6 Pasangan Iconic Dalam Film Indonesia, yang Bikin Kamu Pengen Cepet-Cepet Punya Pasangan, Setelah Nonton Mereka Berdua.

Indonesia telah memproduksi banyak film-film romantis. Namun, banyaknya film romantis yang ada, tak melulu bisa menelurkan sosok-sosok pasangan yang seolah-olah dalam dunia nyatapun mereka memiliki rasa. Mereka memang bermain dengan rasa, namun dalam film saja. Ga gampang untuk bisa mendapatkan chemistry dari dua insan yang berbeda. Apalagi dalam kehidupan nyata, mereka tak ada hubungan apa-apa selain partner kerja. Tapi, beberapa dari mereka mampu menghipnotis penonton mengenai aktingnya menjadi sepasang kekasih yang sukses besar. Siapa saja sih, pasangan iconic dalam film Indonesia yang membuat para penonton terhipnotis dengan totalitas akting mereka. Yuk, ikuti updatenya dibawah ini ya, guys.

<>1. Nicholas Saputra dan Dian Sastro Wardoyo.

http://www.bisnishotel.com/wp-content/uploads/2014/11/diansastro-inst.jpg via http://www.bisnishotel.com

Siapa yang ga tahu, peran Rangga dan Cinta di film AADC (Ada Apa Dengan Cinta). Datangnya film AADC di tahun 2002, memberikan kelegaan pada masyrakarat yang kala itu haus akan datangnya film produksi anak bangsa. Dari sekian lama, AADC mendobrak menjadi film romantik remaja yang sangat booming kala itu. Peran Dian dan Nico sangat menghipnotis jutaan penonton. Bahkan film ini mencatat 2,1 juta lembar untuk penjualan tiketnya. Dengan lekatnya mereka menjadi pasangan iconic, sampai dibuat lagi mini seri Drama AADC yang juga membuat para fans AADC kegirangan. Dan sebentar lagi akan tayang di bioskop-bioskop kesayangan kamu untuk AADC jilid 2. Buat kamu para penggila AADC, jangan lewatkan filmnya ya.

<>2. Samuel Rizal dan Sandy Aulia.

https://www.google.co.id/search?q=shandy+aulia+dan+samuel+rizal&num=30&espv=2&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwjU_PXgp8nLAhUCxI4KHeoiBIkQsAQIHQ&biw=1272&bih=608#imgrc=8cyUFAuP6iaFcM%3A via https://www.google.co.id

Masih inget film Eifell I'm In Love?. Film ini di produksi pada tahun 2003. Setelah booming AADC di tahun 2002, produksi film indonesia di getarkan lagi oleh film romantis ini. Cerita drama yang di bumbui dengan gimik-gimik lucu percintaan ala-ala remaja ini, mendulang sukses pada masanya. Kesuksesan film ini didukung dari peran Sami (Samuel Rizal) dan Sandy yang cocok banget sebagai pasangan muda yang kocak. namun juga romantis. Film ini di tonton oleh 3,3 juta penonton. Setelah film ini berakhir, pasangan Sami dan Sandy kembali di pasangkan dalam film Apa Artinya Cinta?.

<>3. Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari.

http://blog.orori.com/wp-content/uploads/2012/12/Screen-shot-2012-12-21-at-12.48.13-PM.png via http://blog.orori.com

Reza Rahardian, aktor tampan berbakat yang selalu dapat membuat pemirsanya meleleh melihat akting yang digarapnya. Dipasangkan dengan Bunga Citra Lestari(BCL), yang tak kalah baik dalam berakting, mereka mendapatkan chemistry yang luar biasa dalam film Habibie Ainun. Tiket yang terjual terhitung 4,4 juta lembar untuk film ini. Mereka sangat menghayati dalam peran sebagai Habibie dan Ainun. Chemistry yang didapat sungguh melekat dalam diri mereka berdua. Reza Rahardian mampu menyabet Piala FFI berkat aktingnya sebagai B.J Habibie.

<>4. Reza Rahardian dan Acha Septriasa

http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/973748/big/045871500_1441101218-49A8E95CA21E20AEC9901B4E722EEE.jpg via http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com

Film ini mungkin tak menjadi box office. Namun, akting Reza dan Acha sebagai sepasang suami istri muda sungguh ber- chemistry. Memang tak diragukan lagi, aktor Reza Rahadian ini selalu totalitas dalam aktingnya diberbagai film. Film ini juga sangat menyentuh para penonton dengan cerita kesetiaan yang diperankan oleh mereka berdua. Perannya sebagai sepasang suami istri terlihat sangat alamiah, chemistry yang sangat kuat dan meyakinkan penonton bahwa mereka memang pasangan suami istri yang saling jatuh cinta sekaligus putus asa dalam hal memperoleh anak. Makanya ga salah kan mereka dimasukan sebagai pasangan iconic di film Indonesia. Kalau penasaran bisa lihat aktingnya difilm Test Pack.

<>5. Vino G. Bastian dan Fahrani.

http://25.media.tumblr.com/tumblr_lvzyclaZEr1qb7d3mo1_1280.jpg via http://25.media.tumblr.com

Radit dan Jani pasangan muda yang baru saja menikah, diperankan oleh Vino dan Fahrani. Pada dasarnya, Vino dan Fahrani memang masih muda dan memiliki gaya yang tak jauh berbeda dengan apa yang mereka mainkan dalam film. Tapi, tidak dengan sifatnya ya guys. Karakter penampilan yang rock n roll abis, nge-buat cerita ini makin menarik. Cerita cinta yang mereka mainkan berbeda dengan cerita drama menye-menye yang sering di munculkan di banyak film romantis indonesia. Vino dan Fahrani sukses banget menjalankan perannya sebagai pasangan romantis yang rock n roll. Pokoknya, pas banget lah mereka berdua. Yang belum nonton, cuss nonton guys.

<>6. Dimas Anggara dan Michelle Zudith.

http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/955141/big/079521100_1439462762-Dimas-Anggara-dan-Michelle-Ziudith-1.jpg via http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com

Film terbaru yang diperankan oleh Dimas dan Michelle adalah London Love Story. Mereka dipertemukan kembali di film tersebut karena pada film-film sebelumnya, chemistry mereka sebagai pasangan sangat digilai banyak penonton muda. Dalam film sebelumnya yaitu Love in Paris dan Magic Hour mereka disandingkan sebagai pasangan kekasih. Saking demennya sama akting mereka, banyak yang menginginkan pasangan tersebut, benar-benar menjadi pasangan kekasih didalam kehidupan nyata. Di film Magic hour, tiket terjual sekitar 859 ribu lebih. Yah, kalau jodoh ga kemana ya mbak mas? Siapa tahu kedepannya mereka memang bisa berjodoh dikehidupan nyata. Kita tunggu saja, film apa lagi yang bakalan memasangkan dua insan ini.

Hebat kan pasangan-pasangan diatas?. Nah, gimana menurut kalian ?, masih ada lagi ga pasangan iconic di film indonesia yang cocok banget sampai pengen dijadiin pasangan beneran dalam kehidupan nyata. Yang jelas, kita turut bangga dengan kinerja mereka yang juga menaikan derajat film-film indonesia di era persaingan film dunia.