Palembang yang merupakan Kota Metropolitan di Indonesia terus berusaha mengembangkan diri menjadi kota maju dan terdepan. Tak heran jika kota Palembang tahun kemarin ditunjuk sebagai salah satu tuan rumah Asian Games 2018. Kota Palembang yang memiliki julukan Bumi Sriwijaya ini memiliki fakta-fakta yang tak banyak orang ketahui dan bahkan fakta itu hanya dimiliki oleh Palembang itu sendiri. Hal ini menjadikan kota Palembang memiliki keistemewaan yang dapat digunakan untuk menarik para wisatatawan. Nah, kira-kira apa saja sih fakta-fakta yang dimiliki Kota Palembang. Berikut ini fakta-fakta unik tentang kota Palembang:
ADVERTISEMENTS
1. Kota Palembang adalah kote tertua di Indonesia
Bukan Surabaya, bukan pula Jakarta tapi Palembang lah kota tertua di Indonesia yang berumur setidaknya 1382 tahun jika berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai Prasasti Kedudukan Bukit di bukit si Guntang yang bertuliskan 16 juni 682. Walaupun sudah berusia sangat lama, Palembang masih tetap bertahan dan terus melakukan perkembang disetiap bidang.
ADVERTISEMENTS
2. Kota pemilik LRT pertama di Indonesia
Kareta ringan atau Light rail transit (LRT) secara resmi di operasikan di Palembang . LRT pertama di Indonesia tersebut akan menjadi sejarah baru bagi dunia transportasi di Indonesia. Dibangun sejak tahun 2015 , LRT Palembang sudah beroperasi pada asian games 2018 tepatnya 15 juli, mendahului LRT yang ada di Jakarta yang di resmikan pada agustus . LRT di Palembang memiliki panjang jalur sekitar 22,3km yang akan bergerak dari bandara sultan Mahmud Badarudin II melewati kawasan Jakabaring Sport City dan berakhir di Stasiun DJKA. Nah, siapa nih yang belum naik LRT, mau naik LRT makanya ke Palembang. Seru kali lho!
ADVERTISEMENTS
3. Jembatan Ampera adalah jembatan tercanggih ketika dibangun
Jembatan Ampera adalah salah satu ikon yang dimiliki kota Palembang. Nama ampera merupakan singkatan dari (amanat penderitaan rakyat). Pembangunan jembatan ini di mulai pada bulan april 1962 setelah mendapat Persetujuan dari Presiden Soekarno. Keistemewaan dari jembatan ini pada awalnya, bagian tengah dan bagian belakang serta bagian depan badan jembatan ini dapat diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat dibawahnya tidak tersangkut badan jembatan. Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis, dua bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton di dua menaranya. Kecepatan pengangkatan sekitar 10 meter permenit dengan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan selama 30 menit. Pada saat bagian tengah jembatan diangkat kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan dengan tinggi maksimum 44,50 meter, bisa lewat mengarungi Sungai Musi. Bila bagian tengah jembatan ini tidak diangkat , tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah jembatan Ampera hanya Sembilan meter dari permukaan air sungai. Sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi karena di anggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya.
ADVERTISEMENTS
4. Kota yang mempunyai Al-Quran terbesar di dunia
Al-quran al-akbar merupakan al-quran ukiran kayu yang terbesar di dunia yang berada di kota Palembang. Al-quran al akbar atau yang juga sering disebut al-quran raksasa yang berada di kota Palembang yang beralamatkan di pondok Pesantren al Ihsaniyah Gandus Palembang. Terdapat 30 jus ayat suci al-quran yang berhasil dipahat/diukir ala khas Palembang dalam lembar kayu dan menghabiskan kurang lebih 40 meter kubik kayu tembesu dengan biaya tidak kurang Rp 2 miliar, di mana masing-masing lembar ukuran halamanya 177 x 140 x 2.5cm dan tebal keseluruhannya termasuk sampul mencapai 9 meter.
ADVERTISEMENTS
5. Nama pempek berasal dari nama sebutan orang Tionghoa
Tidak lengkap rasanya membahas tentang kota Palembang jika tidak membahas pula tentang pempek. Makanan khas kota Palembang yang sangat terkenal se antero jagad ini. Namun tak banyak yang tahu Jika pempek ini berasal dari nama-nama sebutan orang Tionghoa. Menurut sejarahnya, Nama empek-empek atau pempek di yakini berasal dari sebutan apek atau pek-pek, yaitu sebutan untuk Paman atau lelaki tua Tionghoa. Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas di goreng dan di pindang. Ia kemudian mencoba alternatif Pengolahan lain. ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru tersebut dijajakan dengan bersepeda keliling Kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan “pek… apek” maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”