Tidak dipungkiri, wabah COVID-19 membuat 'behavior tourism' menjadi berubah. Khususnya umroh ataupun haji, bahkan haji tahun 2020 atau 1441 Hijriah ditiadakan oleh pemerintah melalui keputusan Menag bernomor Surat 494 tahun 2020 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia.
Pandemi corona juga membuat para biro travel haji dan umroh harus memutar otak dan mengasah kreativitas untuk tetap survive, mengatur cashflow, dan mengefektifkan kinerja tim di saat wabah COVID-19 belum berakhir. Banyak biro travel haji dan umroh yang secara total memberhentikan aktivitas kerjanya. Ada banyak juga yang mendiversifikasi usahanya untuk sementara waktu hingga pandemi berakhir dan dibuka kembali perjalanan haji dan umroh ke Saudi Arabia.
Namun, hanya sedikit biro travel haji dan umroh yang tetap fokus beraktivitas 'preparing' bersiap menerima 'revenge tourism' alias lonjakan permintaan akan pariwisata, khususnya umroh setelah pandemi berakhir. Kita semua tidak pernah tau kapan pandemi ini berakhir. Kapan semuanya bisa kembali normal sedia kala seperti belum ada pandemi COVID-19. Namun, kita juga punya takdir lain yang diberikan oleh Tuhan untuk bisa beradaptasi dengan banyak hal baru. Beraktivitas atau berangkat umroh dengan metode baru standar protokol kesehatan yang mulai diterapkan oleh seluruh dunia mengacu dari saran dan ketentuan WHO.
Oleh karena itu, simak 6 tips aman umroh di era new normal pasca pandemi corona berikut ini. Agar perjalanan umroh ke tanah suci menjadi khidmat, berkualitas, 'safety', dan 'stay healthy' saat berangkat dan pulang ke tanah air.
ADVERTISEMENTS
1. Pertama, safety first!
'Safety' terlebih dahulu, baru berangkat kemudian. Pepatah yang cocok untuk semua yang akan pergi umroh pasca pandemi. Kualitas gizi makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh menjadi perhatian penting untuk menjaga imunitas tubuh selalu dalam 'peak performance' atau selalu prima setiap hari. Selain itu, olahraga ringan seperti jogging, bersepeda, atau berenang adalah beberapa pilihan olahraga yang bisa dipersiapkan sebelum mendaftar berangkat umroh setelah jadwal keberangkatan ke tanah suci mulai di buka kembali.
Bisa dilakukan 2 hari sekali atau sepekan 3 kali agar tubuh tetap dalam kondisi prima dan kuat melaksanakan ibadah umroh di tanah suci dengan optimal. Ibadah yang penuh khidmat harus disertai dengan fisik yang kuat dan mental yang sehat.
ADVERTISEMENTS
2. Kedua, patuhi protokol kesehatan yang berlaku secara umum
Protokol kesehatan untuk selalu membawa hand sanitizer, masker, dan juga sarung tangan harus selalu dipatuhi. Masker yang menutup hidung dan mulut adalah benda wajib di era pandemi saat ini. Pun hal itu juga akan masih berlaku beberapa bulan ke depan setelah dinyatakan pandemi berakhir bahwa menggunakan masker adalah hal yang menjadi prioritas saat berada di luar rumah.
Terlebih lagi yang sedang melakukan perjalanan umroh ke tanah suci. Sediakan masker dalam jumlah yang cukup saat akan pergi umroh. Selain masker, hand sanitizer, dan sarung tangan. Memakai kacamata hitam saat umroh juga hal penting. Fungsi dari kacamata tersebut selain untuk menahan silau terik matahari dan debu yang akan masuk ke mata saat ibadah umroh, juga berfungsi sebagai bentuk minimalisir penularan COVID-19.
Gunakan kacamata hitam yang menutup seluruh bagian mata. Karena virus Corona atau COVID-19 dapat masuk ke dalam tubuh dengan menginfeksi dari 3 saluran mukosa yaitu mulut, hidung, dan mukosa yang ada di mata.
ADVERTISEMENTS
3. Ketiga, selalu cuci tangan, semprot bagian luar pakaian dengan desinfektan.
InsyaAllah semua hotel atau penginapan di Mekkah dan Madinah sudah melakukan itu. Lalu langsung mandi dan ganti baju khusus untuk tidur saat masuk ke kamar hotel. Toh, nantinya pasti semua hotel di Tanah Suci juga hanya akan menyediakan kamar berisi maksimal 2 orang di tiap kamar.
Berbeda dengan dahulu yang bisa sampai maksimal '4 bedroom' tiap kamar jamaah umroh. Otomatis biaya dari biro travel haji dan umroh juga sedikit lebih mahal akan hal itu. Semua maskapai dan bandara baik di Indonesia maupun negara lain juga akan ada bilik sterilisasi penyemprotan desinfektan dan juga pemeriksaan suhu tubuh.
