Menjadi ibu rumah tangga itu pekerjaan seumur hidup. Pernah aku berucap kepada suamiku. Bisakah aku resign dari perkerjaan menjadi ibu rumah tangga? Ia hanya mengerutkan kening. Jika kamu ingin berhenti itu artinya kamu juga akan tidak menyandang gelar ibu. Padahal maksud aku aku ingin berhenti sejenak. Ia pun mengoreksi lagi. Jika capai tinggal istirahat saja tidak perlu berhenti.
Menjadi wanita itu tidak sekuat yang mereka pikirkan. Wanita juga bisa merasa lelah, ada kalanya ia hanya butuh refreshing sejenak. Menghilangkan suntuk 24 jam bekerja dengan ikhlas. Ia juga mengorbankan waktu istirahat hanya ingin selesai pekerjaannya. Satu pekerjaan yang belum selesai kadang bikin beban pikiran. Hingga wajar saja wanita yang waktunya dihabiskan dengan setumpuk tugas domestik, wajahnya lekas tua. Karena stres penyebab utamanya.
Lantas aku membuat jadwal harian agar tidak keteteran dan bisa mengetahui pekerjaan mana yang harus diutamakan maupun hal apa yang harus dikesampingkan. Aku menggunakan waktu secara efisien karena memiliki tanggung jawab baru. Menjadi seorang ibu dan istri tanpa pembantu.
Visioner kata temanku, semata-mata ingin memiliki sisi baru yang lebih bermanfaat untuk orang banyak. Belum waktunya sudah dirancang terlebih dahulu. Tetapi sayangnya tidak semua orang mau mengerti impian dan misiku. Ada juga yang menganggap aku sebagai miss perfeksionis. Ada kesalahan sedikit langsung komentar. Padahal aku hanya berusaha menjadi wanita yang lebih baik lagi. Lebih better than yesterday.
Bagi aku orang yang santai menikmati hidup itu tidak menghargai tentang kehidupan. Boros sama waktu untuk hal yang kurang berfaedah. Padahal 24 jam diciptakan bukan untuk senang-senang. Tetapi untuk terus memperbaiki diri dari waktu ke waktu. Waktu itu ibarat sebuah pedang. Jika kita tidak menggunakan secara maksimal. Tentu kita yang terhunus. Hidup menjadi gitu-gitu saja. Tidak ada target tidak ada pencapaian.
Keinginan saya bukan menjadi miss perfeksionis. Tetapi satu per satu impian terwujud, mustahil bisa tercapai jika hanya rebahan saja. Iya kan?
Ketika ocehan negatif datang. Kini makin tidak peduli. Pasalnya aku yang rugi kan? Kalau semua omongan ditelan bisa keselek. Lebih baik meluapkan emosi negatif dengan cara positif. Misal lagi marah nih langsung cuci piring, nyapu membaca atau menulis. Selain pikiran lebih terbuka kerjaan rumah jadi cepat selesai.
Curhat kepada orang yang tidak tepat justru hanya menambah beban hidup. Rahasia jadi terbongkar dan bisa jadi disebarkan. Lebih praktis kelola emosi dengan aktivitas. Keluarkan rasa sedih atau kecewa dengan tangis. Sebentar tapi bikin lega dan mudah memaafkan. Daripada dipendam jadi penyakit atau bisa jadi dendam. Berikut tips menjadi ibu rumah tangga bahagia minim drama dan galau. Apalagi lagi kontra sama pasangan nih, orang yang paling dekat dengan kita.
ADVERTISEMENTS
1. Sedikit bicara, banyak bekerja
Berhenti berbicara dengan lawan bicara untuk sementara waktu ketika ada problem baru. Coba refleksi diri dan mengalihkan pikiran pada hal lainnya. Dengan begitu energi masih dihemat dan jiwa gak gampang emosi. Karena emosi negatif biasanya menghambat produktivitas kerja.
ADVERTISEMENTS
2. Menjaga jarak dari hal yang membuat mood menjadi buruk
Menjaga jarak dulu karena kita bisa menilai sejauh mana membawa sikap sabar dan peduli ketika saling berjauhan. Kalau dekat dengan orang yang bikin sebal biasanya moodmu akan turun.
ADVERTISEMENTS
3. Fokus pada target
Fokus pada target. Jangan sampai waktu terbuang untuk hal yang kurang penting. Main games misalnya. Selain bikin gak fokus sama sekitar waktu terbuang sia-sia. Main sih boleh asal tidak ketagihan dan mengabaikan orang sekitar. Fokus sama ngurusin anak dan bercanda bersama itu lebih baik.
ADVERTISEMENTS
4. Mengerjakan sesuatu yang membuatmu senang
Buat sesuatu yang bisa dikerjakan sesuai passionmu. Semakin membuat diri bahagia maka tidak akan sulit buat orang lain bahagia juga. Selain itu akan mengasah kemampuan dan keahlianmu. Siapa tahu bisa jadi penghasilan.
ADVERTISEMENTS
5. Menyelesaikan tugas dengan baik
Tidak perlu tergesa-gesa saat mengerjakan tugas. Nikmati saja dan anggap itu tugas terakhir kamu yang harus diselesaikan.
ADVERTISEMENTS
6. Buang sumber kegalauan salah satunya jauhi medsos
Kalau hati lagi galau jangan dekat-dekat medsos. Banyakin berdoa saja semoga hati lebih tenang. Karena wanita nih biasanya suka buang sampah uneg-uneg atau masalah pribadi ke khalayak publik. Tanpa sadar seperti menelanjangi diri. Lebih baik menjadi pribadi yang walau menderita orang-orang tidak tahu. Share happiness! Bukan pengalaman pribadi yang buruk. Curhat di medsos itu hanya memperlihatkan diri yang lemah.
7. Gabung dengan komunitas yang bermanfaat
Berkumpul dengan orang-orang yang punya target, segudang inspirasi maupun komunitas yang banyak manfaatnya. Bisa sharing dan giving dengan mereka sehingga stigma kita merasa sendirian menghadapi masalah itu tidak ada. Setiap orang pasti akan mengambil jalan yang salah dan menghadapi masalah yang serupa namun berbeda.
Tidak terkecuali ibu rumah tangga yang setiap hari rutinitas lebih banyak di rumah saja. Masalah hanya bisa diminimalisir tidak dimusnahkan. Kita bisa cari jalan keluar satu persatu. Ikhlas dan syukur cara paling mukhtakhir untuk bahagia menjadi ibu rumah tangga.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”