Hi hipwee travel, apakah kabarnya hari ini ? Semoga kita semua dalam keadaan sehat selalu. Setelah hampir 2 tahun lebih kita lebih sering bermesraan bersama tembok rumah, kasur, laptop dan sebagainya. Di tahun 2022 ini, walau memang kondisi belum pulih 100% dari Covid 19, tapi kegiatan jauh lebih longgar setelah vaksinasi yang di lakukan secara merata di Indonesia.
Nah pasti kalian kangen kan buat pergi keluar dengan agenda kalian masing-masing bersama teman dan kerabat kalian. Dan tentunya salah satu pilihan yang paling di minati, untuk kita refreshing setelah beberapa tahun belakangan kita lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Istilah milenial saat ini adalah healing. Dan mendaki gunung menjadi salah satu pilihan favorit untuk healing untuk mengembalikan energi positif kepada diri kita.
Tapi ada yang perlu kalian perhatikan sebelum mendaki gunung, yang terkadang di abaikan. Padahal kegiatan mendaki gunung perlu sekali perencanaan yang matang dan persiapan agar perjalanan kita dari awal sampai kembali ke rumah lagi aman
ADVERTISEMENTS
1. Persiapkan Fisik kalian
Ini yang kadang sering di lupakan ketika kita ingin melakukan pendakian gunung. Karena terlalu antusias, biasanya kita sibuk dengan barang-barang apa yang kita bawa, makanan apa yang kita bawa, kamera apa yang kita bawa, hingga lupa memikirkan hal yang paling mendasar untuk pendakian gunung yang tentu saja butuh persiapan fisik yang sehat dan bugar.
Biasanya banyak pendakian gunung yang gagal atau tidak sesuai rencana, karena kita terlalu menganggap remeh persiapan fisik sebelum pendakian. Kita semua tahu, pendakian gunung bukan sebuah kegiatan yang senyaman dan semenyenangkan piknik di kebun nenek kita. Nah untuk itu, biasanya lebih baik 3 Minggu sebelum hari H pendakian, kalian mulai untuk melakukan Jogging rutin setiap pulang beraktivitas.
Dan maksimalkan di hari libur atau weekend. Bukan semata-mata tanpa alasan kalian mulai melatih fisik kalian sebelum pendakian, gunanya agar fisik kalian bisa beradaptasi ketika pendakian di mulai. Kalau kalian ada treadmill di rumah bisa dilakukan di rumah saja. Intinya adalah melatih fisik kalian agar lebih bugar dan siap, untuk menghadapi pendakian yang tentu saja tidak mudah dan terkadang butuh fisik extra.
ADVERTISEMENTS
2. Perbanyak pengetahuan yang objektif perihal gunung yang mau kalian tuju.
Ini juga yang kadang luput dari kita, karena terlalu antusias semua hal kita serahkan saja kepada ketua kelompok pendakian kita yang lebih paham dan pengalaman. Sebenarnya kita juga mesti tahu pengetahuan perihal gunung yang ingin kita daki atau tuju.
Agar ketika kita melakukan Pendakian gunung kita lebih menghormati local wisdom, jalur pendakian dan sebagainya. Sederhana nya kita jadi tahu, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh.
Banyak kejadian yang kecelakaan atau yang lebih parah lagi hilang di gunung karena melakukan pengetahuan perihal gunung yang ia daki atau tuju. Padahal seharusnya sebagai seorang tamu yang berkunjung ke rumah, kita analogikan saja seperti itu. Harusnya kita tahu tata Krama dan sopan santun, toh itu demi kebaikan kita juga selama pendakian gunung.
Dengan pengetahuan yang kita banyak entah lewat browsing atau bertanya kepada teman yang kita yang sudah pernah mendaki sebelum nya ke gunung itu. Kita akan mendapatkan prespektif baru, pengetahuan baru yang harus kita hormati. Toh sedikit banyak kita juga akan mendapatkan wawasan baru kan, selain footage foto di media sosial.
