5 Hal yang Harus Kamu Tahu dari Aksi Kamisan!

1. 1. Kenapa Hari Kamis?

Kamisan via https://www.google.com

Hari Kamis adalah hari di mana peserta aksi kamisan sepakat untuk meluangkan waktu bersama-sama melaksanakan aksi damai ini di depan istana merdeka. Istana merdeka menjadi lokasi karena merupakan pusat kekuasaan. Waktu yang ditentukan pun pukul 16.00-17.00 WIB dimana lalu lintas di depan Istana Presiden ramai oleh kendaraan pulang kerja. 

2. 2. Mengapa Serempak warna Hitam?

Kamisan hitam via https://www.google.com

Peserta Aksi Kamisan selalu mengenakan pakaian serba hitam dan mengenakan payung hitam. Hitam di sini adalah simbol perlindungan dan keteguhan iman. Sedangkan payung adalah perlindungan fisik dari hujan dan panas matahari. Selain itu warna hitam melambangkan keteguhan iman dalam mendambakan kekuatan dan perlindungan Illahi. 

3. 3. Apa Pentingnya Kamisan?

Apa Pentingnya Kamisan? via https://www.google.com

Aksi kamisan atau aksi payung hitam adalah simbol perjuangan HAM di Indoensia. Kamisan adalah tempat berteduh bagi kasus-kasus pelanggaran HAM berat. Kamisan juga merupakan upaya untuk bertahan dalam memperjuangkan mengungkap kebenaran, mencari keadilan, dan melawan lupa. 

4. 4. Kenapa Aksi Diam?

Aksi diam via https://www.google.com

Dalam aksi kamisan, peserta hanya diam dan berdiri di depan istana merdeka, tidak ada berontak ataupun orasi tentang apapun. Diam dan berdiri tidaklah berarti kehilangan hak-hak sebagai warga negara. Berdiri berarti keluarga maupun korban adalah warga negara yang tetap mampu berdiri dan memiliki hak di bumi Indonesia. Diam berarti menunjukkan diri sebagai bukan perusuh, bukan warganegara yang susah diatur, juga bukan warganegara yang membuat bising telinga, tetapi keluarga maupun korban tetap ingin menuntut pemerintah untuk tidak diam. Mereka ingin kasus ini tetap ditangani. 

5. Bagaimana Aksi Kamisan?

Aksi Kamisan via https://www.google.com

Aksi Kamisan ini konsisten dilaksanakan setiap hari kamis sejak 18 Januari 2007 hingga saat ini. Sampai Aksi kamisan ini mendapatkan Rekor (MURI) Museum Rekor Indonesia karena konsistensinya memperjuangkan keadlian selama 10 tahun. Tetapi penghargaan ini justru menjadi ironi. Sebab selama kamisan masih bergulir, selama itu pula keadilan belum ditegakkan. Korban maupun keluarga korban ingin kamisan segera berakhir. Semua ingin kamis depan tidak ada kamisan lagi.