Liburan panjang sudah berakhir nih, apakah kamu termasuk orang yang memanfaatkan libur panjang dengan bepergian?
Bukan rahasia umum lagi, bahwasanya di tengah pandemi ini ada sebagian dari kita melakukan perjalanan terlebih di momen liburan Nataru 2020-2021. Meski sudah mendapatkan himbauan dan peringatan serta begitu banyaknya pos penjagaan, nyatanya, tidak sedikitpun menyurutkan semangat untuk liburan apalagi bagi yang mempunyai kendaraan pribadi seperti mobil. Niatmu sulit untuk diurungkan, bukan?
Nah, kira-kira adakah pertanyaan yang membuat perjalanan liburanmu jadi badmood? Mungkin lima jenis pertanyaan ini paling sering kamu dengar selama di jalan menuju destinasi liburanmu kemarin atau bahkan di liburan-liburan sebelumnya.
Berikut 5 rangkuman pertanyaan yang mungkin bisa bikin kamu badmood seketika.
ADVERTISEMENTS
1. Kapan sampai?
Posisikan diri kamu sebagai pengendara atau supir mobil, lalu diajukan pertanyaan kapan sampai? Kira-kira, apa yang akan kamu jawab? Ditambah situasi yang tidak memungkinkan menebak seperti macet atau ada perbaikan jalan.
Sejatinya perjalanan memang harus dinikmati apalagi perjalanan jalur darat di mana banyak sekali hal-hal yang bisa dilihat atau bahkan disyukuri. Menikmati setiap perubahan, misalnya, bagi kamu si perantau sejati. Namun, saat ada penumpang yang tidak lain adalah orang terdekatmu bertanya kapan sampai, rasa-rasanya kamu juga bingung untuk menjawabnya—mau memprediksi tapi takut salah, atau parahnya ketika prediksimu melenceng ‘penumpang’ akan menagih terus kapan sampai.
Alih-alih bertanya kapan sampai, lebih baik menikmati perjalanan di mana ‘mungkin’ masih terasa asing dari pandangan sekaligus memerhatikan ragam suguhan pemandangan serta adat (seperti bangunan rumah-rumah tradisional) yang disediakan di setiap daerah.
ADVERTISEMENTS
2. Ini di mana?
Jika kamu seorang pecinta liburan dan ditugasi mengendarai mobil alias jadi supir, fokus kamu hanyalah satu, memerhatikan jalanan agar perjalanan aman dan tentram, bukan? Nah, tiba-tiba ‘penumpang’ di belakang bertanya padamu, ini di mana? Sementara kamu fokus pada jalanan bukan pada nama jalan. Terlebih, si ‘penumpang’ bertanya di tengah hutan belantara yang cukup rindang tanpa ada rambu-rambu lalu lintas. Alih-alih memberikan jawaban yang diinginkan si ‘penumpang’, kamu akan jawab apa adanya.
Ini di mana?
Di hutan. Dan sebagainya.
Mulai dari sekarang, coba catat, ketimbang bertanya ini di mana sementara kamu juga tahu ‘supir’ enggak tahu lokasi di mana kalian berada dan kamu pun lebih tahu jawaban apa yang akan kamu terima, akan lebih baik jika kamu menikmati sekitar yang boleh jadi esok lusa belum tentu kamu temui lagi.
ADVERTISEMENTS
3. Kita makan di mana?
Pergi berlibur artinya kamu sudah mempunyai rencana akan singgah di mana saja, terutama urusan makan. Tapi, akan jauh berbeda jika berlibur ke kampung halaman. Otomatis, salah satu alternatif tempat makan adalah rest area, itupun jika kamu kebetulan mengendarai mobil di atas jalan tol. Jika tidak?
Maka pertanyaan kita makan di mana akan mengambang seketika sebab setiap daerah memang mempunyai rumah-rumah makan dengan berbagai sajian, namun, sebagai ‘supir’ secara enggak langsung bertanggung jawab membawa ‘pasukan’ berhenti di rumah makan yang bersih dengan menu makanan yang disukai 'pasukan'.
Jadi, daripada menambah beban dengan pertanyaan makan di mana lebih baik kita membantu memberi masukan dan ikut mencari rekomendasi tempat makan yang enak dan nyaman melalui daring.
ADVERTISEMENTS
4. Jam berapa sekarang?
Pernah enggak, terbesit perasaan seperti diburu-buru pada saat ditanya jam berapa sekarang? Kurang lebih begitu. Boleh jadi, si penanya memang sungguh ingin tahu waktu saat itu dan enggak ada maksud lain.
Tapi sebagai si penanggung jawab sekaligus supir, kita merasa layaknya diburu waktu dengan pikiran-pikiran target jam sekian dan sekian harus sudah tiba di tujuan dan sebagainya. Akhirnya, bukannya enjoy malah badmood.
Memang sih, pertanyaan-pertanyaan seperti jam berapa sekarang enggak bisa diduga-duga, namun, enggak ada salahnya ditanyakan pada ‘penumpang’ lain bukan pada supir. Apalagi supir cenderung enggak bisa multitasking.
ADVERTISEMENTS
5. Kapan pulang?
Baru berangkat, tapi sudah bertanya kapan pulang. Bikin badmood enggak tuh?
Coba deh pertanyaan kapan kita pulang diganti dengan kalimat pertanyaan berapa lama kita liburan? Setidaknya jauh lebih menenangkan dan enak didengar. Selain itu, kamu juga bisa menebak-nebak kapan waktunya pulang dari hitungan lama hari berlibur.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”