5 Cara Terbaik untuk Orangtua dalam Mendidik Anak SD Kelas 1

Anak masuk ke SD tentu menjadi kebahagiaa tersediri bagi kedua orangtuanya. Yaitu momen peralihan anak dari Taman Kanak-Kanak (TK) menuju ke Jenjang Sekolah Dasar (SD).

Seperti yang ketahui ketika masih berada di TK, anak mulai diperkenalkan terhadap berbagai konsep dasar secara akademis, seperti angka, huruf hingga warna. Dan diajar tentang bagaimana cara membaca, menulis, dan berhitung, Ketika anak sudah beranjak ke bangku SD, dirinya akan dituntun untuk semakin familiar terhadap konsep dasar tersebut. 

Di masa peralihan ini, anak-anak akan menjalani proses belajar atau metode berbeda dari sebelumnya. Bahkan anak akan dituntun untuk belajar melalui sebuah proyek, permainan hingga mengasah otak melalui buku-buku bergambar dan buku tentang dongeng.

ADVERTISEMENTS

1. Menerapkan durasi belajar secara bertahap

Foto oleh Mikhail Nilov dari Pexels

Foto oleh Mikhail Nilov dari Pexels via https://images.pexel.com

Masa peralihan dari TK menuju SD bagi anak-anak tentu tidak mudah karena perlu ada adaptasi. Orangtua bisa menerapkan durasi belajar secarap bertahap contohya Tetapkan rutinitas belajar anak dengan durasi secara bertahap misalnya dari 15 menit sehari, 30 menit hingga 45 menit.

Durasi belajar kepada anak-anak yang baru masuk kelas 1 SD perlu diterapkan secara bertahap. Orangtua juga harus memantau perkembangan si Anak dan selalu usahakan dirinya sudah terbiasa dengan satu durasi belajar sebelum nantinya ditingkatkan ke durasi selanjutnya. 

Dalam proses durasi ini, peran Oragtua cukup penting sebagai proses pendampingan dan pemahaman anak ketika menyerap pelajaran. 

ADVERTISEMENTS

2. Perlu ada selingan selama proses belajar

Foto oleh Monstera dari Pexels

Foto oleh Monstera dari Pexels via https://images.pexel.com

Anak yang sudah masuk kelas 1 SD tentu membutuhkan pendampingan dari orangtuanya. Tak jarang anak-anak pun bisa merasa bosan karena harus belajar atau mengerjakan tugas sekolah. 

Untuk itu, orangtua perlu sekali memberikaan selingan ketika anak belajar. Tujuannya agar meningkatkan minat serta keinginan si Anak saat proses belajar. Selain aktivitas belajar akademis, usahakan juga memberi waktu bermain atau kegiatan lain untuk anak. Misalnya kegiatan musik, olahraga atau berkarya seni. Hal ini penting karena di usia ini anak masih butuh mengembangkan berbagai keterampilan lainnya, keterampilan sosialisasi serta seni yang dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi.

Perlu dipahami bahwa berbagai kegiatan selingan ini juga cukup bermanfaat sebagai sumber stimulasi dalam eksplorasi untuk si Anak. Secara tidak langsung kegiatan lain selain belajar seperti pengetahuan, informasi dan pengalaman hidupnya dapat mendukung kemampuan akademis. 

ADVERTISEMENTS

3. Mendampingi anak sebagai proses penyesuaian diri

Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels

Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels via https://images.pexel.com

Saat masuk ke tingkat SD, anak akan mulai diperkenalkan serta menerapkan berbagai kebiasaan baru di sekolah seperti: 

  • Belajar memahami aturan dan rutinitas belajar di kelas,
  • dituntut untuk lebih melatih kemandiriannya menjadi lebih matang, 
  • duduk memperhatikan pelajaran dalam jangka waktu tertentu, 
  • belajar beradaptasi dan bersosialisasi dengan teman-teman sekelas, 
  • bekerja sama antar kelompok.

Berbagai kebiasaan baru yang akan diterapkan anak-anak ketika masuk kelas 1 SD perlu diimbangi dengan pendampingan orangtua. Ini sangat penting karena secara tidak langsung dapat membantu proses penyesuaian diri anak di usianya dalam menjalani pembelajaran akademis maupun di luar akademis

 

ADVERTISEMENTS

4. Membuat jadwal belajar menjalani lebih rutin

Foto oleh Artem Podrez dari Pexels

Foto oleh Artem Podrez dari Pexels via https://images.pexel.com

Demi membangun kebiasaan anak untuk lebih rutin belajar, Orangtua perlu pelan-pelan menerapkan sistem pembelajaran yang baik. Bahkan jadwal ini bisa ditempel atau dihias pada dinding dekat meja belajaranya, sehingga si Anak menjadi lebih bersemangat. 

Selain itu, orangtua perlu menerapkan konsekuensi serta reward bagi anaknya. Jika si Anak dapat konsisten dalam memenuhi jadwal belajar yang ada, maka bisa diberikan reward tertentu sebagai cara ketika ingin memotivasi anak rajin belajar. 

Reward tidak melulu berupa materi, namun dapat berupa social reward. Mulai dari sebuah pujian, pelukan ataupun Mama bisa melakukan kegiatan-kegiatan menyenangkan yang selalu disukai anak. Dengan begitu jadwal belajar yang dibuat rutin dapat membantunya lebih konsisten. 

ADVERTISEMENTS

5. Menerapkan waktu istirahat agar anak tidak bosan

Foto oleh cottonbro dari Pexels

Foto oleh cottonbro dari Pexels via https://images.pexel.com

Saat mendidik anak untuk belajar usahakan tidak terlalu keras, Perlu sekali tetap menerapkan waktu istirahat ketika si Anak mulai bosan atau lelah. Selain itu, tetapkan juga 'pause time' untuk proses belajar anak. Misalnya, bagi tugas menjadi beberapa bagian yang harus diselesaikan anak. Kemudian ketika anak telah menyelesaikan setiap bagian, ia diperbolehkan untuk minum, bermain ataupun sekedar take a break dari tugas yang dikerjakannya selama beberapa saat seperti 5-10 menit. Setelah itu, anak dapat kembali mengerjakan tugas lain.

Disaat sedang istirahat anak diusahakan jagan bermain Gadjet dan menonton TV Hal ini bertujuan agar si Anak tetap mau kembali belajar setelah beristirahat. 

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

lahir di Yogyakarta tinggal di Pekalongan