5 Fakta Kontra Nan Unik Antara Si Sulung dan Si Bungsu

“Kok nilai kamu cuma segini? Lihat tuh kakak kamu, nilainya A semua!”

“Kamu jadi orang jangan pendiam gitu. Kayak adik kamu, dong! Supel.”

Pernah mendengar ucapan orangtua seperti di atas? Ya, si sulung dan si bungsu. Meskipun terlahir dari orangtua yang sama, tak berarti mereka adalah dua sosok pribadi yang pasti serupa. Si bungsu memang kerap kali menjadikan si sulung sebagai role model. Tapi pada dasarnya, mereka ini tetaplah dua manusia yang berbeda.

Perbedaan kepribadian antara si sulung dan si bungsu merupakan sebuah topik yang menarik untuk diulas. Seperti sebuah studi yang dibahas oleh Sulloway tentang birth order . Perlu diingat, hubungan antara urutan kelahiran dengan kepribadian dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis kelamin dan perbedaan usia. Jadi, memang tidak bisa digeneralisasikan ke semua orang. Tapi ketika masih kecil, si sulung pasti sering merasa iri dan cemburu dengan si bungsu. Meskipun begitu, si bungsu juga sesungguhnya diam-diam mengagumi si sulung. Setuju?

Di artikel terdahulu, Hipwee pernah membahas tentang kualitas si anak sulung dan si anak bungsu. Kali ini, Hipwee akan menjabarkan 5 fakta kontra antara si sulung dan si bungsu yang membuat mereka begitu berbeda, tapi tetap saling melengkapi.

 <>1. Si sulung adalah sosok pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab. Sedangkan si bungsu itu paling sulit diatur dan sangat mencintai kebebasan.
Si bertanggung jawab vs si pecinta kebebasan

Si bertanggung jawab vs si pecinta kebebasan via http://elitedaily.com

Sejak kecil, anak sulung sebagai anak tertua sudah pasti mengemban tanggung jawab tak tertulis untuk ikut menjaga adik kecilnya. Ingin menolak pun mereka tidak bisa. Sebab tugas ini merupakan titah dari sang orangtua. Jadi sedari mereka kecil, si sulung sudah belajar untuk bertanggung jawab tidak hanya terhadap diri sendiri, tapi juga terhadap orang lain.

Kesadaran akan tanggung jawab yang sudah tertanam sejak usia dini inilah yang menjadikan para sulung tumbuh sebagai sesosok pribadi yang bertanggung jawab dan dewasa. Namun terkadang, kepatuhan terhadap peraturan ini bisa juga membuat mereka menjadi seseorang yang terlalu kaku.

Berbeda dengan si sulung, para anak bungsu justru umumnya dibesarkan dengan beban tanggung jawab yang minim sekali. Tak bisa dipungkiri, orangtua biasanya menerapkan pola asuh yang lebih lunak untuk si bontot ini. Inilah alasan kenapa si bungsu merupakan makhluk yang mencintai kebebasan dan lebih sulit diatur.

Bagi para bungsu, peraturan itu sifatnya fleksibel. Mereka tidak suka dikekang dan cenderung bertindak sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Meskipun terlihat seperti kualitas negatif, tapi sesungguhnya sifat si bungsu yang satu ini juga memberikan dampak yang positif, lho.

Si sulung bisa mengajarkan pentingnya sebuah tanggung jawab. Dan si bungsu akan mengingatkan indahnya sebuah jiwa yang bebas.

<>2. Kalau para sulung itu kaum intelek yang kritis, para bungsu merupakan kaum kreatif yang artistik.
Si intelek vs si kreatif

Si intelek vs si kreatif via http://www.stanliuphotography.com

Sebuah studi yang dilakukan oleh Francis Galton pada tahun 1874 menyatakan bahwa si sulung biasanya akan lebih sukses dalam bidang akademis. Pada umumnya, orangtua juga akan lebih mendorong si sulung untuk bisa berprestasi di sekolah. Ekspektasi yang lebih tinggi ini dikarenakan orangtua berharap supaya si bungsu bisa mencontoh prestasi si sulung.

Memang pernyataan ini tidak bisa dianggap benar secara mutlak dan pasti berlaku bagi semua orang. Ada banyak faktor lain yang mempengaruhi tingkat intelijensi seseorang. Tapi berdasarkan studi tersebut, tidak heran kalau para sulung sering berpikir secara kritis, pandai menganalisis suatu masalah, dan sangat menyukai hal-hal yang berbau ilmiah.

Tapi, bukan berarti anak bungsu itu tidak pandai, ya. Hanya saja, berbekal sifat mereka yang mencintai kebebasan, para bungsu justru lebih tertarik menekuni bidang yang membutuhkan kreativitas. Ketidaksukaan mereka terhadap peraturan yang membatasi inilah yang membuat para bungsu mampu berpikir out of the box. Kecintaan mereka terhadap kebebasan jugalah yang akan mempertajam sisi kreatif dan artistik si bungsu ini.

Si sulung akan berkutat dengan logika dan menyuarakan fakta-fakta. Sedangkan, si bungsu akan bermain dengan imajinasi dan menghasilkan karya seni.

<>3. Untuk soal pekerjaan, banyak dari mereka yang sulung masuk ke dalam jajaran eksekutif profesional dan mereka yang bungsu berkecimpung dalam bidang seni.
Si eksekutif vs si seniman

Si eksekutif vs si seniman via http://www.pinterest.com

Berdasarkan pola pikir mereka yang kritis dan daya analisis yang tinggi, mayoritas dari para sulung akan memilih pekerjaan yang berhubungan dengan sains. Sifat si sulung yang terorganisir juga membuat mereka cenderung memilih pekerjaan yang mempunyai struktur hirarki yang jelas. Makanya, banyak anak sulung akan bekerja sebagai kaum eksekutif profesional, seperti pengacara, ilmuwan, arsitek, konsultan, dan sejenisnya.

