Beberes rumah menjadi salah satu kegiatan yang melelahkan bukan? Kebayang gak sih gimana lelahnya kalau kamu harus beberes rumah sekaligus hati secara bersamaan? Hal ini dilakukan Jean dalam Film Happy Old Year yang tayang sejak 2019 dan bisa disaksikan di Netflix dengan durasi 1 jam 53 menit.
Memulai karier sebagai desain interior, Jean ingin menjadikan rumahnya sebagai tempat tinggal sekaligus kantor. Ia mengusung tema minimalis dalam karya dan gaya hidupnya. Masalahnya, rumah yang ditinggali Jean bersama Kakak dan Ibunya, terdapat banyak barang yang memiliki kenangan.
Itulah sebabnya, sejak awal Ibunya tidak menyetujui ide Jean tentang konsep minimalis yang diutarakan Jean. Namun, Jean tetap ingin mewujudkan ambisinya tersebut bagaimana pun caranya. Dengan dibantu Jay, kakaknya dan dukungan Pink (sahabatnya), Jean memulai beberes rumah.
ADVERTISEMENTS
1. Langkah Pertama, Tetapkan Tujuan dan Cari Inspirasi
Seperti yang Jean lakukan, Ia dan Jay memulai langkah bebenah dengan tujuan menjadikan rumahnya sebagai kantor. Ia mencari inspirasi dari buku dan majalah. Jean dan Jay mulai membeli kantong sampah untuk membungkus barang-barang yang akan dibuang.
ADVERTISEMENTS
2. Langkah Kedua, Jangan Mengingat Masa Lalu
Dalam proses membersihkan rumahnya, Jean menemukan barang-barang milik Aim (mantan kekasihnya). Hal ini membuat Jean terlempar pada kenangan masa lalu. Kini Jean mulai mengerti perasaan Ibunya yang tak menyetujui Jean membuang barang-barang tak terpakai di rumah.
Barang-barang tersebut memiliki kenangan indah bersama Ayahnya, yang sudah bercerai. Semakin mengingat kenangan masa lalu, Jean menjadi goyah dengan niatnya tujuan awalnya.
ADVERTISEMENTS
3. Langkah Ketiga, Jangan Terbawa Perasaan
Jean sempat berhenti sejenak dalam membereskan barang-barangnya. Perasaannya mulai kacau, terlebih dengan barang-barang Aim. Apakah Jean akan membuangnya. menyimpannya, atau mengembalikannya? Namun, Pink memberikan saran kepada Jean, agar barang-barang milik orang lain yang ada di rumah Jean, dikembalikan ke pemiliknya. Ia pun mulai satu per satu mengirimkan paket kepada pemilik barang tersebut.
ADVERTISEMENTS
4. Langkah Keempat, Jangan Goyah, Buang Perasaan
Tak ingin perasaan kalut tersebut menghambat kariernya, bahwa kantor harus segera jadi, Jean akhirnya memilih untuk menyingkirkan barang-barang tak terpakai di rumahnya. Termasuk barang-barang Aim, Jean mengembalikan kepada Aim. Meskipun paket yang dikirimkan kepada Aim sempat ditolak, Jean akhirnya mendatangani rumah Aim dengan perasaan bersalah. Pasalnya, Jean dulu meninggalkan Aim begitu saja saat kuliah ke Swedia.
ADVERTISEMENTS
5. Langkah Kelima, Jangan Tambah Barang Lagi
Tak selesai sampai disini, langkah Jean dalam bebenah rumah dan hati belum selesai walau banyak barang yang sudah dibuang, dijual, dan dikembalikan. Bahkan, tentang perasaannya, Jean sudah meminta maaf pada Aim karena dulu meninggalkan Aim begitu saja bahkan tidak merespon pesannya.
Bukan hanya Jean yang mengembalikan barang Aim, Aim juga melakukan hal yang sama kepada Jean, Ia mengembalikan barang-barang milik Jean yang ada di rumah Aim. Sempat membuat Jean terbebani, jika barang-barang tersebut disimpan, ini akan menjadi barang baru yang bisa menghambat proses bebenahnya. Selain membuat rumah menjadi sempit, barang pengembalian Aim juga akan membuat hati Jean sesak karena kembali jatuh ke masa lalu.
ADVERTISEMENTS
6. Langkah Keenam, Jangan Lihat Masa Lalu
Jean memutuskan untuk terus fokus pada impiannya, memiliki kantor dengan gaya minimalis. Selain barang-barang tak terpakai yang telah dibuang, Jean juga memutuskan untuk merelakan kenangan indah bersama Aim. Ia fokus pada karier dan kehidupannya sekarang. Meskipun terkesan egois, karena dalam proses bebenah Jean hanya memikirkan dirinya sendiri dan apa yang ingin ia wujudkan. Namun, Jean tetap melanjutkan tujuan hidupnya.
Jean, akui saja kalau kau egois dan lanjutkan hidupmu – Aim
Minimalis bukan hanya sekedar hidup dengan sedikit barang. Tetapi poin pentingnya adalah hidup dengan kebebasan. Bebas dari khawatir, takut, keterpurukan, dan sebagainya.
Mengutip dari website The Minimalists Minimalism is a tool to rid yourself of life’s excess in favor of focusing on what’s important—so you can find happiness, fulfillment, and freedom
Minimalis sebagai alat untuk melepaskan diri dari hal-hal yang berlebihan dalam hidup, demi fokus pada hal-hal yang penting, sehingga kita dapat menemukan kebahagiaan, kepuasan, dan kebebasan.
Setelah perjalanan panjang yang dilalui Jean, dan harus bergulat dengan hatinya, akhirnya Jean berhasil mendapatkan kebebasan itu. Bebas dari barang-barang yang membuat rumahnya sempit dan kenangan masa lalu yang membuatnya merasa sakit.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”