Hidup memang bukan ajang balapan termasuk ketika kamu sudah memasuki mahligai rumah tangga terlebih dulu dibandingkan dengan teman-temanmu. Namun, merasakan hal tersebut lebih dulu, memberimu sensasi yang belum pernah teman-temanmu alami. Mungkin teman-temanmu mengira bahwa menikah dan memiliki anak merupakan suatu kebahagiaan terbesar dalam hidup, hari-hari terasa indah karena sudah ditemani oleh suami. Rumah tak lagi sepi karena sudah ada tangis dan tawa dari si kecil.
Jika anak muda seusiamu masih rutin hang out ke mall, piknik ke pantai atau gunung, rasanya kontras sekali dengan kamu yang justru harus sudah bisa mengurus suami dan anak. Tidak ada lagi kata “hari libur” karena setiap hari selalu sibuk dengan pekerjaan rumah tangga. Tidak ada lagi kata “bangun siang” karena suami perlu diurus untuk keperluan berangkat ke kantor. Dan tidak ada lagi kata “berleha-leha” karena sudah ada si kecil yang tidak bisa diprediksi kapan dia akan minta ASI dan buang air.
Hal itu tampaknya hanya sebagian kecil dari banyaknya hal lain yang hanya bisa dirasakan oleh ibu muda. Apakah kamu sudah merasakannya?
ADVERTISEMENTS
1. Galeri handphone penuh oleh foto bayimu. Coba scroll deh, masih adakah foto-foto masa gadismu?
Selagi muda dan masih alay, tumpukan foto selfie pastinya memenuhi galeri ponselmu. Tapi semenjak bayimu lahir, kamu pasti tidak tahan untuk selalu mengabadikan setiap momen lucunya. Entah itu foto atau video, berbagai ekspresi bayimu terekam setiap harinya. Dari mulai bayimu baru lahir, menangis, mengoceh, mulai bisa tengkurap sampai berjalan, tak pernah luput dari perhatianmu untuk selalu memotretnya. Dan setiap kamu membuka galeri foto, kamu baru menyadari bahwa foto-foto selfiemu dahulu sudah tenggelam kalah dengan foto-foto bayimu.
ADVERTISEMENTS
2. Bangun tengah malam jadi hal yang biasa dilakoni. Dulu begadang buat nyusun skripsi, sekarang…ngasuh bayi
Awal-awal memiliki bayi mungkin ada sedikit rasa kesal ketika tidur nyamanmu terganggu oleh suara tangisannya. Tapi semua rasa kesalmu ditahan mengingat itu sudah menjadi kewajibanmu untuk memberinya ASI. Hal ini bisa jadi sangat sulit dilewati apalagi buat kamu yang tidak terbiasa begadang. Bahkan ada yang bilang bahwa masa-masa menyusui itu lebih berat daripada masa-masa hamil. Entah mana yang benar namun lagi-lagi demi anak, apapun rela dilakukan sang ibu.
ADVERTISEMENTS
3. Kenikmatan dalam urusan makan sedikit banyak akan terganggu. Nyebokin anak ketika lagi asyik-asyiknya makan? Sudah biasa~
Awal-awal memiliki bayi mungkin ada sedikit rasa kesal ketika tidur nyamanmu terganggu oleh suara tangisannya. Tapi semua rasa kesalmu ditahan mengingat itu sudah menjadi kewajibanmu untuk memberinya ASI. Hal ini bisa jadi sangat sulit dilewati apalagi buat kamu yang tidak terbiasa begadang. Bahkan ada yang bilang bahwa masa-masa menyusui itu lebih berat daripada masa-masa hamil. Entah mana yang benar namun lagi-lagi demi anak, apapun rela dilakukan sang ibu.
ADVERTISEMENTS
4. Kepanikan pasca anak disuntik vaksin bisa jadi hal yang sangat menakutkan. Apalagi kalau anak demam setelahnya
Sebagai ibu muda yang memegang prinsip "mencegah lebih baik daripada mengobati", rasanya suntik vaksin untuk anak merupakan hal yang wajib. Tak ketinggalan setiap bulannya rajin datang posyandu atau dokter anak demi memberikan ‘tameng’ pada anak agar tak mudah terjangkit penyakit yang berbahaya. Tapi setiap tindakan pasti memiliki resiko. Tak terkecuali suntik vaksin yang kadang memberikan efek pada tubuh anak seperti demam, panas, nyeri di bagian yang disuntik, dan lain-lain.
Tak jarang sakit yang dirasakan oleh anak membuatnya rewel dan sering menangis. Sebagai ibu muda yang masih minim akan ilmu kesehatan anak, hanya bisa menenangkan anak dengan cara menggendongnya atau mengkompres untuk menurunkan panasnya sambil berharap rasa sakit yang diderita anak segera hilang.
ADVERTISEMENTS
5. Ingin menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga tapi anak tidak mau lepas dari gendongan itu rasanya…
Cucian baju dan piring menumpuk, pakaian kering belum disetrika, belum masak untuk makan malam, lantai kotor belum tersentuh kain pel.
Cucian baju dan piring menumpuk, pakaian kering belum disetrika, belum masak untuk makan malam, lantai kotor belum tersentuh kain pel.
Dilema ibu muda yang satu ini adalah yang unfinishable alias tidak akan pernah terselesaikan dan tidak akan ada ujungnya ? . Ingin rumah bersih dan rapi tapi si kecil masih ingin bermanja-manja dengan ibunya. Belum sempat memasak untuk suami yang sebentar lagi pulang kerja tapi sebentar-sebentar anak rewel minta digendong. Boro-boro mau dandan cantik, mandi pagi aja belum. Sekalinya anak sudah tidur pas diletakkan di kasur eh dia melek lagi matanya. Terus nangis lagi karena dia tau ibunya mau pergi ke dapur sebentar. Akhirnya gak jadi lagi masaknya ?
ADVERTISEMENTS
6. Namun di antara semua "kenikmatan" tersebut, ada hal yang tidak bisa diukur oleh materi apapun: kebahagiaan menyandang status sebagai ibu
Berbahagialah wahai ibu muda, ketika kebanyakan teman-teman seusia masih bersenang-senang dan berfoya-foya, kamu sudah punya dunia sendiri yang tidak semua orang bisa merasakannya. Di usia muda, kamu sudah ditempa untuk menjadi sebaik-baiknya orang tua. Menjalani kehidupan yang mau tidak mau harus kamu hadapi meskipun tidak pernah mempelajari itu sebelumnya.
Semangatlah wahai ibu muda, karena dari tanganmulah akan lahir generasi-generasi baru yang kelak akan mengisi dunia ini dengan penuh warna.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”