Nah, kalau si sulung biasanya masuk ke dalam jajaran profesi yang elite dan ber-prestige tinggi, beda halnya dengan si bungsu. Kembali lagi ke sifat dasar si bungsu yang menyukai kebebasan dan sulit berkompromi dengan aturan. Atas dasar inilah, para bungsu cenderung merasa jengah jika harus bekerja dengan pola pikir yang terstruktur.

Mereka biasanya akan memilih untuk menekuni pekerjaan dimana mereka dapat mencurahkan segala kreativitas dan kebebasan berekspresi. Profesi di bidang seni sering kali menjadi pilihan para bungsu.

Si sulung dengan pekerjaannya yang membutuhkan daya analisis tinggi dan si bungsu dengan pekerjaannya yang memerlukan daya imajinasi tinggi.

<>4. Para sulung ialah seorang pekerja keras yang disiplin. Sementara itu, para bungsu adalah orang yang santai dan family-oriented.
Si pekerja keras vs si santai

Si pekerja keras vs si santai via http://nicolassage.com

Dibesarkan oleh orangtua dengan pola asuh yang ketat membuat si sulung menjadi seseorang yang disiplin dan berkemauan kuat. Menurut sebuah penelitian, para anak sulung merupakan orang-orang yang achievement-oriented. Ketika mereka sudah menentukan suatu tujuan, para sulung akan dengan teguh hati terus berusaha mencapai target mereka.

Si sulung merupakan pribadi yang pekerja keras, dominan, dan mempunyai ambisi yang kuat. Tapi hati-hati, ya. Jangan sampai jadi terlalu dominan dan ambisius.

Sebaliknya, si bungsu mempunyai perasaan dan pemikiran yang lebih lembut ketimbang si sulung. Bukan berarti si bungsu sama sekali tidak punya ambisi. Tapi, si bungsu ini cenderung lebih santai dalam melakoni proses pencapaian target tersebut. Mereka menjalankannya dengan lebih perlahan dan tidak terburu-buru.

Namun tak bisa disangkal, para bungsu biasanya lebih tidak disiplin. Mereka juga cenderung mempunyai daya juang yang tak sekuat si sulung. Inilah yang menjadi faktor yang membedakan si sulung dan si bungsu dalam proses mengejar dan memenuhi target. Tapi percayalah, si bungsu juga bisa sukses dengan gaya mereka sendiri.

Para bungsu ini juga dikenal sebagai kaum yang family-oriented. Mereka biasanya lebih mengutamakan kepentingan keluarga dibandingkan pencapaian karir diri sendiri.

Si sulung itu merupakan pribadi yang achievement-oriented. Sedangkan si bungsu ialah kaum yang family-oriented.

<>5. Berbeda dengan si bungsu yang heboh dan spontan. Pembawaan si sulung selalu kalem dan penuh perhitungan.
Si kalem vs si heboh

Si kalem vs si heboh via http://heyaikaa.tumblr.com

Sudah jadi rahasia umum kalau si bungsu itu biasanya mempunyai sense of humor yang bagus. Mereka sebagai ‘bayi’ dalam keluarga kerap kali melakukan berbagai tindakan atau melontarkan kata-kata yang mengundang tawa. Para anak bungsu itu merupakan pribadi yang fun-loving dan risk-taking. Mereka cenderung tidak mempertimbangkan suatu tindakan secara matang.

Si bungsu juga termasuk orang-orang optimis yang selalu dapat melihat sisi positif dari setiap masalah yang ada.

Tapi, kehebohan dan spontanitas si bungsu ini justru sering membuat si sulung pusing tujuh keliling. Mungkin karena mereka tak habis pikir bagaimana bisa si bungsu begitu rileks dalam menjalani hidup yang penuh tantangan ini. Memang betul, pembawaan si sulung sungguh berbeda dengan si bungsu.

Para sulung itu sangat berhati-hati dalam mengambil setiap tindakan. Mereka lebih cemas, penuh perhitungan, dan berusaha menimimalisir risiko yang mungkin terjadi. Pembawaan si sulung juga biasanya kalem, berbeda dengan si bungsu yang heboh itu.

Si bungsu mencerminkan pribadi yang spontan dan optimis. Meskipun begitu, si sulung juga mengajarkan perlunya mempertimbangkan sesuatu dari segala sisi sebelum mengambil sebuah tindakan.

 

 

Nah, itulah 5 perbedaan antara si sulung dan si bungsu. Coba bayangkan kalau di dalam satu keluarga, semua anak mempunyai pola pikir dan cara bertindak yang sama. Sungguh monoton bukan? Perbedaan si sulung dan si bungsu ini akan membawa keseimbangan dalam sebuah keluarga.

Kunci yang terpenting ialah saling memahami. Belajarlah dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki satu sama lain. Dan jangan berusaha untuk menyamakan mereka. Karena mereka memang adalah dua pribadi unik yang berbeda. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nature admirer. Badminton lover. Tea person.

19 Comments

  1. Riska Papalangi berkata:

    hehehee.. bener jugaa..

  2. Mas Aji Adi P berkata:

    Bener banget ini! hahahaha

  3. Imam Darus berkata:

    Wah, saya malah kebalik banget -_-

  4. Annisa Clara berkata:

    bener bangettt

  5. Keumala Ayucita berkata:

    Justru kebalikannya.. wkwkwkwk 😀