Sudah seharusnya mencuci tangan seoptimal mungkin dan atau jika tidak menemukan sabun dan air mengalir, usahakan selalu membawa handsanitizer untuk menyemprotkannya ke kedua tangan kita. Pakailah handsanitizer yang juga aman untuk anda dan juga anak anda yang masih kecil / balita. Ada pakar kesehatan yang menyarankan bahwa hand sanitizer yang aman bagi tubuh dan efektif membunuh kuman, bakteri dan virus yang menempel di tangan adalah handsanitizer yang berbahan Hypochlorous Acid (HoCl).
ADVERTISEMENTS
4. Keempat, persiapkan dana lebih
Karena efek dari pandemi virus Corona COVID-19 ini jelas sangat berimbas pada biaya keberangkatan umroh ke tanah suci. Biaya utama untuk perjalanan umroh terletak pada akomodasi dan transportasi yaitu tiket maskapai pesawat dan hotel tempat menginap. Maskapai penerbangan pasti akan melakukan protokol kesehatan dengan hanya mengisi kapasitas penumpang hanya 50% sehingga akan membuat harga tiket menjadi 'over charge'.
Selain itu, seperti yang sudah disinggung di paragraf sebelumnya yaitu biaya menginap di hotel tersebut juga pasti bertambah sedikit mahal karena setiap kamar hanya memperbolehkan 2 tamu di setiap kamar. Atau mungkin bisa tetap 'quad bedroom' yang berisi 4 kamar tidur untuk 4 tamu (jamaah haji) yang masih 1 keluarga dan 1 KK. Hal ini sebenarnya juga masih bisa diantisipasi oleh pihak biro travel umroh yang mengurusi keberangkatan calon jamaah agar biaya keberangkatan umroh masih bisa hemat.
ADVERTISEMENTS
5. Kelima, vaksin virus untuk semua calon jamaah umroh
Vaksin virus untuk semua calon jamaah umroh nantinya tidak hanya khusus vaksin meningitis. Namun juga vaksin virus influenza dan lebih khusus lagi vaksin COVID-19 jika dalam waktu dekat sudah ditemukan vaksinnya. Hal ini jelas berimbas pada biaya umroh yang menjadi tanggung jawab dari setiap calon jamaah yang akan berangkat umroh ke tanah suci.
Selain itu, nantinya juga akan ada biaya pemeriksaan khusus Rapid test dan Swab PCR COVID-19 baik saat berangkat di bandara keberangkatan di Indonesia, maupun saat tiba di bandara yang ada di Jeddah atau Madinah. Setiap calon jamaah umroh juga harus siap uang lebih untuk antisipasi pemeriksaan ulang Rapid test dan Swab PCR di negara Arab Saudi yang tentunya biaya menjadi tanggung jawab jamaah. Karena pada umumnya, asuransi yang ada di setiap perjalanan umroh masih belum meng-cover biaya untuk Rapid test dan Swab PCR COVID-19.
ADVERTISEMENTS
6. Keenam, selektif memilih biro travel haji dan umroh
Selektif memilih biro travel haji dan umroh yang memang selama masa pandemi ini sudah mempersiapkan persiapan yang sangat matang untuk antisipasi New Normal Umroh pasca pandemi. Ini menjadi hal yang krusial karena aspek kesehatan yang sudah kita persiapkan sedari awal akan kacau balau jika pihak biro travel umroh yang kita pilih masih kurang 'aware' dan siap untuk New Normal dengan protokol kesehatan yang ketat. Hal ini memang bukan tanggungjawab dari pihak biro travel saja, melainkan juga melibatkan unsur dari pemerintah yang terkait seperti pihak maskapai penerbangan, kementrian Luar Negeri, kementerian agama, kementrian kesehatan, kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif.
Inilah ujian sebenarnya bagi kita sebagai bangsa Indonesia untuk mampu dan berhasil melewati masa krusial adaptasi dengan kondisi New Normal. Kita berharap bahwa pandem COVID-19 ini agar cepat berakhir dan kita memasuki babak baru kehidupan New Normal dengan semua 'New Behavior' terkhusus untuk perjalanan umroh ke Tanah Suci. Semoga kita semua diberikan kesehatan lahir dan batin agar kita bisa segera berkunjung ke Ka'bah dan sholat berjamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi serta kembali pulang ke tanah air Indonesia dengan keadaan sehat dan selamat. Tetap patuhi dan laksanakan protokol kesehatan secara ketat ketika tiba kembali di tanah air sesuai aturan yang sudah ditetapkan pemerintah.
Mari kita bersiap
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”