Musim-musim apa yang tidak pernah habis waktunya? Hayo coba tebak musim apakah itu? Ya jawabannya tidak lain lagi adalah musim loker dan pencari kerja. Disinilah kemudian terjadi namanya simbiosis mutualisme, di mana baik perusahaan maupun pencari kerja sama-sama diuntungkan. Lalu, apa yang diuntungkan?
Sudah tentu, kekosongan perusahaan dapat terisi kembali dengan karyawan baru, dan sebaliknya pelamar akhirnya mendapat kerjaan. Namun bukan berarti simbiosis mutualisme ini berlaku dalam meluluskan atau menolak seorang pelamar ya. Karena untuk meluluskan atau tidaknya itu mutlak wewenang dari perusahaan, kita sebagai pelamar ya pastinya hanya bisa menunggu, menunggu, dan menunggu, apakah kita sudah termasuk ideal atau tidak masuk di perusahaan tersebut?
Apabila jawabannya ternyata tidak, ya sudah memang itu adalah garis kenyataanmu sekarang. Namun belum tentu untuk besok. Maka sembari lamaranmu #bertepuksebelahtangan dari HRD, nah yuk reflesikan dulu pikiran dan hatimu, dengan baca motivasi diri di bawah ini.
ADVERTISEMENTS
1. Berterimakasihlah pada kenyataan, walaupun terasa pahit, tapi dari sini kamu bisa mendapatkan pelajaran
Ada benarnya memang kalimat orangtua dulu bahwa kehidupan itu keras. Harus mampu bersaing dengan orang banyak, dan siap mental untuk disingkirkan. Tak ayal kalimat orang tua kita itu benar terwujud saat sudah mencari pekerjaan.
Terlebih di tahun millenial ini begitu banyak lulusan sarjana dan sekolah menengah yang mencari kerja, sehingga membuat peluang kerja semakin ketat di antara para pelamar. Maka mau tidak mau, kita sebagai pelamar kerja harus bisa legowo apabila menerima kenyataan pahit saat melamar kerja. Bukan berarti kita buruk, hanya saja belum menjadi yang terbaik untuk perusahaan.
Oleh sebab itu, berterimakasihlah pada proses yang kamu lewati sekarang ini, karena pelajaran dapat kamu ambil, dari mulai kedewasaan sampai berpikir kritis.
ADVERTISEMENTS
2. Puluhan lamaran telah disebar, tetapi kabar panggilan tak kunjung datang? Mari tenangkan hatimu dan segera minta solusi kepada Tuhan
Tak ada usaha yang berhasil dan sukses tanpa dibarengi dengan doa. Begitulah kalimat petuah yang biasa dibekali orangtua kepada anaknya. Karena tanpa doa, usaha apapun yang dilakukan akan terasa hambar.
Dengan berdoa, kita bisa dengan leluasa meluapkan segala keresahan dan menceritakan apa yang diinginkan di dalam hati, tanpa ada rasa sungkan atau pun malu kepada manusia lain.
ADVERTISEMENTS
3. Menjadi seorang jobseeker bukan hanya mengukur seberapa hebatnya kamu dalam berkomunikasi, tetapi juga menguji kesabaranmu. Kalo begitu, sudah berapa persenkah kesabaranmu?
Perihal cari-mencari pekerjaan bukan hanya melulu membicarakan keahlian dan kemampuan seorang pelamar dalam berkomunikasi. Tetapi juga menyangkut bagaimana seorang pelamar mampu mengendalikan situasi perasaannya baik sebelum interview, saat interview, maupun setelah interview.
Tak bisa dipungkiri kalau setiap proses tersebut akan terjadi perasaan yang pasang surut. Seperti di awal-awal tentu kita sangat senang menerima panggilan interview, hingga kita mempersiapkan segalanya dan tak lupa juga belajar. Namun semuanya akan berubah, saat dan setelah interview dari grogi, malu, minder, dan lain-lain.
Belum lagi tidak mendapat kabar dari HRD, wah tambah tidak karuanlah perasaan ini. Maka, dari sanalah kesabaran kita sedang diuji, hanya tinggal kamu renungkan saja apakah kamu sudah sabar atau malah marah-marah?
ADVERTISEMENTS
4. Capek memang menjadi jobseeker, panas-hujan dilewati, belum lagi menerima kenyataan ditolak, namun apakah kamu mau berhenti begitu saja? Coba yuk pikirin lagi.
Tak ada hasil yang mengkhianati usaha, begitulah kalimat bijak yang sering kita dengar. Memang sih harus dilakukan berkali-kali dahulu untuk jatuh, dan baru meraih keberhasilannya kemudian.
Paling penting disini adalah kalau tidak ada keringat yang tidak dibayar, tetapi kelak hasil yang kamu dapatkan akan sebanding lurus dengan keringat yang kamu keluarkan. Maka, tetap semangat ya para pejuang kerja.
ADVERTISEMENTS
5. Suatu saat titik itu akan berhenti dengan kesuksesan, karena Tuhan tak mungkin memberikan keburukan kepada hambanya
Mungkin saat ini kamu mikir kenapa ya aku selalu gagal lamarannya, padahal saat interview yakin pasti lolos, namun ternyata gagal lagi. Tak ayal muncul perasaan jenuh dan putus asa terhadap usaha yang sudah dilakukan selama ini.
Memang itu fenomena yang sangat wajar dialami oleh setiap pelamar kerja dimana pun berada, tapi jangan jadikan itu berlarut begitu lama. Segera bawa dirimu ke arah yang lebih positif lagi ya, dan yakinlah setiap jengkal langkahmu mengejar mimpi kelak diganti dengan titik kesuksesan. Hanya tinggal menunggu saja waktu dan tempat yang tepat dari Tuhan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”