapkan "SELAMAT TINGGAL" pada hubungan yang seperti ini.
<>2. KAMU MELIHAT PASANGANMU SEBAGAI SOSOK PANUTAN>Lebih baik kamu tidak menganggap dia panutanmu,, tetapi pasangan atau partner hidupmu.
Salah satu pihak memandang pihak lain bukan sebagai pasangan, melainkan sosok panutan. salah satu pihak terus mnemandang ke atas, sedangkan pihak yang lain selalu memandang ke bawah.
Masalahnya sikap ini biasanya di latari oleh gambar diri yang buruk. pihak yang terus memandang ke atas di rundung perasaan minder dan rendah diri.
Berpasangan dengan sosok panutan di anggapnya dapat mengangkat harkat dan martabat dirinya. Di situlah bidang persoalannya. Orang yang rendah diri belum bisa menerima dirinya secara apa adanya, belum bisa mencintai dirinya sendiri. keadaan ini berpotensi mengambat berkembangnya kemesraan dan keintiman di dalam hubungan selanjutnya (pernikahan).
Seseorang yang belum mampu mencintai dirinya sendiri, bagaimana dia akan mampu mencintai pasangannya dan berbagi hidup dengannya??
Bagaimana dengan kamu sendiri???
<>3. KAMU TERPESONA KARENA ALASAN LAHIRIAH>Tentu saja kamu menginginkan pasangan yang memiliki daya tarik fisik, yang cantik , ganteng, kekar. macho, seksi, dll. Hal itu tidak salah dan boleh boleh saja, namun jika hal itu menjadi kriteria utama kamu dalam menentukan pasangan hidup untuk jenjang pernikahan, ya sama saja kamu membangun hubungan itu di atas dasar yang rapuh. kecantikan atau ketampanan sangat rentan terhadap perubahan.
Bila sosok si dia tidak lagi mendebarkan jantung dan memikat mata - karena kecelakaan, penyakit, atau penuaan - apakah kamu tetap mencintainya??.
Yang jelas kamu tidak dapat mempertahankan sebuah hubungan hanya dengan mengandalkan kecantikan atau ketampanan. Daya tarik memang mempunyai peranan lumayan penting dalam proses kimiawi cinta, namun kalau sudah membicarakn pernikahan, kita memerlukan lebih dari sekedar pesona lahiriah.
Bener gaakk broooo???
<>4. KAMU MENGALAMI CINTA LOKASI>Cinta lokasi ini banyak miripnya dengan cinta pada pandangan pertama.
Karena kegiatan yang mempertemukan kamu dan dia berlangsung relatif hanya sebentar, belum ada kesempatan yang memadai untuk saling mengenal secara mendalam.
Jadi, sebaiknya tidak mudah terhanyut dalam perasaan, lalu bertindak sembrono atau mengambil keputusan signifikan yang akan di sesali kemudian hari.
Seperti halnya cinta pada pandangan pertama, cinta lokasi masih harus di teliti lebih jauh kualitasnya.
Jangan terburu - buru mencintai, hal itu terlalu singkat apalagi membicarakan pernikahan,, selidiki dan pahami dulu lalu MANTAPKAN untuk lanjut pernikahan atau stop??
Sikap memberontak perlu di waspadai. Jika kamu tidak mendapatkan persetujuan dengan hubungan yang kamu jalin, sebisa mungkin janganlah memberontak, carilah win - win solution.
Jika kamu membangun hubungan sebagai bentuk perlawanan terhadap kehendak orang tua, itu sama saja dengan menumpuk - numpuk konflik. Hubungan itu sendiri sudah rentan karena tidak di bangun di atas dasar yang kuat, melainkan berdasarkan pemberontakan. di tambah lagi, kita mesti bersitegang dengan orang - orang terdekat yangs seharusnya menjadi komunitas pendukung kita.
Benar - benar hubungan yang menguras energi, baik secara fisik maupun secara mental
Lalu apa keputusanmu,, tetap memberontak?????
<>6. KAMU NEKAT MENCINTAI ORANG YANG SUDAH BERPASANGAN>Ingatlah, pasangan yang sudah menikah adalah mereka yang sudah memegang komitmen untuk memasuki suatu hubungan ekslusif yang akan berlangsung "SAMPAI MAUT MEMISAHKAN".
Kamu hendaknya menghormati dan mendukung keutuhan dan kesucian pernikahannya, bukannya menganggu dan mengusiknya, apalagi sampai menceraikannya. Heyy DOSA lhoooo hehehehe
Jadi, apabila hendak berpacaran, jangan mendekati orang yang sudah menikah. jangan pula nekat untuk menggoda mereka yang sudah bertunangan dan berpacaran dengan orang lain.
Lha kalau mereka yang malah mendekati dan menggoda??? BAGAIMANA...???
Ya pasang kuda - kuda donk, siapkan tendangan Jet Li untuk mendepak mereka. singkatnya :
"Say no to selingkuh!!"
Sebuah iklan makanan berujar, "Satu mana cukup?".
Dalam pacaran dan pernikahan, kita bersikap, "Satu saja sudah cukup!"
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.