Pernahkah kamu mendengar istilah kurang piknik? Istilah tersebut biasa dilontarkan untuk orang yang terlalu serius, kaku, dan tidak bisa bercanda. Untuk melemaskan otot-otot di sekitar mulut yang kaku sehingga susah senyum, maka diperlukan rekreasi.
Rekreasi atau piknik ke tempat-tempat wisata bisa menyegarkan pikiran yang padat akan masalah pekerjaan. Ambil waktu akhir pekan atau hari libur untuk sesekali mengunjungi tempat-tempat wisata atau hiburan baik bersama teman-teman, keluarga, maupun kekasihmu. Kamu bisa cari informasi di internet tentang destinasi yang menarik untuk kamu kunjungi. Banyak tempat-tempat wisata di Indonesia yang memiliki pesona alam yang asri. Ada pula tempat wisata yang memiliki sejarah yang menarik untuk disimak.
Dari sekian banyak tempat-tempat wisata yang menarik, ada beberapa tempat yang tidak cocok bagi kamu yang penakut. Meskipun menawarkan keindahan dan pengalaman yang berkesan, tapi tempat-tempat ini juga menyajikan aura mistik yang membuatmu tergidik.
ADVERTISEMENTS
1. Kawah Putih; Tempat Bersemayam Arwah Leluhur
Kawah Putih adalah tempat wisata yang terletak di Ciwidey, Jawa Barat. Bentuknya adalah danau yang terbentuk akibat letusan Gunung Patuha. Air di danau ini berwarna putih karena tanah bercampur dengan belerang. Terkadang airnya berubah warna menjadi kehijauan.
Kabut yang menyelimuti Kawah Putih memberikan kesan sunyi pada tempat itu. Pepohonan yang daunnya jarang menambah aura mistik menyelimuti danau. Kawah Putih terbentuk dari letusan Gunung Patuha pada abad ke-10. Konon, nama Gunung Patuha diambil dari kata Pak Tua.
Masyarakat meyakini bahwa di gunung tersebut bersemayam arwah para leluhur mereka dan berdiri kerajaan jin. Bahkan mereka menggambarkan bahwa burung yang sengaja melintas melewati kawah di Gunung Patuha pasti akan terjatuh dan mati.
ADVERTISEMENTS
2. Lawang Sewu
Kamu pasti tidak akan menyangka bahwa bangunan yang terletak di tengah kota ini memiliki aura mistik. Meski bangunan ini telah dipugar dan dihiasi lampu-lampu temaram yang indah, tapi kesan ngeri masih menempel di bangunan peninggalan Belanda ini.
Gedung ini dahulu kala merupakan kantor dari perusahaan kereta api Hindia Belanda, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Oleh karena bangunan ini memiliki pintu yang sangat banyak, maka masyarakat menyebutnya Lawang Sewu (pintu seribu). Bangunan yang menjadi tempat wisata andalan Semarang ini memiliki cerita sejarah yang kelam.
Konon, saat kependudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai penjara. Ruangan-ruangan di bangunan ini disulap menjadi ruang untuk menyiksa tahanan. Pada ruang bawah tanah yang semestinya digunakan sebagai drainase, malah digunakan sebagai penjara jongkok.
Sebelum dijadikan tempat wisata, konon para penjaga tak kasat mata Lawang Sewu ini telah dipindahkan ke tempat lain. Sehingga aura kemistikannya sudah tak sehebat dulu.
ADVERTISEMENTS
3. Gua Londa
Jika kamu berlibur ke Toraja, sempatkanlah mengunjungi Gua Londa. Londa adalah sebuah makam yang terletak di tebing-tebing. Pada tebing tersebut terdapat gua untuk menyimpan peti-peti mayat yang diatur dan dikelompokkan sesuai garis keluarga.
Di tebing Londa, ada lubang mirip etalase sebagai tempat meletakkan tau-tau (patung kayu) yang dipahat semirip mungkin dengan orang yang meninggal. Patung-patung tersebut masing-masing mewakili satu jenazah dan didandani sesuai strata sosial semasa hidupnya.
Bagi kamu yang tak punya nyali, lebih baik tak usah masuk ke gua karena dari depan saja sudah tersebar aura yang membuat bulu kuduk berdiri. Di dalam gua yang lembab, tengkorak dan tulang belulang berserakan. Namun, meski banyak mayat di dalam gua, tidak tercium bau busuk.
Dalam waktu tertentu, masyarakat datang ke Gua Londa untuk berziarah. Pada saat inilah saat yang tepat untuk berkunjung ke tempat wisata religi ini. Di tempat ini ada pemandu yang biasanya punya hubungan keluarga dengan jenazah sehingga dapat menjelaskan kisah-kisah yang berkaitan dengan tradisi pemakaman di Londa.
ADVERTISEMENTS
4. Desa Trunyan
Bali memiliki banyak destinasi wisata baik yang menawarkan keindahan alam maupun kearifan lokal. Salah satunya adalah wisata budaya di desa Trunyan atau Terunyan. Desa ini terletak di Kecamatan Kintamani.
Keunikan dari Trunyan adalah cara masyarakatnya melakukan pemakaman pada jasad orang meninggal. Masyarakat di Trunyan hanya meletakkan mayat pada sebuah tempat khusus yang disebut seme wayah. Keluarga dari jenazah cukup menyediakan bambu untuk memagari jenazah.
Mayat tidak diletakkan di sembarang tanah, melainkan di bawah pohon Taru Menyan yang umurnya sudah bertahun-tahun. Meskipun tidak ditimbun dalam tanah, mayat yang dimakamkan di Trunyan ini tidak menimbulkan bau busuk. Beberapa mayat yang sudah berupa tulang belulang dikumpulkan menjadi satu agar mayat baru bisa diletakkan di dekat pohon Taru Menyan.
Pemakaman seperti ini jelas berbeda dengan pemakaman biasa yang memerlukan peti atau kain kafan. Bahkan, tradisi ini berbeda dengan tradisi masyarakat Bali pada umumnya melakukan upacara Ngaben.
ADVERTISEMENTS
5. Kebun Raya Bogor
Kebun yang rindang ini menjadi tujuan wisata favorit karena alam asri dan udara yang segar. Tak heran setiap akhir pecan pasti ramai wisatawan berkunjung ke paru-paru kota ini. Siapa sangka, di balik suasana alam yang nyaman, Kabun Raya ini menyimpan nuansa mistik. Salah satunya adalah makam misterius di wilayah Taman Meksiko. Letaknya tersembunyi sehingga orang yang lewat sering tak menyadari keberadaan kuburan itu.
Selain itu, spot yang menjadi perbincangan orang karenan cerita horornya adalah makam belanda. Kuburan Belanda ini terletak tak jauh dari pintu masuk sebelah barat Kebun Raya. Konon, ketika langit mulai gelap, penampakan-penampakan mulai bermunculan.
Ada satu lagi spot menyeramkan di Kebun Raya Bogor, yaitu sebuah jembatan gantung berwarna merah. Mitos yang beredar adalah jika sepasang kekasih melewatinya, maka hubungannya tak akan bertahan lama. Oleh karenanya, orang-orang menyebutnya sebagai Jembatan Putus Cinta.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”