Gaji adalah sesuatu yang lama ditunggu datangnya, tapi cepet perginya, iya nggak?
Saat seseorang sudah memutuskan untuk menikah, maka persoalan finansial menjadi salah satu topik utama yang harus dibicarakan. Pada dasarnya membicarakan mengenai keuangan bisa dimulai semenjak masih berpacaran karena hal itu penting untuk merencanakan masa depan kalian. Ada yang bilang bahwa untuk menikah tidak perlu menunggu mapan. Ya itu memang benar, tapi tingkat kemapanan seseorang akan berbeda-beda di setiap orang. Ada baiknya kamu dan psanganmu mendiskusikan terlebih dahulu sebelum kalian memutuskan menikah. Bagi yang sudah menikah tentunya mengelola income adalah hal yang sangat tricky, apalagi bagi kalian pasangan muda yang langsung memiliki anak.
Hm…. PR banget ya untuk bisa membagi gaji untuk keperluan domestik, anak, have fun, belanja, dll.
Nah, buatmu yang sebentar lagi akan menikah, nih ada sedikit tips mengelola gaji. Meski terlihat sepele tapi kalau nggak dikelola dari sekarang mau kapan lagi?
ADVERTISEMENTS
1. Buat alokasi anggaran
Ada baiknya setiap pasangan memiliki alokasi anggaran tiap bulannya. Hal ini menjadi penting agar pasangan tersebut tetap bisa menyisihkan uang untuk menabung atau investasi masa depan, terutama menabung untuk pendidikan anak. Semakin lama biaya pendidikan semakin meningkat hlo!
Bayangkan saja jika hari ini kalian memutuskan menikah atau sudah menikah dan memiliki anak bayi, maka hitung saja biaya kuliahnya 18 tahun mendatang. Pusing kaaan kalau bayangin nominalnya yang pasti akan berlipat dari biaya kuliah tahun ini.
ADVERTISEMENTS
2. Pilih penanggungjawab alokasi anggaran rumah tangga
Nah, kalau yang ini biasanya tugasnya ibu-ibu nih. Seorang penanggungjawab harus bisa memastikan income dapat mencukupi kebutuhan domestik rumah tangga sekaligus kebutuhan-kebutuhan lain yang bersifat investasi tabungan ataupun entertaining. Tugas ini juga lumayan berat yah karena penanggungjawab juga harus bisa “mengerem” keinginan sendiri atau keinginan member keluarga lain untuk belanja-belanja yang tidak terlalu penting.
Godaan terbesar bagi seorang penanggungjawab keuangan bukanlah dari diskon-diskon toko, barang murah bagus di mall, atau iming-iming teman. Godaan terbesar seorang penanggungjawab keuangan adalah dirinya sendiri! Bagaimana dia mengendalikan keinginan imulsifnya untuk membeli barang bagi dirinya atau orang lain dimana sebenarnya hal tersebut bukanlah prioritas keluarga saat ini.
ADVERTISEMENTS
3. Buat laporan keuangan
Well, ini juga penting untuk melihat apakah bulan ini keluarga defisit atau surplus. Mungkin agak malas yah kalau harus membuat laporan keuangan, tapi kita bs mensiasatinya dgn melihat mutasi tabungan di bank kita (bisa via ebanking atau ATM yg menyediakan fasilitas mutasi). Di situ, akan terlihat berapa pengeluaran kita dibandingkan dengan income.
Kuncinya adalah jangan malas mencatat income dan outcome bulanan. Masih ada cara lain selain mencatat bagi kamu yang malas nulis, yaitu lihat mutasi bank. Cara lain adalah lihat sisa saldo.
ADVERTISEMENTS
4. Tentukan prioritas!
Sebagai pasangan yang akan menikah sangat diapresiasi jika kalian sudah menetukan prioritas kebutuhan pasca menikah serta alokasi dananya. Akan tetapi, sebagai pengantin baru hasrat untuk bersenang-senang berdua seperti honeymoon atau sekedar jalan-jalan berdua akan lebih tinggi. Hal tersebut bisa membuat kalian memiliki banyak pengeluaran yang melenceng dari prioritas kebutuhan. Kuncinya adalah berkomitmenlah dengan prioritas kalian!
Salah satu hal yang bisa mensiasati kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga adalah dengan mengalokasikan pula dana tidak terduga. Prioritas kebutuhan bisa melenceng jauh saat kalian menjadi pengantin baru. Apalagi jika kalian dianugerahi Tuhan memiliki momongan yang cepat, sehingga munculah banyak pengeluaran tidak terduga untuk persiapan kelahiran baby.
ADVERTISEMENTS
5. Saling terbuka masalah keuangan dengan pasangan
Membuat alokasi anggaran, laporan keuangan, pemilihan penanggungjawab, menentukan prioritas tidaklah berarti jika kalian tidak saling terbuka satu sama lain perihal keuangan. Pada awal pernikahan mungkin masih belum saling terbuka akan kebutuhan masing-masing orang terkait keuangan. Keterbukaan adalah tanda kalian sudah saling percaya satu sama lain.
Pada awal pernikahan banyak pasangan masih “kucing-kucingan” dalam membelanjakan uang. Takut ketahuan pasangan jika menggunakan uang untuk sesuatu hal sering sekali ditemui. Hal itu sangat berbahaya karena itu merupakan tanda kalian belum percaya satu sama lain. Bicarakan kebutuhan kalian secara terbuka karena saat kalian sudah berumah tangga, maka uang adalah milik berdua dan bukan per orangan.
Mengelola finansial rumah tangga memang susah-susah gampang ya. Perlu strategi dan komitmen kuat untuk tidak tergoda banyak hal di luar prioritas kebutuhan. Semangat untuk menjadi menteri keuangan di keluarga kecil kita sendiri!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”