Sepenggal Cerita tentang Bekerja di Akhir Pekan. Menyebalkan tapi Nggak Perlu Dianggap Beban!

Memang menjengkelkan tapi banyak hal indah yang ternyata bisa ditemukan!

Saya kerap kali menggerutu dan mengumpat, sesekali juga meratapi kehidupan yang menyedihkan. Termasuk keharusan untuk bekerja di akhir pekan, bekerja di hari Sabtu. Namun, saya lagi belajar untuk melhat apa yang terjadi dalam hidup dari sisi yang berbeda.

Hal ini membantu saya untuk senantiasa merasa bahagia dalam kejadian yang sangat kecil kemungkinannya untuk mendatangkan kebahagiaan. Walau bukan kebahagiaan mutlak, setidaknya saya mendapatkan perasaan yang baik. Perasaan ini akan membantu saya untuk selalu positif menyongsong masa depan yang tak pasti. 

Saat harus berangkat kerja di akhir pekan, berikut ini hal yang senantiasa membuat bahagia dan tak saya sangka :

ADVERTISEMENTS

1. Setidaknya Saya Sumber Rezeki Orang Lain

Setidaknya Saya Sumber Rezeki Orang Lain

Setidaknya Saya Sumber Rezeki Orang Lain via https://www.google.com

Sabtu pagi selalu dipenuhi rasa iri melihat saudara yang lain masih tidur nyenyak di bawah selimut tebal. Dengan agak sedikit meratap, saya melangkah ke luar rumah, menunggu di pinggir jalan, dan berharap akan diangkut angkot.

Rumah saya berada di daerah terujung kota, angkot yang lewat pasti masih kosong. Saya penumpang pertama. Saya memilih kursi yang dekat jendela sebelah kiri angkot. Sesekali sopir angkot akan menggerutu,

"Kemana orang-orang ini?"

Yang pasti, masih pulas di tempat tidur sama seperti saudara saya lainnya. Satu per satu, penumpang lain pun naik. Angkot pun makin lama makin ramai. Pernah dengar istilah, "Pembawa Rezeki"?

Saya merasa bagaikan pembawa rezeki si sopir angkot. Karena ketika saya naik, orang lain ikut naik. Ini hanya sebuah mindset yang merubah ratapan menyedihkan bekerja di akhir pekan menjadi perasaan bangga.

ADVERTISEMENTS

2. Memandang Kemegahan Masjid Agung sebagai Harapan Indah Kota ini

Memandang Kemegahan Masjid Agung sebagai Harapan Indah Kota ini

Memandang Kemegahan Masjid Agung sebagai Harapan Indah Kota ini via https://suzannita.com

Saya akan berhenti tepat di depan Masjid Agung. Sebuah pusat peribadatan yang megah. Kemegahan ini menampung begitu banyak umat-umat yang menyadari Kebesaran Pencipta.

Kesadaran manusia akan dirinya yang kecil, menghindari kita akan kesombongan dan keangkuhan yang berujung pada malapetaka. Setidaknya, manusia berkeyakinan bahwa setiap perbuatannya ada dalam pengawasan yang adil. Dimana, perbuatan buruk akan mendapat akibat yang buruk. Keyakinan ini adalah harapan indah bagi kota ini.

ADVERTISEMENTS

3. Bahkan Rumput yang Kecil pun Tak Luput dari Berkat Pencipta

Bahkan Rumput yang Kecil pun Tak Luput dari Berkat Pencipta

Bahkan Rumput yang Kecil pun Tak Luput dari Berkat Pencipta via http://tadabburhatiku.blogspot.com

Perjalanan saya ke kantor akan melewati taman kota dengan lintasan Skate Board. Pohon-pohon tinggi tua menjadi tempat berlindung di siang hari. Jalanan tak semua beraspal, di kanan kiri ditumbuhi rerumputan kecil yang mempercantik taman kota. Rumput -rumput ini liar.

Terkadang saya menyadari, bahkan rumput kecil pun tak luput dari berkat Pencipta. Rumput akan tetap menerima sinar matahari dan air hujan sebagai nutrisinya, walau ia hanya sebatang rumpt. Apalagi manusia yang merupakan makhluk paling sempurna di dunia. Tentunya bukan hanya menerima sinar matahari dan air hujan kan? Tetaplah terus merasa bersyukur.

ADVERTISEMENTS

4. Hanya Senyuman Seorang Bapak Tua Pemangkas Rambut

Hanya Senyuman Seorang Bapak Tua Pemangkas Rambut

Hanya Senyuman Seorang Bapak Tua Pemangkas Rambut via https://www.trekearth.com

Bapak tua itu membuka kios pangkas rambut kecil yang beratapkan kerindangan pohon. Dengan meja lipat serba gunanya, ia menaruh sebuah cermin kecil di atasnya. Sebuah kursi kayu lipat menjadi pasangan sang meja. Dari kejauhan bisa saya lihat, bapak tua menyisir rambutnya yang sedikit, berkali-kali sampai didapatkan keklimisan yang hakiki.

Setelah itu, ia siap memberi senyuman tulus bagi siapun yang lewat tak terkecuali saya. Mungkin hanya sebuah SENYUMAN, tapi bisa memberikan kehangatan dalam hubungan manusia yang sekarang kian mendingin. Benar pepatah yang mengatakan, kalau senyuman adalah bahasa universal.

ADVERTISEMENTS

5. Setidaknya Saya Lebih Sehat

Setidaknya Saya Lebih Sehat

Setidaknya Saya Lebih Sehat via https://www.merdeka.com

Sebenarnya turun dari angkot, saya bisa naik ojek ataupun becak. Namun saya memilih untuk berjalan kaki. Selain hemat, saya pun sehat. Berjalan kaki dan memandang sekitar merupakan kesenangan yang sederhana dalam hidup saya.

Selagi berjalan, akan ada banyak hal yang akan saya temui. Tentu saja semua ini akan mencerahkan perasaan dan tubuh saya. Perbanyaklah berjalan kaki untuk tubuh yang lebih sehat. Lalu pandanglah sekitar untuk mengamati sekitar.

Saya yakin, akan banyak hal yang bisa kita pelajari.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

maybe full of "Yin"