5 Perilaku Destruktif Ini Tanpa Kita Sadari Dapat Mengganggu Kesehatan Mental Seseorang

Perilaku tersebut seringkali kita lakukan dalam berinteraksi dengan seseorang

Perilaku destruktif adalah perilaku yang dilakukan seseorang yang tanpa disadari dapat merusak tatanan dalam kehidupan interaksi bersosial dan bermasyarakat. Perlu kita garis bawahi bahwa perilaku tersebut ternyata mampu memberikan dampak serius hingga dapat mengganggu kesehatan mental seseorang.

ADVERTISEMENTS

1. Body shaming, yang sering kita anggap ringan ternyata memiliki dampak mematikan

Photo by Tophee Marquez

Photo by Tophee Marquez via https://www.pexels.com

Tanpa kita sadari kita seringkali menilai bentuk tubuh seseorang, entah itu yang berperawakan kurus, berperawakan gendut ataupun yang memiliki bentuk tubuh yang berbeda dari kebanyakan orang di sekitar kita. Kita pun seringkali berdalih bercanda, ketika dengan atau tidak sengaja menyinggung perasaan orang tersebut. Menjadikan tubuh seseorang menjadi bahan tertawaan, ledekan adalah sebuah kesalahan karena dengan melakukannya itu sama saja dengan kita mencela makhluk ciptaan Tuhan.

Apalagi jika perilaku tersebut ternyata memiliki dampak merusak mental seseorang, secara perlahan itu dapat membuat seseorang kehilangan kepercayaan diri, tidak puas dengan diri sendiri, hingga yang paling parah adalah mengganggap dirinya sudah tidak berharga lagi dan tidak segan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

ADVERTISEMENTS

2. Bullying, yang dilakukan orang dewasa dan anak-anak di sekitar kita

Bullying dengan sesama teman disekolah bahkan telah dimulai dari sekolah dasar hingga sekolah perguruan, dan tampaknya telah menjadi habit kita dalam kehidupan bersosial. Perundungan bukan lagi hal yang terdengar asing di telinga, saking maraknya perundungan terjadi di segala lapisan masyarakat di sekitar kita. Tanpa kita sadari kita menelanjangi mereka dengan ungkapan-ungkapan yang seringkali membuat telinga panas ketika mendengarnya.

Perundungan di sekolah pun sering membuat anak-anak enggan kembali bersekolah untuk belajar karena tak sanggup menghadapi perundungan yang selalu didapatkan. Akhirnya ini pun akan berdampak pada proses belajar serta tumbuh kembang anak untuk berinteraksi di lingkungan sekolah. Tak melulu bullying dalam hal fisik semata, cyber bullying pun juga memiliki dampak yang tak bisa kita remehkan begitu saja.

Di era millenial yang segala sesuatunya bisa kita lakukan hanya dengan ponsel di tangan, cyber bullying di jejaring sosial pun marak dilakukan, bahkan hal ini pun sering dilakukan oleh seseorang yang tidak dikenal. Tidak diragukan lagi bullying pun juga mempengaruhi bahkan dapat mengganggu kesehatan mental seseorang.

Apalagi jika bullying sudah dilakukan oleh anak-anak yang masih harus di bimbing dan belum mampu membedakan apa tindakan yang benar di lakukan dan apa tindakan yang sebaiknya tidak di lakukan. Anak-anak cenderung menjadi pengamat yang jeli serta peniru yang andal dari orang-orang dewasa di sekitar mereka.

ADVERTISEMENTS

3. Menjadi hakim yang andal untuk orang lain

Public Judgement

Public Judgement via https://medium.com

Main hakim sendiri sering kita amati berada di sekitar lingkungan kita sehari-hari, misalnya dalam hal pencurian maupun pelecehan. Masalah yang seharusnya kita laporkan pada pihak berwenang justru malah melibatkan hakim publik yang notabene tidak memiliki hak untuk menghukum atau pun mengadili seseorang. Yang harus kita pikirkan adalah bagaimana jika penghakiman ini dapat menyebabkan terganggunya mental seseorang. 

Misalnya penghakiman dalam kesehatan mental seseorang yang kerap kali di anggap gila karena menderita bipolar. Penderita sakit mental memiliki penanganan yang beragam, tak hanya membutuhkan dokter kejiwaan maupun keluarga, penderitanya juga membutuhkan dukungan orang-orang di sekitarnya. Ketika kesehatan mental seseorang di jadikan sebagai alat penghakiman tanpa kita sadari hal itu akan menimbulkan perilaku destruktif yang mengkhawatirkan. Oleh karena itu, jika kita tidak mengetahui apa yang benar marilah kita menjadi tanggap dengan tidak menjadi hakim untuk orang lain, dengan menyerahkan urusan sosial kepada pihak yang berwenang.

ADVERTISEMENTS

4. Membandingkan dan menyetarakan keluhan seseorang

Photo by Mimi Thian

Photo by Mimi Thian via https://unsplash.com

Membandingkan masalah yang kita miliki dengan masalah orang lain juga sangat sering kita lakukan. Misalnya, ketika seseorang menceritakan masalah yang tengah dihadapinya, dengan remeh kita mengatakan masalahnya tidak seberapa dibanding masalah yang kita hadapi. Benarkah itu tindakan yang tepat dilakukan?

Seseorang yang berharap mendapatkan kelegaan hati karena mencurahkan kegundahan pikiran justru malah mendapatkan perbandingan. Ketika dihadapkan pada sebuah masalah kita tentunya ingin mendapatkan saran dari seseorang, atau minimalnya kita hanya ingin didengarkan. Namun, apa jadinya ketika kita justru mendapatkan perbandingan dari masalah yang sedang kita hadapi? 

Kita akan semakin merasa terpuruk dan merasa sulit menemukan jalan keluar hingga memilih untuk memendam masalah seorang diri yang kemungkinan besar akan menimbulkan dampak depresi.

ADVERTISEMENTS

5. Bersikap remeh dengan ketidakmampuan seseorang

Photo by Moose Photos

Photo by Moose Photos via https://www.pexels.com

Meremehkan seseorang dalam segi kemampuan atau hal lain karena tidak sesuai dengan ekspektasi yang kita harapkan menunjukkan bahwa kita tak menghargai seseorang dengan kekurangan yang mereka miliki. Jika seseorang menerima saat dirinya di remehkan itu mungkin tidak menjadi masalah, namun bagaimana jika orang tersebut tidak dapat menerimanya?

Hal yang sebaiknya kita lakukan adalah kita tidak membuat orang lain merasa insecure terhadap dirinya sendiri, hanya karena meremehkan kemampuannya dalam bidang yang tak mampu ia kuasai, itu bisa menjadi sesuatu yang mengganggu mentalnya dan membuatnya memberikan ekspektasi tinggi pada dirinya sendiri. Padahal tak apa jika kita memiliki ketidakmampuan dalam bidang lain, dan yang juga tak kalah penting adalah kita juga sama hebatnya dari orang lain dengan kemampuan yang kita miliki.

Isu kesehatan mental, bentuk tubuh seseorang, ketidakpuasan dalam memandangkan orang lain. Hal di atas seringkali dijadikan standar bagaimana kita akan memperlakukan seseorang, seringkali kita pun menyadari kekurangan yang kita miliki tetapi enggan mentoleransi bahwa seseorang juga memiliki kekurangan. Pahami dampak apa yang bisa saja terjadi karena kita mengangganya sekedar bercanda saja. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki ketahanan mental berbeda yang tentunya membutuhkan perhatian lebih untuk dapat membantunya mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini