Banyuwangi adalah kabupaten yang memiliki banyak sekali “ke-unik-an” yang gak bakal kalian temukan di Kota lain. Salah satu diantaranya adalah Bahasa Using yang merupakan bahasa setempat yang masih digunakan saat ini.
“The Sunrise of Java” sepertinya bukan sekadar retorika, sebab Banyuwangi berada di paling ujung dari Pulau Jawa sebelah timur, sehingga Banyuwangi sebagai kota pertama yang terkena sinar matahari sebelum bergerak ke arah barat Pulau Jawa.
Hal tersebut pula lah menjadikan Banyuwangi sebagai tempat dengan 1001 wisata. Mulai dari Pantai, Air Terjun, Danau, bahkan Pegunungan.
Nah, sebelum membahas lebih jauh tentang Banyuwangi, kali ini Mas Lukman bakal ngajakin kalian berkenalan dengan Keunikan kota Banyuwangi yang gak bakal kalian temuin di Tempat lain.
ADVERTISEMENTS
1. Kota dengan wilayah terluas di Jawa Timur
Tahu nggak? Banyuwangi adalah kabupaten yang mempunyai wilayah terluas di Jawa Timur lho. Bahkan dengan luas 5.782,50 km2 juga mampu menjadi kabupaten paling luas se-Jawa.
Bagian barat kota Banyuwangi ditutupi oleh pegunungan yang berbatasan dengan Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo. Sedangkan di sisi timur Kota Banyuwangi dikelilingi oleh laut serta bagian selatan dibatasi oleh hutan angker yang populer disebut Taman Nasional Alas Purwo.
Hal ini menjadikan Banyuwangi sebagai destinasi yang sangat menarik kalian sambangi ketika hendak mencari tempat liburan yang asyik dan alami.
ADVERTISEMENTS
2. Blue Fire di Gunung Ijen
Gunung Ijen adalah gunung berapi aktif yang masih bereaksi hingga kini. Mempunyai kawah biru yang menyala ketika malam hari menjadikan gunung ijen sebagai tempat pendakian yang menarik.
Blue Fire yang dihasilkan merupakan reaksi kimia dengan tingkat keasaman terbesar di dunia.
Berada di perbatasan Kabupaten Bondowoso, menjadikan pendakian ijen bisa dilalui di 2 tempat. Namun pendakian yang sering dilewati jika melalui Banywuangi adalah Paltuding.
Jika kalian ingin melakukan pendakian di tempat yang berbeda melalui Bondowoso dengan rute Bondowoso – Wonosari – Tapen – Sempol – Paltuding.
ADVERTISEMENTS
3. Rujak Soto Banyuwangi
Buat kalian yang berkunjung ke Banyuwangi, kalian wajib mencicipi masakan khas Banyuwangi, rujak soto. Pedasnya rujak di campur dengan gurihnya soto menjadikan masakan ini banyak dicari dengan menjadi kuliner yang paling populer.
Bisa soto daging (daging sapi) atau soto babat. Bahkan ada yang memadukan dengan soto ayam atau soto ceker. Hal ini dilakukan sebagai alternatif ketika ingin menikmati rujak soto tetapi harga daging sedang melambung.
Penyajiannya pun tidak bisa dengan cara mencampurkan secara bersamaan kedua jenis makanan ini. Biasanya rujak disajikan terlebih dahulu, kemudian disiram dengan kuah soto berikut dagingnya. Rasanya juga khas, ada unsur soto sekaligus rasa rujak dengan aroma terasinya. Rujak soto kadang disajikan dengan es temulawak.
ADVERTISEMENTS
4. Bandara dengan desain green building pertama di Indonesia
Bukan sesuatu yang istimewa ketika Banyuwangi mempunyai Bandara, namun baru-baru ini bupati Azwar Anas meresmikan wajah baru dari Bandara Blimbingsari.
Green Building Airport dipilih sebagai konsep desain dari bandara ini. Sekaligus menjadikannya sebagai bandara dengan desain Green Building pertama di Indonesia.
ADVERTISEMENTS
5. Plengkung ombak bak Hawaii
Pantai Plengkung berlokasi di bagian tenggara Pulau Jawa, berada dalam gugusan pantai selatan Jawa yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, sehingga Pantai Plengkung termasuk pantai berombak besar. Ombak besar ini dihasilkan oleh sistem bertekanan rendah yang berasal dari selatan (Antartika).
Pantai Plengkung juga terletak di sisi timur Teluk Grajagan, maka dari itu sisi kanan Pantai Plengkung memiliki ombak lebih dominan. Ombak Panjang Plengkung berbentuk memanjang, tinggi, dan berkecepatan tinggi. Ombak Pantai Plengkung juga membentuk tabung ombak hampir sempurna sehingga menjadi favorit para penggila olahraga surfing.
Angin lepas pantai yang berhembus di Plengkung terjadi antara bulan April dan September. Hal ini menyebabkan ombak paling besar terjadi pada bulan-bulan ini. Pada waktu-waktu tersebut ombak datang bertahap, masing-masing berlangsung selama beberapa hari, dengan rentang beberapa hari di antara setiap ombak.
Gelombang cenderung lebih besar dan lebih baik pada saat pasang, jadi waktu yang terbaik untuk merencanakan perjalanan surfing adalah seminggu setelah masa bulan purnama atau bulan baru, karena pada waktu-waktu ini gelombang tinggi terjadi selama setengah hari.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”