“Aku ingin mengenalmu lebih dalam
Karena itu, Ijinkan Aku mengenalmu lebih dekat”
Kalimat Ini adalah hal yang ingin kukatakan sejak pertama kali melihatnya..
Pertama kali bertemu dengannya di sebuah kafe di bilangan Jakarta Timur. Lelaki berkemeja kotak dengan kerah biru berhasil mencuri perhatianku dengan kepeduliannya saat memberikan bungkusan makanan yang diberikan ke seorang tunawisma di luar kafe.
Setelah dia memberikan makanan, kemudian ia masuk kedalam kafe dan mulai memesan " Originaly Hot Coffee dan 2 Donut Banana Chocolate " dan duduk di pojok dekat dengan pohon mini. Semenjak itu aku tahu apa yang dia suka pesan di cafe dan ingin mengenalnya lebih jauh.
<>2. Hari kedua>Hari ini aku menunggunya seperti biasa di cafe. Jam 17.00 adalah waktu di mana aku pertama kali melihatnya. Aku sudah tak sabar ingin melihatnya lagi setelah pertemuanku dengan.. tidak! Bukan pertemuan, karena kami belum bertatap mata.
Teringat akan memori saat sekolah dulu, aku pernah jatuh cinta pada seorang lelaki dan 5 tahun sejak ditolaknya aku oleh lelaki itu membuatku trauma dan hari ini perasaan itu muncul lagi seakan bayang akan kemarin muncul kembali namun pada objek yang berbeda. Ya, aku mulai merasa suka.
17.00 pas! seperti yang kuduga, ia datang! Kali ini ia datang berdua dengan temannya, teman lelaki. Pesanannya seperti biasa, " Originaly Hot Coffee dan 2 Donut Banana Chocolate". Aku ingat kan? ternyata otakku masih bagus juga. haha. Lanjut.. Setelah dia memesan bersama temannya, mereka duduk di singgasana sang pangeran yaitu si "Pria baik hati".
Ya, sejak melihatnya begitu peduli pada orang bawah, aku memiliki nama baru untuknya karena aku belum mengenal dan tahu namanya, aku menyebutnya " Pria baik hati'. Pria baik hati itu duduk di pojok dekat pohon mini seperti biasa. Aku jelas mendengar obrolan mereka karena letak dudukku yang tak jauh dari tempatnya.
Mereka bercerita tentang persahabatan lucu mereka yang terjalin sejak SMP dan hobi mereka akan pantai, dan ternyata pria baik hati itu suka akan alam dan surfing. Kudengar temannya memanggil namanya "Rio".
Rio suka sekali akan pantai dan surfing di atas arus ombak yang begitu deras. Kudengar dia sangat senang ketika membahas hobinya itu. Hobi yang sama denganku, yaitu suka akan pemandangan lepas. Aku suka sekali memandang matahari terbenam di pantai atau laut yang luas. Sangat menenangkan dan menyegarkan otak di tengah kesibukan sehari-hari. Aku makin suka padanya. Dan tak lupa aku catat di otakku seperti biasa akan hobi dan namanya itu.
<>3. Hari Ketiga>Aku melihatnya sedang bersedih, raut mukanya menunjukkan kekecewaan yang mendalam. Ia seperti mendapatkan hal yang tidak enak dan sangat menderita. Aku melihat ia mengeluarkan foto wanita dengan seorang lelaki yaitu dia. Ia melihat foto itu dengan penuh amarah dan menggenggam foto hingga tak berbentuk dan membuangnya kedalam tempat sampah. Ia lalu mengambil sebuah undangan pernikahan yang aku tak tahu maksudnya apa tapi aku mendengarnya " ternyata kamu lebih memilih dia". Aku baru sadar bahwa ia telah dikhianati..
<>4. Hari Keempat>Hari ini ia datang dengan tubuh basah kuyup, tapi jam menunjukan waktu yang tepat 17.00. Ternyata ia bekerja di dekat kafe dan keluar pada pukul 16.30 WIB. Aku tahu darimana? karena pelayan kafe memberitahukannya padaku. Pantas ia punya waktu yang pas untuk datang ke kafe. Seperti biasa, ia memesan kopi dan donat favoritnya. Namun, aku masih kepikiran akan keadaannya setelah kejadian kemarin.
Dan ternyata ia cukup kuat menghadapinya, karena ia sudah bisa tertawa saat berbicara di telepon dengan temannya. Aku lega mendengarnya. Ternyata ia bukan pria yang mudah putus asa, dan aku mendengarnya berkata" putus cinta boleh, asal jangan putus makan" menirukan suara upin-ipin. haha.. ia begitu lucu, namun aku senang mendengarnya tertawa kembali.
<>5. Hari Kelima>Jam 17.10. Sudah lewat 10 menit namun ia belum datang juga. Pikiranku mulai bertanya-tanya, apa ia terlambat atau ia tidak datang. Aku mulai sedih, dan malas untuk pulang tanpa melihatnya terbih dulu. 20 menit kemudian, ketika aku pergi dari kafe, aku mendengar langkah kaki yang familiar di telingaku dari luar pintu. Langkah kaki terburu-buru dan hentakan sepatunya yang keras namun berirama seperti tidak asing di telingaku.
Saat aku membuka pintu kafe, ternyata itu dia! Akhirnya kami bertatapan setelah 5 hari aku hanya melihatnya! Deg..! Aku salting saat melihatnya saat itu, ternyata ia lebih manis di lihat dari dekat dan bulu matanya itu lentik sekali. Aku takjub dibuatnya, ternyata ia sangat tampan.
Kemudian ia tersenyum melihatku yang ingin keluar dari kafe. Dan saat aku ingin keluar dia mengucapkan sesuatu padaku " Tidak menungguku?". What?? Ternyata dia tahu selama ini aku selalu menunggunya di kafe. Saat aku tanya apa maksud perkataanya, dia berkata " Aku tahu kalau kamu ingin kenal denganku. Saat kamu kekamar mandi, kertas yang kamu selipkan di buku terjatuh di lantai dan aku memungutnya. Di situ kamu menulis pesananku dan "pria baik hati". Nama yang cukup manis dan terdengar baik Aku suka nama itu."
Aku yang mendengar pengakuannya, langsung kaget dan kehabisan kata. Lalu ia menyodorkan tangannya dan menyebut namanya "Rio, kamu?". Dan aku menyambut tangannya yang sudah lama kunantikan " Namaku Risa, aku ingin mengenalmu lebih dekat"
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
aduh keren banget