5 Tips Bertetangga Secara Madani di Era Pandemi

Kita butuh tetangga untuk hidup bersama dalam harmoni sesuai etika sosial.

Adakalanya kita pernah mendengar celotehan atau omongan tetangga yang menyakitkan hati kita. Gag enak didengarnya. Gag enak banget cara ngomongnya. Bawaannya bikin badmood dan sebel. Mulai belum ada virus Corona hingga datang wabah Corona COVID-19 masih tetap saja perlakuannya. Apa gag coba kita introspeksi diri lagi ?? Kenapa omongan tetangga bisa sepahit itu ?? 

Apa mungkin karena omongan kita juga ke tetangga yang bikin pahit terlebih dahulu. Dan kita dibalas dengan seperti itu pula di kemudian hari. Begitu terus, tak ada henti. Atau memang tidak ada niat untuk berhenti dan mengakhirinya secara elegan. Atau menunggu moment datangnya hari lebaran ? Ditambah lagi di era pandemi saat ini membuat semua hal yang harusnya bisa bertemu menjadi jaga jarak dan hanya saling sapa via media sosial saja.

Karma memang berlaku jika seperti ini. Bisa jadi seperti itu. Jika saja kita mau untuk banyak mendengar daripada berbicara. Karena manusia diciptakan punya 2 lubang daun telinga dan 1 lubang mulut. Dan itu tandanya manusia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Lebih banyak mengoreksi dan memperbaiki diri. Ini untuk kita, bukan untuk mereka.

Mungkin saja ketika bercengkrama saat kerjabakti bersama-sama atau arisan sekampung dulu sebelum wabah COVID-19 melanda, kita pernah berucap dan bersikap yang tak enak hati pada tetangga. Pada suami atau istri atau anaknya tetangga kita. Kita tak sadar bahwa guyonan itu menyinggung dan membuat sakit hati salah satu keluarganya. Tiba saatnya ada kesempatan tetangga kita untuk membalas sakit hatinya. Akhirnya yang terjadi semua serba salah karena sama-sama saling menyakiti.

Oleh karena itu, ada baiknya simak 5 tips bertetangga secara Madani di era pandemi saat ini. Agar hubungan baik dengan tetanggamu kembali tercipta. Menyudahi kesalahan yang telah lalu. Dan kembali bisa saling bersimpati, berempati, dan bersinergi.

ADVERTISEMENTS

5. Mendoakan kebaikan untuk tetanggamu.

Berdo'a kebaikan

Berdo’a kebaikan via https://www.pexels.com

Kita tidak pernah tau do'a kebaikan mana yang segera dikabulkan. Tapi kita juga tidak bisa berhenti berdo'a karena tidak kunjung dikabulkan. Kita tidak pernah tau tetangga kita yang baik tersebut berada di kampung kita hingga berapa lama. Bisa jadi bulan depan dia berpindah tugas kerja dan pindah rumah. Lalu digantikan dengan tetangga baru yang berperangai buruk dari tetanggamu sebelumnya. Itu bisa menjadi virus baru yang juga tak kalah dahsyat bahayanya ketimbang corona yang sedang mewabah saat ini di lingkungan yang kita tinggal.

Meskipun rajin beribadah tetapi suka mengganggu dan menyakiti tetangga, surga masih belum pantas untuk orang / tetangga yang berperangai buruk seperti itu. Tidak dipungkiri, manusia membutuhkan manusia lain. Kita butuh tetangga untuk hidup bersama dalam harmoni sesuai etika sosial. Atmosfer kehidupan bertetangga yang penuh dengan spirit toleransi, tolong-menolong, dan bersegera dalam segala hal kebaikan harus diprioritaskan. Penyakit egois, buruk sangka, menggunjing aib tetangga, dan sederet akhlak tercela lainnya tidak boleh ada tempat dan ruang di lingkungan kita. Keamanan, ketentraman, dan roda kehidupan yang didasari tepa-selira di antara tetangga, serta saling menghormati agar tetap kokoh adalah kunci bertetangga secara madani di era pandemi.

Jadi, sudahkan anda berbagi kebahagiaan dan kue kering dengan tetangga anda hari ini ?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pagi ngobrol properti. Agak siang urus calon jamaah umroh dan haji. Sorean dikit ngopi. Malam kumpul dg anak dan istri. Akhir bulan, naik gunung. Kalo sempet.