Sejak pertama kali diperkenalkan pada abad 17, masyarakat Indonesia sudah lekat dengan kopi. Kopi telah menjadi budaya sejak masa kolonial hingga kemerdekaan. Di era abad 21, budaya kopi juga tidak luput dari generasi milenial yang menyukai kopi kekinian dengan rasa manis gula aren aneka ragam rasa.
Lalu, bagaimana sejarah minuman kopi di Indonesia? Berikut ulasannya, warisan jenis minuman kopi di Indonesia.
ADVERTISEMENTS
1. Kopi Tubruk
Ini adalah kopi seduh paling populer di Indonesia. Untuk membuatnya, yang terbaik adalah menggunakan tiga sendok teh kopi bubuk untuk setiap gelas air mendidih dan tambahkan 3 sendok teh gula.
Cara membuat Kopi Tubruk:
1. Untuk membuat cangkir tambahkan dua sendok teh kopi bubuk halus atau sedang (gula opsional) ke dalam cangkir
2. Rebus air dan tambahkan ke dalam cangkir pada suhu mendidih
3. Aduk agar air dan ampas kopi tercampur rata
4. Diamkan dan masak bersama kopi selama beberapa menit sampai sebagian besar kopi bubuk mengendap di dasar
5. Nikmati kopi Anda tapi biarkan ampas di dasarnya saja. Jangan meminumnya
ADVERTISEMENTS
2. Kopi Tarik
Kopi Tarik adalah kopi Arabika khas Aceh yang diseduh dengan campuran gula. Dalam proses pencampuran dan penyeduhan, kopi yang baru diseduh dituangkan berulang kali dari satu wadah ke wadah lain menggunakan saringan kapas hanya untuk memberikan kekentalan khusus dan rasa yang kaya.
Kopi Tarik dijual di kedai kopi di daerah Aceh. Kopi ini umumnya memiliki rasa dan aroma yang khas. Selain dinilai enak, kopi yang diseduh menggunakan metode “tarikan” dipercaya lebih harum dibandingkan dengan metode tubruk.
ADVERTISEMENTS
3. Kopi Jahe
Kopi seduh yang dicampur dengan jahe dan gula aren yang banyak ditemukan di Jawa. Kopi racikan tradisional ini sudah diproduksi oleh beberapa produsen dan dijual dalam kemasan sachet, yang mempromosikannya sebagai obat herbal di samping dikenal sebagai minuman tradisional. Kopi jahe diyakini bagus untuk meredakan flu.
ADVERTISEMENTS
4. Kopi Joss
Ini adalah kopi seduh khusus yang tidak terkendali. Dalam proses pembuatannya, sepotong arang terbakar dibenamkan ke dalam kopi untuk memberi rasa panggang pada kopi. Nama kopi joss diambil dari suara 'joss' dari arang yang muncul. Kopi spesial ini biasa ditemukan di warung pinggir jalan di Yogyakarta, jantung budaya Jawa.
Biji kopi joss diracik sendiri dengan cara disangrai. Setelah disangrai hingga ditumbuk halus lalu dimasukkan ke tempat yang telah ditentukan. Cara tradisional tersebut dipercaya dapat mempertahankan rasa dan aroma biji kopi sejak awal proses pemetikan. Air yang digunakan untuk menyeduh kopi joss harus menggunakan ketel atau panci besar serupa yang terbuat dari timah di atas kompor arang.
Setelah bubuk kopi tercampur dengan beberapa sendok kecil gula pasir, bisa juga ditambahkan sedikit susu. Air panas yang sudah mendidih di tungku arang perlahan dituangkan ke dalam gelas. Percikan air panas yang mendidih mengeluarkan asap dan aroma kopi yang sangat kuat saat menyentuh kopi dan gula di gelas. Apalagi setelah penjual mengaduk secangkir kopi di atas meja angkringan.
Jika kamu berkunjung ke kota Yogyakarta, sempatkan untuk mampir dan mencoba kopi joss. Di Stasiun Utara atau Stasiun Tugu Yogyakarta banyak ditemukan angkringan yang menyediakan menu utama kopi jenis ini. Angkringan merupakan gerobak dorong yang menjual berbagai macam makanan dan minuman yang biasanya terdapat di pinggir jalan. Kata angkringan mengacu pada bahasa Jawa yang artinya bertengger duduk.
ADVERTISEMENTS
5. Kopi Serai
Serai telah digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan makanan aromatik dalam banyak resep tradisional. Kopi dengan serai memberikan rasa aromatik yang khas dan memberikan kesegaran bagi tubuh.
Nah, itulah jenis-jenis kopi warisan tradisional Indonesia. Sudah pernah nyobain yang mana?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”