7 Binatang Langka Khas Indonesia yang Sayang jika Punah

Sayang sekali jika satwa-satwa yang indah dan dapat mengingatkan kita pada kuasa Sang Pencipta ini punah.

Indonesia selain memiliki beragam budaya, memuat pula pesona alam yang khas dan mempesona. Tak ketinggalan pula keanekaragaman satwanya. Namun, laju peradaban malah membuatnya kian langka.

Kira-kira apa yang membuat hewan-hewan ini langka? Dalam dunia konservasi, tidak dikenal kata hewan langka, melainkan hewan yang terancam punah. Oleh karenanya, dilakukan upaya untuk melindungi dan melestarikan hewan-hewan tersebut sehingga tidak punah.

Kepunahan satwa ini disebabkan oleh beberapa faktor. Sebagian besar adalah disebabkan oleh ulah manusia. Contohnya adalah perburuan liar, pemangkasan hutan yang menjadi habitat mereka, perdagangan gelap hewan untuk dijadikan barang-barang koleksi, dan lain-lain.

Seringkali pula, satwa atau hewan liar dianggap hama oleh manusia sehingga keberdaannya dianggap mengganggu. Oleh karenanya, banyak orang-orang mengusir, menangkap, atau bahkan membunuhnya.

Betapa sayang sekali jika satwa-satwa yang indah dan dapat mengingatkan kita pada kuasa Sang Pencipta ini punah. Coba bayangkan jika kelak kita hanya bisa mendongengkan cerita tentang hewan-hewan yang sudah lenyap itu pada anak cucu kita tanpa mereka tahu seperti apa wujudnya.

ADVERTISEMENTS

1. Bekantan

Bekantan

Bekantan via https://pxhere.com

Bekantan adalah sejenis monyet yang memiliki hidung panjang dan berbulu cokelat muda. Ciri-ciri khas bekantan adalah hidung yang lebih besar dan panjang yang ditemui pada bekantan jantan. Oleh karena hidung panjangnya, bekantan juga dikenal dengan nama monyet Belanda.

Monyet ini adalah satwa endemik di hutan bakau dan rawa di pulau Borneo (Kalimantan, Sabah, Serawak, dan Brunei). Maka, tak heran jika dijadikan maskot fauna provinsi Kalimantan Selatan.

Pada tahun 2000, bekantan dinyatakan sebagai satwa yang terancam punah. Disusul dengan jumlahnya yang semakin menurun di tahun 2008. Kini, bekantan sedang berjuang melawan kepunahan akibat dari hilangnya habitat dan maraknya penangkapan liar.

ADVERTISEMENTS

2. Badak Bercula Satu

Badak Bercula Satu

Badak Bercula Satu via https://pxhere.com

Badak yang memiliki cula satu ini sering disebut pula badak Jawa. Bentuknya hampir mirip dengan badak Indie tapi sedikit lebih kecil. Ciri utamanya adalah kulit tebal yang bermosaik menyerupai baju baja.

Kiranya badak Jawa masih hidup di dua tempat, yaitu di Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa Barat dan Taman Nasional Cat Tien, Ho Chi Minh. Faktor utama berkurangnya populasi badak Jawa adalah perburuan culanya. Masalah yang juga menyerang semua spesies badak di dunia.

ADVERTISEMENTS

3. Komodo

Komodo merupakan hewan endemik yang hidup di Nusa Tenggara, di antaranya Pulau Gili, Pulau Rinca, Pulau Flores, dan Pulau Komodo. Kadal raksasa ini sangat berbahaya karena memiliki air liur yang mengandung bakteri mematikan.

Biawak besar ini termasuk hewan yang dilindungi karena rentan terhadap kepunahan. Pada tahun 1980, berdirilah Taman Nasional Komodo untuk melindungi populasi dan ekosistemnya di beberapa pulau termasuk Komodo, Rinca, dan Padar. Selain itu, didirikan pula Cagar Alam Wae Wuul dan Wolo Tado di Flores untuk membantu melestarikan komodo.

ADVERTISEMENTS

4. Orangutan

Orangutan

Orangutan via https://pxhere.com

Orangutan merupakan jenis kera dengan lengan yang panjang dan bulu berwarna cokelat kemerahan. Binatang ini hidup di hutan tropika Indonesia dan Malaysia, khususnya Kalimantan dan Sumatra.

Tidak seperti primata saudaranya, gorilla dan simpanse, orangutan tidak hidup dalam sekawanan yang besar. Sifatnya yang pemalu membuatnya jarang menampakkan diri. Hewan ini menghabiskan waktu di atas pohon.

Predator orangutan adalah macan tutul, buaya, dan ular piton. Namun, predator terbesarnya adalah manusia. Oleh manusia, habitat orangutan semakin sempit karena kawasan hutan hujan tempat tinggalnya dijadikan lahan kelapa sawit, pertambangan, serta penebangan pohon.

ADVERTISEMENTS

5. Kanguru Pohon Wondiwoi

Kanguru Pohon Wondiwoi atau dikenal juga sebagai Wondiwoi Tree-kangaroo atau Mayr Tree-kangaroo merupakan salah satu hewan endemik jenis kanguru yang hidup di pulau Papua. Habitatnya diperkirakan berada di daerah pegunungan Wondiwoi Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.

Hewan ini sangat langka dan informasi mengenai spesiesnya sangat minim. Populasinya diperkirakan sekitar 50 ekor saja. Oleh karenanya ditetapkan sebagai dilindungi karena terancam punah.

ADVERTISEMENTS

6. Anoa

Anoa adalah satwa endemik pulau Sulawesi. Secara umum, anoa mempunyai kemiripan dengan kerbau dengan ukuran yang lebih pendek. Tanduknya lurus ke belakang serta meruncing.

Diperkirakan, hanya sekitar 5000 ekor anoa saja yang masih bertahan hidup. Hal ini terjadi akibat perusakan habitat, maupun perburuan yang berlebihan.

Penurunan populasi tersebut menyebabkan hewan ini menjadi rentan punah. Untuk itu, perlu adanya konservasi terhadap anoa sehingga keberadaanya di alam dapat dilestarikan. Hal ini sangat penting terutama untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam.

7. Harimau Sumatra

Harimau Sumatra

Harimau Sumatra via https://www.pikniek.com

Indonesia memiliki tiga jenis harimau endemik. Dua di antaranya sudah punah, yaitu harimau Jawa dan harimau Bali. Tinggal satu jenis yang masih hidup, yaitu harimau Sumatra.

Jumlah harimau Sumatra pun hanya berkisar 500 ekor. Penghancuran habitat merupakan penyebab menurunnya populasi harimau. Bahkan pembalakan pohon juga terjadi di taman nasional yang semestinya dilindungi.

Keberadaan harimau Sumatra menjadi polemik karena konfliknya dengan manusia. Habitat yang rusak menyebabkan harimau keluar dari habitat alaminya dan meresahkan masyarakat. Jadi, siapa yang mesti bertanggung jawab atas ini?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pengemar K-Pop dan K-Drama, apapun kata orang yang penting saya bahagia dan anda tidak terganggu.