ADVERTISEMENTS
3. Perhatikan Peralatan pendakian yang safety dan sesuai standar.
Nggak mungkin kan kalian ke gurun Sahara pakai baju tipis? atau sebaliknya ke Hawai pakai jaket tebal. Setiap tempat ada aturan nya tentunya. Bukan sekadar fashion, pakaian yang digunakan penting lagi demi keselamatan dan kenyamanan kita juga.
Ini yang sering di lupakan para pendaki gunung ketika mempersiapkan pendakian. Ini pernah saya alami sendiri ketika mendaki salah satu gunung di Jawa barat, cuma karena saya pernah mendaki gunung itu sebelumnya, saya jadi anggap enteng.
Alhasil saya sengaja tidak bawa jaket outdoor yang saya biasa pakai ketika pendakian, dan alhasil saya jadi kedinginan, karena saat itu hujan cukup deras yang membuat suhu di gunung semakin dingin. untung ada teman saya yang bawa jaket outdoor lebih dari satu. Alhamdulillah jadi tertolong.
Padahal hanya sebuah jaket outdoor yang sengaja saya tidak bawa, tapi jadi begitu mengganggu kenyamanan ketika pendakian. Kita memang harus mempersiapkan dengan matang dan terencana peralatan apa yang kita bawa untuk individu dan juga kelompok. Jangan anggap remeh pendakian gunung, walaupun kalian sudah 3 atau 4 kali ke gunung tersebut.
ADVERTISEMENTS
4. Kurangi informasi yang subjektif
Informasi memang penting, tapi ingat informasi yang objektif perihal pendakian dan jalur pendakian. Tapi kalau ada informasi yang subjektif yang justru membuat kalian jadi kena mental, lebih baik tidak usah di ketahui dulu.
Pendakian gunung di Indonesia itu penuh dengan mitos dan stereotipe yang di bentuk masyarakat lokal maupun nasional. Pendaki yang hilang, kecelakaan, pos pendakian yang horor dan sebagainya lebih baik kalian kesampingkan dulu. Tapi jika kalian punya mental yang kuat dan gak terlalu terpengaruh dengan cerita-cerita horor di setiap gunung ya gak masalah.
Tapi buat yang penakut, lebih baik skip dulu dech informasi yang justru buat kalian over thinking dan suggest nantinya ketika pendakian. Kalian bisa kepo setelah selesai pendakian sampai rumah dengan selamat, baru bisa kalian cari-cari cerita perihal itu.
ADVERTISEMENTS
5. Izin Orang Tua
Kalau izin sama orang tua, kadang kan gak di izinin nanti. Alasan itu yang biasanya di jadikan kita untuk tidak mau minta izin kepada orang tua, makanya kadang alasan demi alasan di pakai untuk bisa pergi untuk melakukan pendakian gunung. Dari yang masuk akal sampai tidak masuk akal izin nya.
Ini penting lho!, izin orang tua, jangan dianggap remeh. Percaya saja, kalau orang tua sudah memberikan izin pendakian kita akan aman dan lancar. Kalau orang tua gak ngasih izin, ya udah batalkan saja, kan masih ada alternatif lain.
Orang tua terkadang khawatir sama kita makanya ia tidak memberikan izin, kalau kita bisa menjelaskan nya dengan pelan-pelan, yakin pasti ia akan mengerti dan paham. Bukan tanpa sebab kenapa orang tua kebanyakan melarang kita mendaki gunung, alasan terbesarnya karena stereotipe mendaki gunung itu berbahaya, penuh resiko dan kemungkinan buruk. Wajar jika orang tua kita khawatir.
Nah Hipwee travel, semoga perjalanan pendakian kalian lancar, dan semoga kalian mendapatkan keinginan kalian untuk Healing. Dan yang terpenting lagi, bawa turun sampah kita, jangan di tinggal di atas gunung, kasian nanti gunungnya jadi kotor.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”